JAKARTA, Kabariku- Bhayangkara Mural Festival Piala Kapolri 2021 mengangkat tema ‘Peran Generasi Muda untuk Berkreasi dalam Menyampaikan Informasi yang Positif pada Masa Pandemi Covid-19′.
Diikuti oleh 80 tim pemural yang berhasil lolos seleksi dari total 803 pendaftar di seluruh Polda se-Indonesia. Tema ini dibagi menjadi beberapa sub tema antara lain ‘Peduli sesama di masa pandemi Covid-19′, ‘Bersama menjalankan protokol kesehatan’, ‘Indonesia sehat dan kuat’, ‘Bebas dari Covid-19’, ‘Bersama menjaga Indonesia’, dan ‘Kritik terhadap Polri’.
Kapolri Jenderal Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si., hadir pada acara puncak Bhayangkara Mural Festival 2021 dan menyerahkan secara langsung piala sekaligus sertifikat penghargaan kepada 10 pemenang Bhayangkara Mural Festival 2021 yang dipilih oleh para dewan juri.
Kapolri mengapresiasi para peserta dan pemenang Bhayangkara Mural Festival 2021. Dia mengatakan kritik untuk Polri yang dituangkan para peserta lewat karya mural akan jadi masukan positif untuk perbaikan.
“Baru saja kita menyerahkan piala sekaligus sertifikat penghargaan terhadap 10 pemenang lomba mural, di mana ada tujuh orang atau tim menjadi juara harapan dan 3 orang menjadi juara 1, 2 dan 3. Alhamdulillah, bagaimana hasil penilaian dewan juri, saya kira juri-jurinya terpilih independen dan memiliki kemampuan yang tak diragukan lagi,” kata Kapolri, di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Sabtu (30/10/2021).
Sebelumnya, disampaikan dalam sambutan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mempersilakan para peserta lomba Bhayangkara Mural Festival 2021 untuk mengkritik apa pun ke Polri melalui gambar yang dibuat.
Jenderal Sigit pun menyebut muralis yang paling pedas dalam mengkritik bakal jadi sahabatnya.
“Khususnya tentang Polri, kalau itu gambarnya paling pedas, itu juga akan kami terima. Dan saya jamin yang berani menggambar seperti itu akan jadi sahabatnya Kapolri, jadi temannya Kapolri,” kata Kapolri Sigit.
Kapolri menjelaskan, ingin melihat bagaimana persepsi masyarakat terhadap Polri, ingin membenahi Polri sehingga menjadi institusi yang dicintai masyarakat.
“Kami institusi Polri menginginkan bahwa masyarakat bisa memberikan gambaran kepada kami tentang bagaimana persepsi masyarakat tentang Polri. Sehingga kami setiap hari bisa berbenah institusi, sehingga kita bisa siapkan institusi ini, personel-personel kami jadi lebih baik. Jadi Polri yang dipercayai publik, Polri yang dicintai masyarakat,” tuturnya.
“Oleh karena itu, hari ini saya tegaskan bahwa Polri sangat menghormati kebebasan berekspresi. Tadi Pak Presiden juga sudah sampaikan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat demokratis dan sangat menghargai kebebasan berekspresi,” sambung Kapolri Sigit.
Selain itu, Kapolri menegaskan pemerintah dan Polri tidak antikritik. Pihaknya mengakui, merasa bangga terhadap para peserta lomba yang berani mengekspresikan kritikannya melalui mural.
“Jadi kali ini kita sampaikan bahwa pemerintah, polisi tidak antikritik. Tentunya ini jadi kebanggaan kami bahwa ternyata kawan-kawan tidak takut dam berani tampil. Gambar yang positif, negatif, silakan. Kami akan menghargai betul,” imbuhnya.
Dalam kesempatan ini, Kapolri menyampaikan juara pertama Bhayangkara Mural Festival ini adalah mural yang berani mengkritik Polri. Kritik dalam mural tersebut akan diterima guna memperbaiki Polri ke depan.
