Garut, Kabariku – Garut kini memiliki Bank Sampah yang baru berdiri dengan nama Bank Sampah Garut. Inisiatif pendirian bank sampah ini digagas oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang lebih baik.
Untuk menyosialisasikan pendirian Bank Sampah Garut, DLH mengundang para pengelola bank sampah dari berbagai kecamatan, serta pengelola sampah di tingkat desa dan RW. Pertemuan ini digelar di Aula DLH Garut pada Rabu, 14 Februari 2025.

Dalam kesempatan tersebut, Bank Sampah Garut menghadirkan Sri Devi Mulyanti, S.Pd., pengelola Bank Sampah Induk Kabupaten Ciamis, sebagai narasumber. Devi memaparkan cara kerja bank sampah dan pentingnya edukasi bagi masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan serta memahami cara memilah sampah yang benar.
Bank Sampah Induk Kabupaten Ciamis sendiri dikenal sebagai salah satu bank sampah yang sukses di Indonesia dengan lebih dari 300 unit tersebar di berbagai kecamatan di Ciamis dan sebagian di Kabupaten Tasikmalaya. Devi menekankan bahwa bank sampah berbeda dengan pengepul rongsokan karena memiliki sistem pencatatan dan manajemen yang lebih transparan serta berfokus pada edukasi masyarakat.
Tantangan dalam Pengelolaan Sampah
Dalam diskusi, Ketua Rumah Sampah Salarea, Rismanto, mengajukan pertanyaan penting mengenai sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi. Menurutnya, semangat pengelolaan sampah adalah kecintaan terhadap lingkungan, sehingga perlu ada solusi untuk sampah yang tidak memiliki nilai jual agar tidak mencemari lingkungan.
“Jika bank sampah hanya menangani sampah yang memiliki nilai ekonomi, lantas bagaimana sampah residu yang tak memiliki nilai ekonomi,” ungkap Rismanto.
Menanggapi hal tersebut, Kabid Sampah DLH Garut, Nanang, mengakui bahwa sampah residu yang tidak memiliki nilai ekonomi merupakan tantangan besar bagi semua pihak, termasuk Bank Sampah Garut yang baru berdiri.
Hal ini juga diamini oleh Ketua Bank Sampah Garut, Pahrevi Firdaus, yang menyatakan bahwa semua masukan dalam pertemuan tersebut akan menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan mekanisme operasional bank sampah di Garut.
“Bank Sampah Garut masih dalam tahap awal dan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk menjalankan misinya dalam mengelola sampah dengan baik, sehingga dapat mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang semakin jenuh,” ujarnya.
Dari pertemuan ini disimpulkan bahwa bank sampah sangat diperlukan untuk memanfaatkan nilai ekonomi dari sampah sekaligus mengurangi beban TPA. Namun, di saat yang sama, perlu ada strategi khusus dalam menangani sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi agar lingkungan tetap terjaga dengan baik.***
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post