KABARIKU – Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko akhir-akhir ini mendapat serangan bertubi-tubi. Tidak hanya serangan dari kalangan oposisi berupa fitnah dalam kasus Jiwasraya, ternyata dari dalam lingkungan relawan pun serangan itu datang. Serangan internal itu berwujud dalam upaya menihilkan peran Moeldoko dalam kemenangan Jokowi di pilpres lalu.
Menanggapi manuver tersebut, pengamat politik dari Aktivis 98 Sulaiman Haikal sangat menyayangkan jika dari internal relawan pendukung Jokowi sendiri ada yang tidak mampu melihat langkah-langkah strategis yang dilakukan Moeldoko dalam mengawal kemenangan Jokowi.
“Moeldoko memang figur pendiam dan pelit bicara sehingga terkesan misterius. tapi silent operation-nya berdampak signifikan dalam memenangkan Jokowi,” kata Haikal, Rabu (22/1/2020).
Haikal yang juga Wasekjen RèJO merinci lebih lanjut apa saja gerakan Moeldoko dalam mengawal dan memenangkan Jokowi. Berikut beberapa di antaranya.
Pertama, Moeldoko berhasil meredam pengaruh di TNI yang ingin menarik-narik TNI ke dalam arena politik, memanfaatkan sentimen yang terbangun dalam Pilkada Gubernur DKI 2017 lalu.
“Dengan pengaruh, jaringan, dan wibawanya sebagai mantan Panglima TNI, kolaborasi Moeldoko bisa meredam pengaruh tersebut dan membantu mendisiplinkan barisan TNI agar tetap solid dan profesional di ranah pertahanan,” tutur Haikal.
Kedua, sejak mengepalai KSP, Moeldoko sukses menjadikan KSP sebagai lembaga yang bergengsi dan berwibawa. KSP lantas menjadi lebih disegani dan terlibat sangat intens dalam mengawal kinerja kabinet di masa pemerintahan Jokowi – JK.
“Makanya tak heran jika pak Moledoko mengadakan assessment ketat dalam rekrutmen staf di KSP. Beliau sangat mengerti, ini lembaga vital kepresidenan yang pasti disorot dari dalam dan luar negeri,” katanya.
Ketiga, loyalitas tanpa batas yang ditunjukkan Moeldoko, dan gesture serta attitude nya dalam membantu Presiden Jokowi. Hal ini membuat Jokowi sangat nyaman dan terbantu dalam bekerja.
“Nah hal-hal ini yang kadang jarang disadari oleh beberapa pihak. Upaya mencoba memisahkan Jokowi dari Moeldoko hanya merupakan langkah blunder, dan malah menambah-nambah kesulitan buat pak Jokowi dalam bekerja” tutup Haikal. (Has)