• Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Senin, November 17, 2025
Kabariku
Advertisement
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Catatan Komisaris
  • Kabar Istana
  • Kabar Kabinet
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Lainnya
    • Artikel
    • Kabar Peristiwa
    • Pendidikan
    • Teknologi
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Pariwisata
    • Bisnis
    • Profile
    • Pembangunan
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Catatan Komisaris
  • Kabar Istana
  • Kabar Kabinet
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Lainnya
    • Artikel
    • Kabar Peristiwa
    • Pendidikan
    • Teknologi
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Pariwisata
    • Bisnis
    • Profile
    • Pembangunan
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
Tidak ada hasil
View All Result
  • Home
  • News
  • Dwi Warna
  • Kabar Peristiwa
  • Hukum
  • Kabar Istana
  • Politik
  • Profile
  • Opini
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Kesehatan
  • Seni Budaya
  • Pariwisata
  • Hiburan
  • Teknologi
Home Opini

Efek Covid 19, Dunia Menuju Keseimbangan Baru

Redaksi oleh Redaksi
24 Maret 2020
di Opini
A A
0
Taufik Amrullah. (*)

Taufik Amrullah. (*)

ShareSendShare ShareShare

Oleh Taufiq Amrullah (mantan Ketua KAMMI)

KABARIKU – Selamat datang dunia yang baru. Tak bisa dibayangkan bahwa tanpa “world war III” tatanan dunia akan berubah begitu cepat menuju ke titik keseimbangan yang baru (new equilibrium) dalam berbagai dimensi kemanusiaan. Bukanlah perang antar manusia seperti perang dunia pertama dan kedua yang menyebabkan tatanan berubah. Tapi “perang” manusia dengan makhluk Tuhan yang sangat kecil bernama virus, corona virus disease (Covid-19).

Advertisement. Scroll to continue reading.

‘Perang’ ini menyadarkan bahwa manusia harus berbagi lingkungan dengan makhluk lainnya dan tidak lagi melakukan “cross border” dengan dalih apa pun. Boleh jadi juga manusia selama ini telah menjadi ‘virus’ yang merusak bumi sehingga terjadi reaksi melalui virus yang memaksa manusia mengunci diri agar membuat bumi bisa rehat sejenak menyeimbangkan ekosistem. Foto-foto lingkungan yang bersih di kanal-kanal Venesia yang jernih dipenuhi ikan dan angsa putih setelah lock down diberlakukan, sebelumnya kanal itu kotor dan keruh dengan bau tidak sedap.

RelatedPosts

Anomali Putusan Mahkamah Konstitusi Yang Inkonstitusional.

Jika Soeharto Jadi Pahlawan, Lalu Kami Ini Siapa?

Aktualisasi Kepahlawanan Figur Polri 

Covid 19 ini menyerang manusia tanpa ampun, penularannya pun cukup mudah. Dengan berjabat tangan lalu mengusap wajah pun sudah tertular, hal yang seringkali dilakukan banyak orang. Virus ini pun bisa bertahan menempel berhari-hari di berbagai benda seperti pakaian, dinding, kaca, handle pintu, tuas kran air dan bahkan bisa bertahan hidup di udara bebas selama beberapa jam.

Dengan berada di satu ruangan tertutup bersama salah satu penderita, sudah bisa tertular. Virus ini sudah membunuh 3 persen dari pasien dengan sangat cepat. Obatnya belum ditemukan atau belum disepakati secara umum oleh dokter. Obat malaria dan herbal dianggap cukup manjur tapi belum melewati uji coba secara massal. Vaksin bagi yang masih sehat juga masih dalam penelitian, sejumlah kabar bahwa vaksin diproduksi massal di China atau Korea belum meyakinkan publik. Jadilah informasi simpang siur dan kebanyakan orang memilih berjaga-jaga dan melakukan self lock down. Sebagian lagi memilih tetap keluar rumah dengan alasan pekerjaan atau ketidaktahuan bahkan tidak peduli.

