Realisasikan Program Kerja, DPC PPKHI Garut Buka Bersama dan Santuni Kaum Dhuafa serta Anak Yatim

Garut, Kabariku- Dewan Pimpinan Cabang Perkumpulan Pengacara dan Konsultan Hukum Indonesia (PPKHI) Kabupaten Garut mengundang puluhan anak yatim dan kaum Dhuafa untuk Buka Puasa Bersama (Bukber).

Acara yang dikemas dengan pemberian santunan kepada anak anak yatim dan kaum duafa ini berlangsung di Kantor Hukum Budi Rahadian, SH & Rekan, di Jalan Raya Karangpawitan No. 173 Garut, Jawa Barat ini disambut dengan keceriaan dan kegembiraan. 

Advertisement. Scroll to continue reading.

Selaku ketua DPC PPKHI Kabupaten Garut, Budi Rahadian, SH., didampingi Sekretaris, Evan Saepul Rohman, dan Bendahara, Asep Saeful Malik, menjelaskan, kegiatan DPC PPKHI ini selain bertujuan untuk memperoleh keberkahan di bulan suci Ramadhan serta meningkatkan kepedulian sosial.

“Kegiatan ini juga dilaksanakan dalam rangka melaksanakan Program Kerja Organisasi, menyisihkan sebagian harta dan berbagi ke sesama sebagai bentuk kepedulian sosial,” ucap Budi Rahadian disela kegiatannya.

Harapan dari pelaksanaan kegiatan, kata Budi Rahadian, Perintah Puasa sebagaimana diterangkan dalam Al Qur’an Surat Al-Baqoroh ayat 183 adalah seruan agar orang-orang yang beriman menjadi orang yang bertaqwa.

“Bahwa salah satu ciri orang yang bertaqwa adalah orang yang mampu mendermakan (menginfakan) hartanya dalam keadaan lapang maupun sempit (Qur’an Surat Al Imran ayat 134). Sebagaimana dijabarkan dalam Surat Al-Imram ayat 134 menyebutkan ada 3 (tiga) ciri orang bertaqwa yaitu: Mereka yang mampu mendermakan hartanya dalam keadaan lapang (ada) maupun sempit (kekurangan), orang yang mampu mengendalikan hawa nafsu dan orang yang mampu memaafkan kesalahan orang lain,” terangnya.

Lanjut budi rahadian, bahwa Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan dan magfirah (ampunan).

“Bulan Ramadhan adalah bulan diqobulkannya do’a. Rosululloh bersabda ada 3 (tiga) golongan yang do’anya tidak tertolak yaitu, do’a Pemimpin yang adil, do’a orang yang sedang berpuasa dan do’a orang yang teraniaya (terdzolimi),” Budi Rahadian menutup.***

Red/K.101