• Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Senin, Desember 8, 2025
Kabariku
Advertisement
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Internasional
  • Catatan Komisaris
  • Kabar Istana
  • Kabar Kabinet
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Lainnya
    • Artikel
    • Kabar Peristiwa
    • Pendidikan
    • Teknologi
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Pariwisata
    • Bisnis
    • Profile
    • Pembangunan
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Internasional
  • Catatan Komisaris
  • Kabar Istana
  • Kabar Kabinet
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Lainnya
    • Artikel
    • Kabar Peristiwa
    • Pendidikan
    • Teknologi
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Pariwisata
    • Bisnis
    • Profile
    • Pembangunan
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
Tidak ada hasil
View All Result
  • Home
  • News
  • Dwi Warna
  • Kabar Peristiwa
  • Hukum
  • Kabar Istana
  • Politik
  • Profile
  • Opini
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Kesehatan
  • Seni Budaya
  • Pariwisata
  • Hiburan
  • Teknologi
Home Kabar Peristiwa

Dari Diskusi PGK: Indonesia-China tentang Natuna, Konflik UNCLOS 1982 Versus “Historical Claim”

Redaksi oleh Redaksi
18 Januari 2020
di Kabar Peristiwa
A A
0
Dr. Connie Rahakundini tampil memaparkan presentasinya dalam dikusi yang digelar Perkumpulan gerakan Kebangsaan (PGK) di Jakarta, Jumat (17/1/2020). (Foto: Has/Kabariku)

Dr. Connie Rahakundini tampil memaparkan presentasinya dalam dikusi yang digelar Perkumpulan gerakan Kebangsaan (PGK) di Jakarta, Jumat (17/1/2020). (Foto: Has/Kabariku)

ShareSendShare ShareShare

KABARIKU – Konflik Indonesia dengan China terkait perairan Natuna karena tidak nyambungnya pendekatan dalam memandang Natuna. Indonesia berpegang teguh kepada pasal-pasal dalam UNCLOS 1982 yang diakui PBB, sementara China berpegang pada klaim kesejarahan (historical claim).

Hal itu terungkap dalam dalam diskusi bertajuk “Tantangan Geopolitik Indonesia Dalam Perspektif Global dan Kawasan” yang diselenggarakan DPP Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK), di Jakarta, Jumat (17/1) sore.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Tampil sebagai narasumber dalam diskusi tersebut adalah analis intelejen Dr. Connie Rahakundini, anggota DPR RI Dr. Bobby Rizaldi dari Fraksi Golkar dan Sri Meliyana dari Fraksi Gerindra. Selain itu tampil pula Ketum PGK Bursah Zarnubi.

RelatedPosts

Kementerian PU Percepat Pemulihan Akses Pascabencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar

BNPB Laporkan 774 Meninggal dan 551 Hilang akibat Banjir–Longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar

MUI Desak Pemerintah Tetapkan Banjir Besar di Sumatra sebagai Bencana Nasional

Klaim kesejarahan yang dipegang China dipaparkan oleh Connie. Menurut Connie yang juga pakar militer dan pertahanan itu, China bersikukuh mengklaim punya hak atas laut Natuna dengan tiga alasan. Pertama, uti possidetis, yakni menemukan pulau pulau di Laut China Selatan dan yang pertama mengokupasi secara faktual pulau-pulau ini melalui eksplorasi dan administrasi,

Kedua, teraa nulius, atau terjadi hanya sekali, dan tidak akan pernah terjadi lagi. China mengklaim bahwa sebagai pihak yang pertama kali menemukan kawasan itu maka pihaknya sekaligus memiliki hak atas perairan Natuna. China pun menyatakan, pihaknya memiliki arsip kesejarahan sejak beberapa dinasti sebagai bagian dari dominasi adminitrasi, kebudayaan dan keamanan nasionalnya.

Peserta diskusi menyimak paparan para narasumber. (Foto: Has/Kabariku)

Terkait hal ini, lanjut Connie, bukti-bukti okupasi dan arsip China tentang kepemilikan serta patrolinya di rangkaian pulau pulau di laut China Selatan terekam sejak era Dinasti Tang (618-907).

Baca Juga  Bagi Pelaku Liburan Natal dan Tahun Baru, Berikut Sejumlah Ketentuan yang Dikeluarkan Satgas Penanganan Covid-19

“Kesemua arsip hingga saat ini masih dikuasai oleh Taiwan,” ujar Connie.

Ketiga, China menganggap sejak pertengahan abad ke XX, saat ROC (Taiwan) mengeluarkan pernyataan garis demarkasi “U-line” untuk mengklaim hak dan kepentingan nasionalnya di area Laut China Selatan, dunia international kala itu tidak ada yang mengajukan protes.