Manusia di bumi perlahan dipaksa mengubah pola hidup. Lebih banyak di rumah dan rajin mencuci tangan membersihkan diri. Pola hidup yang baru mulai terjadi secara alami, pola hidup yang lebih sehat, lebih mandiri (karena menjaga diri tidak tertular) tapi lebih peduli pada lingkungan agar orang-orang sekelilingnya tidak tertular juga.

Kehidupan masyarakat juga menemukan kosakata yang baru, social distance. Orang-orang akan semakin berhati-hati dalam berinteraksi secara fisik dan mulai tidak nyaman dalam kerumunan. Tidak lagi mudah berjabat tangan apalagi cipika cipiki. Cara bersalaman berubah dengan tanpa harus melakukan kontak fisik. Obrolan di warung kopi yang tertutup, belanja di mall, menghadiri konser, konferensi, model rapat dan forum-forum pun perlahan berubah.

Baca Juga  Menyikapi Bencana Hidrometeorologi di Kabupaten Garut

Otomatis fasilitas pendukungnya akan berubah juga. Disain kafe akan lebih terbuka, sidang dan forum online lebih digemari, mall akan lebih bernuansa alami dan terbuka, dan liburan lebih memilih outdoor dan tempat yang relatif sepi. Manusia berinteraksi dalam lingkungan sosial secara lebih efisien, mengurangi basa-basi, tetapi mulai lebih peduli karena masalah kesehatan tetangga bisa jadi berefek dan menjadi masalah dirinya juga.

Cara belajar dan menuntut ilmu juga akan memberikan hal yang baru, home schooling dan belajar online bisa jadi akan menjadi pilihan sebuah keluarga manakala lingkungan sekolah tidak lagi aman bagi kesehatan anak didik. Sekolah tidak bisa sepenuhnya menjamin dan mengontrol aktivitas setiap siswa di luar jam pelajaran. Seorang siswa yang mengalami flu dan batuk bisa saja menularkan ke semua siswa yang lain. Atau seorang siswa yang baru kembali dari liburan di luar negeri bisa saja menjadi carrier penyakit menular pada siswa lainnya yang bisa menularkan pula ke keluarga masing-masing siswa. Belajar di rumah dan melaporkan hasil belajarnya ke sekolah secara online akan menjadi tren di masa depan, atau pola belajar home schooling secara penuh lalu mengikuti ujian paket dari pemerintah akan memberikan rasa aman bagi keluarga.

Manusia juga akan dihadapkan pada pola pekerjaan yang relatif bebas dan berfokus pada hasil, produktivitas tidak lagi diukur pada kehadiran fisik nine to five di kantor. Cara bekerja yang baru yakni work from home menjadi pilihan di masa depan dimana kontrol pekerjaan bisa lebih efektif secara online dan berdasarkan output. Pekerjaan-pekerjaan rutin dan berat yang bisa diselenggarakan oleh robot atau mesin akan terus diupayakan. Namun pekerjaan fisik yang membutuhkan manusia akan masih akan dikerjakan sebagaimana biasanya, walaupun tidak lagi secara rutin melainkan by order atau kontraktual. Hal ini akan mendorong regulasi baru dari pemerintah dan penyesuaian dari para pengusaha dan tenaga kerja.

Kehidupan keluarga yang lebih intensif. Dimana perumahan akan kembali ramai dengan keluarga yang lengkap. ‘Work from home’ dan ‘home schooling’ akan membangun intensitas dan keintiman dalam keluarga. Bisa dibayangkan bahwa sebuah rumah tangga akan menjadi sekaligus sekolah dan juga kantor. Seorang kepala keluarga akan bekerja di sebuah ruang kerja di rumahnya dengan perlengkapan kantor yang memadai, tablet, laptop, printer, layanan wifi berkecepatan tinggi dan fasilitas teleconference yang canggih. Dia akan bekerja dari jam 10 pagi hingga jam 9 malam. Bayangkan produktivitas dan penghematan yang dilakukan, tidak perlu lagi sewa kantor, biaya transportasi, dan makan siang bisa dihemat. Sebenarnya banyak yang sudah melakukan ini, tetapi akan menjadi trend pasca dampak self lock down dan social distancing ini. Kantor layanan pemerintah juga sudah banyak memberi service secara online, hanya sesekali diperlukan pertemuan fisik seperti keperluan tanda tangan dan survey on the spot.

