Sekolah Rakyat bukan hanya program pendidikan biasa, namun menjadi bagian dalam pengentasan kemiskinan sesuai Inpres Nomor 8 Tahun 2025. Sekolah Rakyat mencetak siswa menjadi agen perubahan untuk memutus rantai kemiskinan.
“Kita harapkan nanti anaknya kalau lulus itu bisa jadi agen perubahan, tidak saja membantu orang tuanya, aa juga bisa memberikan inspirasi kel
lingkungannya untuk berubah,” kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) saat hadir dalam talkshow ‘Jejak Pradana’ di Gedung Trans Media, Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Acara ini merupakan wadah strategis untuk menjembatani komunikasi antara pemerintah dan publik, dipandu langsung oleh Pemimpin Redaksi Detik.com Alfito Deannova Gintings.
Gus Ipul menambahkan, Sekolah Rakyat merupakan pendidikan berasrama gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin yang masuk dalam Desil 1 dan 2 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Tidak hanya anak yang disekolahkan, orangtuanya juga akan mendapatkan program pemberdayaan.
“Anaknya sekolah di situ, orang tuanya diberdayakan, supaya orang tuanya nanti bisa jadi keluarga yang mandiri, kalau rumahnya tidak layak huni, nanti akan diintervensi dengan program Presiden yang merupakan program unggulan untuk renovasi rumah tidak layak huni,” jelasnya.
Sekolah Rakyat rintisan beroperasi secara bertahap, dimulai pada Juli di 63 titik, Agustus di 37 titik, dan September di 65 titik. Dengan demikian, total 165 titik Sekolah Rakyat Rintisan tersebar di Seluruh Indonesia telah beroperasi tahun ini. “Beroperasi dengan kapasitas siswa sekitar mencapai hampir 16.000 siswa, seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke,” kata Gus Ipul.
Lebih lanjut, ia menjelaskan Sekolah Rakyat memiliki konsep asrama atau boarding school sehingga semua kebutuhan siswa akan disediakan dan ditanggung oleh negara. “Dicukupi semua kebutuhan makanan, seragam sekolah, kemudian sarana-perasana belajarnya, semuanya itu ditanggung oleh negara,” pungkasnya.
Gus Ipul menjelaskan dengan konsep berasrama, tentu akan ada dinamika dalam penyelenggaraannya khususnya pada proses adaptasi siswa. Namun hal tersebut mampu diatasi dengan baik berkat peran Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan (Tendik).
“Semua dinamika itu ya paling enggak bisa ditangani ya oleh para Kepala Sekolah, para guru. Ini guru-gurunya, Kepala Sekolahnya juga mereka-mereka yang selama ini punya tekad yang luar biasa untuk mengabdi di sekolah rakyat dengan tantangan yang mereka sudah perhitungkan sebelumnya,” urainya.
Proses seleksi guru dan tenaga pendidik Sekolah Rakyat tidak dilakukan sembarangan, karena selain harus mempunyai kapasitas, mereka juga harus mempunyai empati. Sebelum pelaksanaan Sekolah Rakyat, guru dan tendik juga sudah lebih dulu mengikuti pembekalan.
“Alhamdulillah ya jadi proses seleksinya berjalan dengan baik, terpilih orang-orang yang menurut saya sudah punya kapasitas untuk menjadi guru atau menjadi tenaga kependidikan, karena sebelum mereka bekerja, kita lakukan juga pembekalan atau retret bersama-sama dengan narasumber yang memang punya kompetensi untuk mengajari mereka,” katanya.
Sekolah Rakyat bukan hanya hasil kerja dari Kemensos, namun banyak Kementerian-Kementerian lain yang terlibat dalam penyelenggaraannya. Disamping itu, Tim Formatur Sekolah Rakyat di bawah kepemimpinan Prof. Muhammad Nuh juga berperan penting dalam program ini.
“Ada juga tim ahli yang memang mendampingi kami sejak awal yaitu di bawah kepemimpinan Prof. Muhammad Nuh, yang ini juga menjadi sangat penting buat kami ya, untuk memastikan bahwa perencanaan, sampai pelaksanaan, dan evaluasinya, bisa diukur dengan baik. Jadi itu yang membuat tantangan-tantangan kita ini jadi bisa kita atasi,” kata Gus Ipul.
Terakhir, Gus Ipul menjelaskan Sekolah Rakyat juga mempersiapkan hilirisasi siswa setelah lulus dari Sekolah Rakyat, baik yang akan melanjutkan pendidikan maupun bekerja.
“Jadi kalau memang yang anak-anak punya minat bakat untuk melanjutkan kuliah, sesuai arahan presiden akan dikawal, mereka akan dikawal dan bahkan kita sudah bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi yang mungkin nanti cocok dengan mereka. Nanti yang ingin bekerja, nanti kita di tahun kedua, akan mulai kita arahkan dia sesuai dengan minat dan bakatnya, sesuai dengan keterampilannya,” pungkasnya.***
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post