Sementara Indonesia berpegang pada geopolitik modern yang menjadi dasar lahirnya pasal-pasal dalam UNCLOS 1982, di mana lautan yang memadukan 17.000 lebih pulau yang membentang dari Samudera Hindia ke Pasifik dengan dihuni oleh lebih dari 300 budaya ethnolinguistik. Belanda mengkonsolidasikan sebagian besar Indonesia pada abad ke- XIX dengan mempertahankan kesatuan politik dari kepulauan yang beragam tersebut.

Connie mengingatkan, Indonesia akan menghadapi tantangan dan ancaman geopolitik yang semakin berat ke depan. Ia menyarankan Indonesia melakukan tiga langkah untuk mengatasi tantangan tersebut. Pertama, melembagakan kesadaran geopolitik di kalangan pemimpin dan masyarakat, termasuk penguasaan sejarah dan pengetahuan akan perkembangan geopolitik kontemporer. Kedua, meningkatkan kemampuan pertahanan keamanan yang dapat menopang kepentingan nasional. Ketiga, proaktif membangun kolaborasi dengan negara mitra di kawasan regional dan global.

Sementara Bobby A. Rizaldi menyatakan, untuk mempertahan Perairan Natuna dan juga kawasan lainnya, Indonesia harus konsisten bertahan pada Deklarasi Juanda 1957 serta pasal-pasal yang tercantum dalam UNCLOS 1982 yang diakui mayoritas negara anggota PBB termasuk China.

“Klaim historis China atas sebagian laut Natuna harus dibantah. ZEE Natuna adalah NKRI, dan UNCLOS 1982 diakui PBB,” kata Bobby.

Bobby menegaskan, China ngotot memasuki kawasan ZEE Natuna motifnya adalah ekonomi, karena kawasan itu kaya akan sumber daya ekonomi. Di kawasan itu ada gas yang sejak 1973 sudah dieksplorasi Indonesia, namun sebagian besar belum tersentuh. Di sana juga ada cadangan minyak bumi dalam jumlah besar yang belum diekploitasi. Ikan di laut Natuna juga melimpah dan diperkirakan mencapai 8 persen sumber hayati ikan dunia.

Baca Juga  KPI Minta Lembaga Penyiaran Kedepankan Jurnalisme Empati Saat Liputan Robohnya Ponpes Al Khoziny

Sementara Bursah Zarnubi menyarankan adanya pengerahan kekuatan nelayan Indonesia untuk menguasai dan mengamankan Perairan Natuna. Menurutnya, untuk mempertahan Perairan Natuna, Indonesia cukup membuat ribuan kapal ikan untuk melaut di wilayah tersebut.

“Kita bikin dua ribu kapal ikan, biarkan anak (warga) Natuna yang mengerjakan. Satu kapal itu seribu sampai sepuluh ribu ton paling kecil. Jadi tiap hari ada dua ribu kapal baris tuh cari ikan. Jadi dibentengi begitu saja,” ujarnya.

Ditegaskannya, cara itu tidak hanya bisa menjaga hak berdaulat Indonesia, tapi juga bisa menjadi ladang pendapatan hasil tangkapan ikan yang nilainya diprediksi bisa mencapai 10.000 triliun ton per tahun.

“Buat keuntungannya, kapal ikan bisa melakukan patroli di laut tapi juga menghasilkan produksi, bisa 500 juta atau satu triliun ton satu tahun, dua ribu kapal minimal 10 ribu ton,” jelasnya.

Diskusi dihadiri oleh puluhan aktifis dan sejumlah tokoh nasional. Di antaranya, Hasanuddin pengurus DPP RepDem, Presiden Asia-Africa Benny Pramula, Ketum PB HMI Saddam Al Jihad, kolompok Cipayung Plus dan dan ratusan aktivis pergerakan lintas generasi lainnya. (Has)

Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com

ShareSendShareSharePinTweet
ADVERTISEMENT
Post Sebelumnya

Ade Irawan Wafat, Dimakamkan Satu Liang dengan Suaminya

Post Selanjutnya

Klaim Kuasai 54 Negara, Kekaisaran Sunda Empire Muncul di Bandung

RelatedPosts

Upaya pembersihan material longsor di jalan nasional oleh Kementerian PU (Foto: Biro Komunikasi Publik Kementerian PU)

Kementerian PU Percepat Pemulihan Akses Pascabencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar

3 Desember 2025
Sebuah perahu mengangkut warga korban bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat (Foto: BNPB)

BNPB Laporkan 774 Meninggal dan 551 Hilang akibat Banjir–Longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar

3 Desember 2025
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Iskandar (Foto: dokumentasi/MUI Digital)

MUI Desak Pemerintah Tetapkan Banjir Besar di Sumatra sebagai Bencana Nasional

1 Desember 2025
Sebanyak 300 warga terpaksa mengungsi ke dua titik pos pengungsian yang berada di Balai Desa Oro-Oro Ombo dan SD 2 Supiturang. (Foto: BNPB)