Di ruang belajar, anak-anak usia sekolah akan memulai aktivitas pada jam 8 pagi dengan kurikulum home schooling yang tak kalah bagusnya dengan sekolah unggulan. Dengan layanan internet dan fasilitas komputer, anak-anak bisa belajar secara mandiri di bawah arahan kedua orang tuanya dan sesekali menghadirkan pembimbing dari luar. Dalam waktu singkat, peserta didik akan menguasai berbagai disiplin ilmu.

Baca Juga  Dampak Penanganan Minyak Goreng, Saatnya Presiden Jokowi Tempatkan Dirut Bulog, Budi Waseso sebagai Menteri Perdagangan

Layanan jual beli online akan menjadi semakin favorit mulai dari kebutuhan dapur hingga life style bisa dilakukan. Bank-bank telah membuka layanan online dan bermunculan aplikasi bank yang semua bisa diakses dengan smartphone.

Dapat kita bayangkan perubahan kebutuhan manusia dengan perubahan pola hidup. Infrastruktur akan menjadi lebih efektif, kendaraan tidak memacetkan jalan, gedung-gedung konser, konferensi, perkantoran dan mall menjadi lebih kecil dan dialihkan fungsinya sebagai fasilitas layanan publik, seperti kesehatan, riset, gudang kebutuhan rakyat dan lainnya.

Perubahan ini akan memaksa percepatan cara berpikir manusia secara massal. Bisa jadi melampaui renaissance dan revolusi industri di masa lalu. Abad pertengahan menuju abad modern atau perubahan ‘peta dunia’ pasca perang dunia I lalu perang dunia II. Perubahan yang sejatinya hanya penegasan kepada manusia bahwa bumi ini dihuni bersama dengan makhluk Tuhan lainnya dan harus berbagi lingkungan, termasuk dengan virus. Manusia harusnya sejak awal menyadari perlunya membangun border dengan virus dan makhluk hidup lain. Jangan lagi ada crosing border. Virus dengan kemampuan mutasi dan menjadi patogen bagi manusia dengan cepat bisa bereflikasi menjadi trilyunan virus dan menular ke manusia lain secara massif yang dapat mengakibatkan bencana kemanusiaan.

Saat ini dan setelah ini berlalu, manusia akan ‘terpaksa’ bekerjasama menghadapi virus ini. Bukan dengan membangun border antar manusia dengan lock down secara paksa. Dengan kemajuan teknologi dan media sosial, warga dunia tidak bisa dihalangi berinteraksi dan saling mengunjungi. Bahkan jika kita kembali ke abad pertengahan, wabah pun telah merebak berkali-kali, kecuali kita kembali ke zaman batu.

Kita dihadapkan pada situasi dunia tanpa leadership. Perang ekonomi lebih mengemuka pasca perang dingin, ditambah tidak ada pemimpin negara-negara maju yang mengambil inisiatif untuk berkolaborasi melawan virus. Semua berprasangka, AS menuduh virus corona Covid 19 berasal dari Wuhan, sebaliknya China menuduh tentara AS yang datang ke Wuhan menyebar virus tersebut. Kita menyaksikan bagaimana wabah merebak ke penjuru bumi dengan cepat menginfeksi dan membunuh manusia. Pandemik Covid 19 ini adalah tragedi kemanusiaan yang membutuhkan penyelesaian secara bersama seluruh manusia dengan kolaborasi efektif para pemimpin dunia.

