Jakarta, Kabariku- Negara Republik Indonesia menganut sistem Pemerintahan Presidensial. Dimana kedudukan Presiden merupakan Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan.
Setidaknya hal itu disampaikan Koordinator SIAGA 98, Hasanuddin yang mengatakan, dalam sistem Presidensial kedudukan Presiden kuat, namun tidak ada artinya jika kepemimpinannya lemah.
“Sistem presidential ini sangat strategis bagi presiden membawa Bangsa Indonesia agar maju dan bersaing dengan negara-negara lain,” kata Hasanuddin di Jakarta. Senin (10/7/2023).
Dan, menurut Hasanuddin, Presiden Jokowi telah meletakkan dasar kepemimpinan yang kuat dalam sistem Presidential.
“Presiden Jokowi tidak bisa di dikte oleh partai, dan kekuatan manapun. Ia bersandar pada kehendak umum, yaitu Rakyat Indoensia,” tegas Hasanuddin.
Sebab, lanjut dia, Presiden dipilih oleh rakyat secara langsung melalui Pemilu.
“Siapapun kelak memimpin bangsa Indonesia ini ke depan, harus mencontoh kepemimpinan kuat dari sosok Jokowi,” cetusnya.
Dan sebab itu, Hasanuddin menegaskan, agar Indonesia Maju kedepan, maka Calon Presiden nanti haruslah memiliki kepemimpinan yang kuat dan memiliki karakter.
“Sejatinya, kita juga memiliki karakteritik kepemimpinan seperti ini, yaitu Megawati Soekarnoputri, sayang beliau tidak maju lagi, dan memilih sebagai negarawan,” ucap Hasanuddin.
“Jadi, bukan partai politik yang kuat,” imbuhnya.
Pun agar wakil rakyat tersebut bersikap kritis terhadap pemerintah untuk check and balances terhadap keadaan.
“Sistem Presidensial ini, memberikan peluang bagi partai politik yang kuat berada di parlemen,” tandasnya.***
Red/K.000
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post