Jakarta, Kabariku- Mahkamah Agung (MA) memangkas hukuman untuk istri Ferdy Sambo yakni Putri Candrawathi, dari 20 tahun menjadi 10 tahun penjara.
Dalam putusan kasasinya, majelis hakim MA yang diketuai oleh Suhadi dengan hakim anggota Suharto, Jupriyadi, Desnayeti, dan Yohanes Priyana mengemukakan dua alasan utama yang meringankan hukuman untuk istri mantan Kadivpropam Polri itu.
Pertama, Putri Candrawathi bukan inisiator sehingga tidak terlibat langsung dalam tindak pidana pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
“Terdakwa bukan sebagai orang yang terlibat langsung melakukan pembunuhan terhadap korban karena yang melakukan penembakan terhadap korban adalah saksi Richard Eliezer Pudihang Lumiu dan saksi Ferdy Sambo,” ungkap majelis hakim dalam amar putusannya dikutip Selasa, 29 Agustus 2023.
Kedua, terpidana memiliki empat anak yang masih sangat membutuhkan perhatian seorang ibu, tertama anak bungsu yang masih berusia tiga tahun.
Dengan alasan-alasan tersebut, maka majelis hakim bersepakat menganulir putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memvonis Putri Candrawathi dengan hukuman penjara 20 tahun.
Putusan kasasi MA yang memangkas hukuman penjara untuk Putri Candrawathi ini diunggah di situs Mahkamah Agung pada Senin, 28 Agustus 2023
Menurut majelis hakim, sejak awal Putri pun sudah memberi tahu suaminya, Ferdy Sambo bahwa ia ingin permasalahan dapat diselesaikan dengan baik tanpa kekerasan.
“Bahkan pada waktu di Magelang terdakwa telah berinisiatif memanggil korban dan memaafkan perbuatan korban,” tulis amar putusan tersebut.
Mahkamah Agung RI memangkas hukuman untuk Putri Candrawathi di tingkat kasasi pada Selasa, 8 Agustus 2023.
Selain Putri Candrawathi, MA juga memangkas hukuman tiga terdakwa lainnya, yakni Ferdy Sambo, Ricky Rizal Wibowo, dan Kuat Ma’ruf.
Ferdy Sambo yang merupakan aktor utama dalam pembunuhan berencana Brigadir J, mendapat keringanan hukuman menjadi seumur hidup dari sebelumnya hukuman mati.
Kemudian Ricky Rizal yang divonis 13 tahun penjara dipangkas menjadi 8 tahun penjara. Kuat Maruf yang sebelumnya mendapatkan hukuman 15 tahun penjara menjadi 10 tahun saja.
Sementara Bhayangkara Dua Richard Eliezer Pudihang Lumiu tidak mengajukan banding sejak tingkat pertama. Ia hanya mendapatkan vonis satu tahun enam bulan penjara.
Richard yang menjadi justice collaborator dalam pembunuhan tersebut, mendapatkan hukuman paling ringan.***
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post