Baca Juga  KAMMI Minta Publik Percaya Kerja Timsus dan Komnas HAM Dalam Mengungkap Kasus Tewasnya Brigpol J

Kecepatan Covid 19 menginfeksi manusia berlangsung seiring dengan kecepatan runtuhnya ekonomi di berbagai negara. Semua negara mengalami pelemahan ekonomi, mata uang dan anjloknya saham. Investor menarik uangnya dan orang-orang mulai gelisah dengan pekerjaannya. Para crazy rich kehilanga uang trilyunan rupiah, puluhan juta orang di AS dan ratusan juta di dunia kehilangan pekerjaan, sepertiga penduduk bumi memasuki garis kemiskinan. Kegiatan ekspor dan impor berkurang drastis karena berhentinya produksi. Ekonomi negara-negara diambang krisis. Perang ekonomi AS dan China semakin dalam dan sengit. Dunia manusia babak belur.

Perang melawan virus ini meruntuhkan ekonomi secara massif. Virus yang tidak tampak ini bekerja efektif melemahkan sendi-sendi ekonomi hampir semua negara di dunia. Kepanikan dan ketakutan melanda hampir seluruh manusia, termasuk pemimpinnya. Bagaimana seorang presiden menyampaikan agar rakyat tidak panik, yang dilakukan melalui telekonferensi dari balik istana yang tertutup. Padahal rakyat membutuhkan kehadiran pemimpin memberi ketenangan melalui serangkaian kebijakan publiknya yang memberi ketentraman. Apa solusi bagi pekerja harian setiap hari harus mencari nafkah di luar rumah. Bagaimana fasilitas alat pelindung diri dan insentif bagi tenaga medis di garda terdepan merawat pasien Covid 19.

Di masa depan, kita akan menyaksikan tatanan ekonomi dunia yang baru pasca pandemik Covid 19 ini. Dunia tanpa pemimpin ekonomi, dunia dengan national interest yang mulai dinegosiasikan, dunia dengan kolaborasi dan berbagi kue ekonomi dengan keunggulan dan sumber daya masing-masing. Atau dunia dengan pergeseran hegemoni, dunia dengan kekuatan baru, dunia dengan sistem ekonomi yang baru, merevisi sistem kapitalisme global.

Yang pasti kita menuju ke tatanan dunia dengan keseimbangan baru (new equilibrium) di setiap dimensi kehidupan. Apakah negara-negara kembali memperkuat diri lalu berulang kembali perlombaan yang tidak perlu, atau semakin menyadari perlunya bekerjasama dan berbagi kehidupan dengan setiap makhluk Tuhan. Pada semua tanya itu tersisip harapan semoga Indonesia terus ada dan semakin baik. End. (*)

Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com

Tags: Dunia Menuju Keseimbangan BaruEfek Covid 19Taufik Amrullah
ShareSendShareSharePinTweet
ADVERTISEMENT
Post Sebelumnya

Aktivis ProDEM Hasanuddin Sesalkan Garut Tak Menjadi Bagian Tes Masif Corona

Post Selanjutnya

Dukung Upaya Pencegahan Covid 19, Perbankan Kurangi Jam Operasional

RelatedPosts

Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) (Foto: Istimewa)

Anomali Putusan Mahkamah Konstitusi Yang Inkonstitusional.

14 November 2025

Jika Soeharto Jadi Pahlawan, Lalu Kami Ini Siapa?

11 November 2025
Foto Ilustrasi: Istimewa

Aktualisasi Kepahlawanan Figur Polri 

5 November 2025

Hukum Tidur di Dalam Mesjid

5 November 2025
Momen pertemuan Jenderal (Purn) Budi Gunawan dan Jenderal (Purn). Sjafrie Syamsoeddin di Kantor Kemenko Polkam (12/12/2024). (dok Instagram @bgunawan)

Belajar dari Jenderal (Purn) Budi Gunawan dan Jenderal (Purn). Sjafrie Syamsoeddin; Mengatasi Krisis Agustus

28 Oktober 2025

KADIN Jawa Barat Terpecah, Dunia Usaha Tercuncang: Saatnya Kita Bersatu Kembali!