“Sekali lagi terima kasih peran serta seluruh rekan-rekan dan jaga kami untuk bisa jadi Polri yang lebih baik, Polri yang dekat dengan masyarakat, dan Polri yang dicintai masyarakat,” katanya.
Selain ditingkat Mabes Polri, ada sekitar 495 peserta mural yang mengikuti festival di tiap-tiap polda yang dilaksanakan serentak dihari yang sama.
Sementara itu, Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono menyampaikan, bahwa pemenang lomba mural kritik Piala Kapolri 2021 tidak hanya mendapatkan hadiah berupa uang tunai, nantinya 10 orang pemenang juga akan diminta menggambar mural kritik di dinding sekitar Mabes Polri. Pihaknya juga telah mendapatkan izin dari Pemprov DKI Jakarta.
“10 pemenang akan menggambar mural lagi di tiang Mabes Polri. Ada 5 tiang kami sudah izin pemerintah DKI. Tiang ini karena tinggi akan dibuat 2 mural atas bawah, setelah kegiatan akan gambar di tiang, kita berikan ruang bagi tempat mereka yang juara di sini,” kata Argo.
Sebanyak 80 peserta terseleksi dari seluruh Indonesia yang akan memperebutkan posisi 10 besar. Adapun proses kurasi akan ditentukan oleh juri dari pihak eksternal.
“Dari juri itu tidak ada polisinya, juri dari luar. Juri ini sudah kompeten sudah memahami mural kita fasilitasi semunya dewan juri yang profesional yang memilihnya,” ujarnya.
Pihaknya juga meminta para Polda di daerah untuk memberikan ruang bagi pemural untuk menyampaikan ekspresinya melalui karya seni.
“Bahwa di wilayah sama juga di Polda-Polda melaksanakan dan berikan tempat ruang dan waktu. Ada juga di tembok, stadion, tembok rumah sakit Polri ada juga di kantor lain. Jadi masyarakat bisa lihat bahwa antara pemural yang ada dengan pihak kepolisian tidak ada batasnya,” tukasnya.
Bhayangkara Mural Festival 2021 keluar sebagai Juara pertama adalah La Ode Umar (29), meraih hadiah uang tunai Rp50 juta.
Peserta asal Jakarta dan seniman asal Institut Kesenian Jakarta (IKJ) menjadi juara pertama dengan karya mural nomor 77 yang menggambarkan tema berbagai fenomena negatif yang mencederai institusi Polri.
“Konsepnya kritik ke Polri. Banyak penegak hukum kita sekarang disorot masyarakat tentang pungli dan penyalahgunaan wewenang,” ujar Laode Umar.
Dia menyebutkan meskipun banyak anggota Polri yang baik namun berbagai kasus negatif yang viral di media sosial dan disorot publik menjadi perhatian masyarakat lebih terekspos.
“Memang ada yang baik, tapi pada umumnya masih lebih banyak Negatif sehingga merugikan institusi Polri tersebut sendiri. Harapan saya agar polisi jangan anti kritik. Ketika ada mural kritikan jangan langsung dihapus tapi jadi bahan introspeksi dan evaluasi,” ujarnya.
Dia mengaku tidak ada beban dalam melukis di Mabes Polri. Pasalnya hal tersebut menjadi kesempatan bagi para seniman untuk berekspresi secara bebas.
La Ode bersyukur Bhayangkara Mural Festival 2021 ini bisa menjadi wadah untuk berkarya. Dia menyebut adanya festival ini menegaskan bahwa Polri di bawah kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit tidak antikritik.
Juara kedua Rp 30 juta, diraih pelukis dari Papua, menggambarkan tentang Papua yang sukses menyelenggarakan PON di tengah pandemi COVID-19, dan
Juara ketiga Rp 20 juta diraih pelukis dari Jawa Tengah. menggambar tentang kolaborasi Polri dan pihak lain dalam penanganan pandemi COVID-19. ***
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com