Kejagung Tahan Lima Tersangka Kasus Mega Korupsi Jiwasraya, Inilah Profil Mereka

KABARIKU – Lima orang telah ditahan terkait dugaan mega korupsi di PT Asuransi Jiwasraya. Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Adi Toegarisman mengatakan, kelima orang yang ditahan terkait kasus dugaan korupsi di PT Asuransi Jiwasraya (Persero) berstatus tersangka.

“Telah dilakukan penahanan terhadap 5 orang tersangka,” ujar Adi di Gedung Bundar, Kompleks Kejagung, Jakarta Selatan, Selasa (14/1/2019).

Kelimanya adalah Benny Tjokrosaputro, Harry Prasetyo, Heru Hidayat, Hendrisman Rahim dan Syahmirwan.

Inilah profil singkat kelimanya.

1. Benny Tjokrosaputro

Benny Tjokrosaputro adalah Direktur Utama PT Hanson International. Ia merupakan cucu pendiri grup usaha Batik Keris, Kasom Tjokrosaputro. Benny Tjokro juga merupakan petinggi di sejumlah perusahaan, antara lain PT Sinergi Megah Internusa Tbk dan PT Suba Indah Tbk.

PT Hanson International berdiri pada 1971 dan terjun di bidang ekstil pada awalnya. Sejak 2013 PT Hanson International mulai menggeluti bisnis properti.

Lahir di Surakarta 15 Mei 1969, tahun 2018 Benny dinobatkan sebagai orang terkaya ke-43 di Indonesia dengan nilai kekayaan 670 juta dollar AS.

Jiwasraya menempatkan dana nasabahnya dengan jumlah cukup besar di PT Hanson International Tbk. Selain penempatan lewat saham, investasi juga mengalir lewat pembelian Medium Term Note (MTN) atau surat berharga berjenis utang.

Namun, saham Hanson International termasuk kategori sebagai saham gocap alias nilainya berada pada harga terendah perdagangan saham Rp 50 per lembarnya. Dilihat dari aktivitas perdagangannya di BEI, sahamnya juga jarang diperdagangkan alias tak liquid.

2. Harry Prasetyo

Prestasinya sebenarnya tak jelek. Menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwasraya sejak Januari 2008. Lantaran kinerjanya dinilai bagus, Harry kembali ditunjuk menjadi Direktur Keuangan Jiwasraya periode Januari 2013-2018.

Lahir di Cimahi, Jawa Barat, Harry merupakan jebolan Pittsburgh State University Amerika Serikat. Pulang ke Indonesia, ia mengajak rekan-rekannya untuk mendirikan perusahaan sekuritas bernama PT Dhana Wibawa Arta Cemerlang

Hary juga pernah bekerja di PT Artha Graha Sentral, lalu ia pindah ke PT Trimegah Securities Tbk, ke PT Batasa Capital. Sebelum bergabung dengan Jiwasraya, ia bekerja di PT Lautandhana Investment.

Ia masuk lingkungan Istana di periode I Jokowi dan dipercaya sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Ekonomi Strategis di Kantor Staf Presiden (KSP).

Semasa di Jiwasraya, Hary disebut-sebut memiliki peran dalam penempatan dana investasi Jiwasraya di saham maupun reksadana.

3. Heru Hidayat

Heru Hidayat adalah Komisaris Utama PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP), emiten yang sahamnya dibeli Jiwasraya lebih dari 5,44%%. IIKP bergerak di bidang budidaya, distribusi dan perdagangan ikan arwana. Belakangan terungkap, kepemilikan saham IIKP oleh Jiwasraya membesar lantaran penempatan dana investasi Jiwasraya di 14 reksadana seluruhnya di IIKP.

Di IIKP Heru Hidayat yang merupakan lulusan teknik industry Universitas Surabaya tahun 1994 ini memiliki saham sebesar 2,94%.

4. Hendrisman Rahim

Hendrisman Rahim lahir di Palembang, Sumatra Selatan, 18 Oktober 1955. Pada Januari 2008 ia terpilih menjadi Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya setelah sebelumnya bekerja di PT Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo) juga sebagai Drektur Utama.

Hendrisman sempat dipercaya menjadi Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) periode 2011-2014.

Karirnya di Jiwasraya kemudian digantikan oleh Muhamad Zamkhani pada 19 Januari 2018. Pada tahun itu juga, Muhamad Zamkhani yang berstatus Plt kemudian digantikan oleh Asmawi Syam pada 18 Mei 2018. Belakangan muncul ketidakberesan dalam pengelolaan dana nasabah laporan keuangan yang kemudian dilaporkan oleh Asmawi.

Tragedi gagal bayar yang dialami Jiwasraya diduga merupakan akumulasi dari “salah urus” para petinggi di era 2008-2018, di mana di dalamnya ada Hendrisman Rahim.

5. Syahmirwan

Syahmirwan adalah pensiunan PT Asuransi Jiwasraya. Jabatan terakhirnya sebagai Kepala Divisi Investasi dan Keuangan. Sebagai bagian dari manajemen, penyidik melihat bahwa Syahmirwan ikut bertanggung jawab atas kerugian Jiwasraya yang mencapai Rp 13,7 triliun. (Ref)

Tinggalkan Balasan