Pencekik Polantas Mengaku Khilaf dan Menyesal

Tohap Silaban menunduk saat digiring petugas Polres Metro Jakarta Barat. (*)

KABARIKU – Tohap Silaban, yang melawan terhadap anggota polisi lalulintas (polantas) dengan cara mendorong-dorong dan mencekiknya saat ditilang, kini tinggal di balik jeruji besi Mapolres Metro Jakarta Barat. Lelaki yang bekerja serabutan dan banyak berkecimpung di biro jasa pengurusan pajak itu, harus menanggung akibat dari perbuatannya.

Saat digiring petugas dengan mengenakan kaos tahanan, mimik Tohap tampak lesu. Ia pun hanya menundukkan mukanya.

Perilaku Tohap ini berbeda sekali dengan saat ditilang. Saat itu, ia tampak garang.

“”Saya khilaf, saya menyesal. Saya tidak akan mengulangi itu lagi,” kata Tohap Silaban kepada wartawan, Minggu (9/2/2020).

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, Tohap dijerat dengan Pasal 212 KUHP dan Pasal 335 KUHP. Dia terancam hukuman 1 tahun penjara atas perbuatannya itu. Selain itu, Tohap pun dijerat dengan Undang-Undang Darurat karena kepemilikan senjata tajam berupa bowie knife.

Sekedar untuk diketahui, bowie knife bentuknya seperti sangkur. Senjata tajam ini yang berguna untuk pertarungan jarak dekat ini, ditemukan petugas dari tas Tohap. Selain sangkur, petugas juga menemukan alat kejut listrik.

Polisi sempat melakukan tes urine terhadap Tohap Silaban, guna mengetahui apakah kondisinya terpengaruh obat-obatan terlarang. Namun hasil tes urine menyebutkan Tohap Silaban bersih dari narkoba.

“Dia (Tohap) memang sedikit mengalami stres, emosinya tinggi,” kata Kombes Yusri Yunus.

Mengenai senjata tajam dan alat kejut yang dimiliki Tohap, Yusri mengatakan, tersangka mengaku memilikinya hanya untuk berjaga-jaga.

Seperti diberitakan, peristiwanya berawal pada Jumat (7/2/2020). Tohap Silaban ditegur oleh anggota Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Metro Jaya, Bripka Rudy Rustam dan Brigadir Eko Budiarto karena menghentikan mobilnya di bahu jalan Tol Angke 2. Dia berhenti di bahu jalan tol untuk menghindari ganjil-genap yang berakhir pada pukul 10.00 WIB.

Bukannya sadar atas kesalahannya, ia malah melawan saat petugas hendak menilangnya. (Ref)

Tinggalkan Balasan