Jakarta, Kabariku – Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., menempuh perjalanan ke Sumatera Barat untuk menjemput tiga calon mahasiswa baru yang diterima di ITB lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Salah satunya adalah Devit Febriansyah (18), siswa SMAN 1 Bukittinggi asal Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, yang kisahnya begitu mengharukan.
Devit diterima di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI-ITB) menjadikannya sebagai siswa pertama dari Kecamatan Malalak yang berhasil menembus ITB.
Namun di balik prestasinya yang gemilang, Devit hidup dengan orangtua yang sangat sederhana. Ayah Devit bekerja sebagai kuli angkut kayu manis, sementara ibunya mengais rezeki sebagai tukang sisir kayu. Penghasilan keluarga ini jauh dari cukup untuk membiayai keberangkatan Devit ke Bandung.
Menyadari keterbatasan itu, warga sekampung pun bergerak. Mereka menggalang iuran sukarela. Ada yang menyumbang Rp100 ribu, ada yang Rp50 ribu—semuanya demi satu tujuan: mengantar Devit menuju gerbang ITB. Kisah haru warga sekaampung iuran untuk membekali Devit ini viral di media sosial.
Rektor ITB, Prof. Tata pun tak kuasa menahan haru melihat kondisi keluarga Devit dan ketulusan warga setempat. Ia menangis. Di hadapan keluarga Devit dan warga yang menyambutnya, sang Rektor beberapa kali menyeka air mata. Ia amat tersentuh menyaksikan betapa besar dukungan masyarakat terhadap pendidikan anak-anak mereka di tengah kondisi hidup yang serba sederhana.
Dalam kesempatan itu, Prof. Tata memberikan hadiah spesial: satu unit laptop dan uang tunai Rp5 juta untuk bekal Devit ke Bandung. Bantuan ini merupakan kerja sama ITB dengan PT Paragon Technology and Innovation (Paragon Corp) milik Nurhayati Subakat yang juga jebolan ITB.
Di sisi lain, pemerintah turut hadir melalui program KIP-Kuliah (dahulu Bidikmisi), menjamin Devit tetap bisa berkuliah tanpa beban biaya.
Selain Devit, dua siswa lainnya dari Sumatera Barat juga dijemput langsung oleh Rektor ITB: Nauli Al Ghifari (FTTM ITB) dan Deka Fakira Berna (FTMD ITB). Ketiganya sama-sama berprestasi dan berasal dari keluarga sederhana. Mereka membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukan penghalang untuk menggapai pendidikan tinggi.
Rektor ITB, Prof. Tata pun berpesa kepada ketiga siswa berperstasi tersebut.
“Di kampus nanti, kalian akan bertemu banyak mahasiswa hebat. Harus tetap berusaha yang terbaik dan jangan putus asa,” katanya dikutip dari laman itb.ac.id, Kamis (12/6)***
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post