28 Oktober 2025
Post Selanjutnya

Dukung Upaya Pencegahan Covid 19, Perbankan Kurangi Jam Operasional

Sekjen SPP Agustiana. (*)

Terkait Corona, Sekjen SPP Keluarkan Surat Perintah untuk Anggota

Discussion about this post

KabarTerbaru

Gubernur Sumatera Utara (Sumut) - kader Partai Gerindra, Bobby Nasution

Bobby Nasution Ikuti Sikap DPD Sumut Menolak Budi Arie Gabung Partai Gerindra

17 November 2025
Oplus_131072

Putusan MK Soal Polisi di Jabatan Sipil, FHUI: Perlu Diselaraskan dengan Regulasi Lain

17 November 2025

Omzet Panen Padi Cahyo Capai Rp15,6 Juta, Berkat Bantuan BAZNAS RI

17 November 2025
Petugas melakukan pengecekan rumah warga yang ambruk dampak cuaca ekstrem di Desa Hujungtiwu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Sabtu (15/11/2025). ANTARA/HO-BPBD Ciamis

BPBD Ciamis Asesmen Sejumlah Rumah dan Fasilitas Pendidikan Ambruk Akibat Cuaca Ekstrem

16 November 2025
Pemkab Cirebon saat meresmikan kampung donor darah di Desa Babakangebang, Cirebon, Jawa Barat. ANTARA/HO-Pemkab Cirebon.

Pemkab Cirebon Perluas Kampung Donor Darah untuk Perkuat Stok PMI

16 November 2025
Alfira Anandika, atlet renang asal Garut yang meraih emas di Popnas 2025, bersiap mewakili Indonesia pada Asean School Games di Brunei Darussalam/Kabariku

Atlet Renang Garut Alfira Anandika Siap Harumkan Indonesia di Asean School Games

16 November 2025
Wakil Bupati Garut Putri Karlina/Kabariku

Warga Hibahkan Tanah untuk Jalan Umum, Wabup Garut: “Gerakan Dimulai dari Masyarakat”

16 November 2025
Forum Pemerhati Bangsa soroti lemahnya penerapan Pancasila yang memicu radikalisme dan intoleransi.(Foto:Ist)

Forum Pemerhati Bangsa: Lemahnya Pemahaman Pancasila Dorong Intoleransi di Masyarakat

16 November 2025

Struktur Ditjen Pesantren, Ini Penjelasan Menko PMK

16 November 2025

Kabar Terpopuler

  • Adian Napitupulu, Wakil Ketua BAM DPR RI, ketika melakukan kunjungan kerja ke PT Indofarma Tbk Selasa (11/11/2025)

    FSP BUMN IRA Dukung BAM DPR RI Kawal Pembayaran Pesangon Eks Karyawan Indofarma Global Medika

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seminar Nasional FH UI, Irjen Andry Wibowo: “Reformasi Polri Tak Boleh Berhenti, Polisi adalah Wajah Negara”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kejagung Telusuri Investasi Telkomsel di GoTo: Dari Obligasi Rp2,1 Triliun hingga Saham Rp6 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KPK Umumkan Hasil Seleksi Administrasi, Berikut Daftar Lolos dari Direktur Penyelidikan hingga Kabiro Hukum

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Tujuh  Anak Try Sutrisno: Dari Jenderal, Dosen, hingga Psikolog di Amerika Serikat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jika Soeharto Jadi Pahlawan, Lalu Kami Ini Siapa?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kapolri Anugerahkan Bintang Bhayangkara Pratama kepada Kepala BNN RI Komjen Suyudi Ario Seto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Kabariku

Kabariku adalah media online yang menyajikan berita-berita dan informasi yang beragam serta mendalam. Kabariku hadir memberi manfaat lebih

Kabariku.com Terverifikasi Faktual Dewan Pers dan telah mendapatkan Sertifikat dengan nomor: 1400/DP-Verifikasi/K/VIII/2025

Kabariku

SOROTMERAHPUTIH.COM BERITAGEOTHERMAL.COM

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2025 Kabariku.com

Tidak ada hasil
View All Result
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Catatan Komisaris
  • Kabar Istana
  • Kabar Kabinet
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Lainnya
    • Artikel
    • Kabar Peristiwa
    • Pendidikan
    • Teknologi
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Pariwisata
    • Bisnis
    • Profile
    • Pembangunan

© 2025 Kabariku.com