Status Awas Gunung Semeru, 300 Warga Dievakuasi ke Dua Lokasi Pengungsian

20 November 2025

39.496 Fresh Graduate Dapat Kesempatan Magang Nasional di Kemenimipas

14 November 2025
Polres Merangin bantu ungkap penculikan Bilqis, balita asal Makassar yang ditemukan selamat di Jambi. (Foto: Istimewa)

Polres Merangin Bantu Ungkap Kasus Penculikan Bilqis, Balita Asal Makassar Ditemukan Selamat di Jambi

10 November 2025
Post Selanjutnya

Klaim Kuasai 54 Negara, Kekaisaran Sunda Empire Muncul di Bandung

Gedung KPK. (Foto Has/Kabariku)

KPK Tetapkan 10 Tersangka Baru Proyek Jalan Bengkalis, Satu Orang Merupakan Tersangka Lama

Discussion about this post

KabarTerbaru

Pemkab Tapteng Perpanjang Status Tanggap Darurat: 18 Ribu Warga Diungsikan ke Penampungan

8 Desember 2025

Viral “Kasihlah Roti”: Aksi Si Adik Gemoy Zein, Gerakkan Bantuan ke Aceh Tamiang

8 Desember 2025
Claudia Alexandra Scheunemann Pemain Timnas Putri Indonesia

Garuda Pertiwi Kalahkan Singapura 3-1, Indonesia Melaju Semifinal SEA Games 2025

8 Desember 2025
Presiden Prabowo Subianto turut mencicipi menu makan siang yang disiapkan untuk para pengungsi yakni nasi dan ikan tongkol di tenda pengungsian korban bencana di Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, pada Minggu, 7 Desember 2025

Presiden Prabowo Turun ke Tenda Pengungsian, Beri Semangat dan Tenangkan Warga Bireuen

7 Desember 2025

Pelantikan Fatayat NU Garut Berlangsung Khidmat, Komitmen Pemberdayaan Perempuan Diperkuat

7 Desember 2025

76 Titik Jaringan Internet Polri Hadir di Tiga Provinsi Bencana untuk Pulihkan Komunikasi Warga

7 Desember 2025

Relawan Jokowi-Gibran Gelar Doa Bersama dan Galang Donasi untuk Bencana Sumatera

6 Desember 2025
Direktur Haidar Alwi Institute, Sandri Rumanama (doc.Istimewa)

Sandri Rumanama Sebut Respons Cepat Polri Tangani Banjir Sumatera Mendapat Apresiasi Publik

6 Desember 2025
Diskusi Publik “Darurat Kedaulatan dan Darurat Bencana Lingkungan di Indonesia” yang digelar Poros Jakarta Raya di Kedai Tempo, Jakarta. (5/12/2025).

Stop Serakahnomic! Poros Jakarta Raya Serukan Ekonomi Berkeadilan

6 Desember 2025

Kabar Terpopuler

  • Jenderal (Purn) Try Sutrisno, Wakil Presiden RI 1993-1998

    Mengenal Tujuh  Anak Try Sutrisno: Dari Jenderal, Dosen, hingga Psikolog di Amerika Serikat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jarang Terungkap, Inilah Orang Tua dan Tiga Saudara Kandung Menlu Sugiono Beserta Pekerjaannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gerindra Copot Ketua DPC Aceh Selatan: Pergi Umrah Usai Nyatakan Tak Mampu Tangani Darurat Bencana

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Luhut Buka Suara Soal Polemik Bandara IMIP: “Keputusan Diambil Secara Resmi dan Sesuai Aturan”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gus Ulil Tolak Wacana Zero Mining: “Pandangan Itu Keliru dan Goblok”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Viral “Kasihlah Roti”: Aksi Si Adik Gemoy Zein, Gerakkan Bantuan ke Aceh Tamiang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Epy Kusnandar Preman Pensiun Berpulang: Dari Vonis Tumor Otak hingga Usia 61

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Kabariku

Kabariku adalah media online yang menyajikan berita-berita dan informasi yang beragam serta mendalam. Kabariku hadir memberi manfaat lebih

Kabariku.com Terverifikasi Faktual Dewan Pers dan telah mendapatkan Sertifikat dengan nomor: 1400/DP-Verifikasi/K/VIII/2025

Kabariku

SOROTMERAHPUTIH.COM BERITAGEOTHERMAL.COM

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2025 Kabariku.com

Tidak ada hasil
View All Result
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Internasional
  • Catatan Komisaris
  • Kabar Istana
  • Kabar Kabinet
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Lainnya
    • Artikel
    • Kabar Peristiwa
    • Pendidikan
    • Teknologi
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Pariwisata
    • Bisnis
    • Profile
    • Pembangunan

© 2025 Kabariku.com