Kabariku- Adanya temuan ribuan anggota komunitas Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di Garut, Jawa Barat (Jabar) membuat resah warga hingga para tokoh agama.
Para tokoh pimpinan pondok pesantren di Garut yang tergabung dalam Aliansi Umat Islam (AUI) Garut sempat diundang DPRD Garut, terkait temuan 3.000 orang yang masuk komunitas LGBT.
Dalam audensi lanjutan pada Senin (26/12/2022) lalu, AUI Garut menghadirkan Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Garut yang mengemukakan adanya 1.004 warga Garut positif HIV akibat perilaku seksual menyimpang ini.
Sayangnya pertemuan tersebut batal lantaran Ketua dan jajaran DPRD tidak hadir, termasuk ketidakhadiran Bupati Garut.
Garut, Kabupaten yang berjuluk Swiss Van Java ini, kelompok LGBT sudah tidak sungkan memproklamirkan diri secara terang-terangan.
Hingga mendapat perhatian banyak kalangan, salah satunya dari K. H. Toriq Hidayat, Lc., politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menegaskan, LGBT adalah penyimpangan prilaku seksual yg sangat membahayakan banyak hal.
“LGBT ini tidak hanya beresiko (bahaya) bagi kesehatan, namun bahaya bagi regenerasi, sosial, dan lainnya,” kata K.H. Toriq. Selasa (3/1/2023).
LGBT, menurutnya, bertentanganan dengan ajaran semua agama, Pancasila dan budaya ketimuran.
“LGBT salah satu penyebab turunnya adzab Alloh dalam berbagai bentuk sebagaimana yang terjadi pada kaum nabi Lut,” tuturnya.
Anggota DPR RI fraksi PKS ini mengungkap, Gerakan LGBT yang merebak di beberapa negara, diantaranya China, Filipina dan Thailand termasuk di Indonesia ini ditunjang dengan dana bantuan dari PBB sejak tahun 2016 sebesar US$ 8 Juta (sekitar Rp108 Miliar) per tahun.
Diketahui, Inisiatif dari sebuah badan PBB, United Nations Development Programme (UNDP) ini dimaksudkan untuk memajukan kesejahteraan komunitas LGBT, dan mengurangi ketimpangan dan marginalisasi atas dasar orientasi seksual dan identitas gender (SOGI).
“Tuk mengatasi yang sudah terjadi di berbagai Kota/Kabupaten dan tuk mengantisipasi LGBT ini semua elemen masyarakt mulai dari pemerintah, aparat penegak hukum, ulama, tokoh masyarakat dan Ormas-Ormas harus bergerak kompak bersatu padu dan berbagi tugas menghadapinya,” imbau K.H.thoriq.
Ia menegaskan, Masyarkat harus disadarkan tentang pentingnya ketahanan keluarga sebagai benteng utama untuk menghadapi LGBT ini.
“Pendidikan agama menjadi unsur terpenting tuk menjaga generasi kita dari gerakan LGBT ini, karena itu pendidikan agama ini harus diperkuat,” tutupnya.***
Red/K.101
BACA juga Berita menarik Seputar Pemilu KLIK disini
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post