Refleksi Bernegara Para Semut Industrialisasi Energi Migas Lepas Pantai Nasional

Revitriyoso Husodo

Oleh : Revitriyoso Husodo/Front Kebudayaan Nasional

KABARIKU – Sementara negara sibuk mengurusi persatuan, oknum-oknum pejabat secerdik mungkin sibuk mencuri uang rakyat, para politisi atur posisi kekuasaan, terisolir dari riuh darat, kami sedang sibuk-sibuknya merevitalisasi anjungan-anjungan tua agar tetap dapat memproduksi minyak bumi.

Di samping rutinitas produksi, kami sibuk merencanakan, memutuskan serta mengeksekusi teknis pekerjaan pemasangan bejana pemisah (separator) minyak dari air agar energi fosil sisa-sisa penghisapan perusahaan migas asing, ARCO upeti Orba (Freeport dan Newmont untuk emas) terhadap tuan besar Paman Sam atas penggulingan Soekarno dapat optimal diangkat dari perut bumi di lepas pantai utara laut Jawa.

Kami tidak butuh tepuk tangan, tidak perlu sanjungan karena kami juga digaji, kami hanya ingin penyelenggara negara benar-benar menggunakan devisa dan liquid capital dengan bijak, benar dan tepat sasaran.

Aspirasi kami adalah benahi sektor kesehatan dan pendidikan. Kongkritnya batalkan kenaikan iuran BPJS, stop privatisasi pendidikan, perbaiki kurikulum sekolah. Karena kedua hal itulah yang terpenting negara dapat berperan.

Masalah separatisme dari sebuah negara berbentuk kesatuan adalah pemerataan kesejahteraan dan keadilan terutama di wilayah Papua. Bukankah sudah kita pahami bersama kesatuan terbentuk didasari oleh kesuka-relaan, bukan paksaan.

Dan yang paling penting dari semua itu adalah negara berperilakulah layaknya sebuah negara yang maju berdaulat dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang memaksimalkan perbedaan menjadi energi untuk kemajuan.

Jangan ada lagi monyet di antara kita!

tabik! (*)

Tinggalkan Balasan