Kediri, Kabariku – PT Gudang Garam Tbk., salah satu produsen rokok kretek terbesar dan paling legendaris di Indonesia, tengah menghadapi tantangan besar dalam industri hasil tembakau. Perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1958 ini, baru-baru ini menghentikan sementara pembelian bahan baku tembakau dari Temanggung, Jawa Tengah. Keputusan ini diambil seiring dengan penurunan signifikan dalam penjualan rokok di pasar domestik.
Bupati Temanggung, Agus Setyawan, menyampaikan kabar tersebut setelah kunjungan ke PT Gudang Garam di Kediri bersama perwakilan DPRD Temanggung dan Komite Pertembakauan setempat. Menurutnya, manajemen Gudang Garam menjelaskan bahwa stok tembakau yang tersedia saat ini masih mencukupi untuk produksi hingga empat tahun ke depan. Hal ini diperparah oleh penurunan drastis harga saham perusahaan, dari Rp90.000 per lembar di masa jayanya menjadi sekitar Rp9.600 per lembar saat ini.
“Jadi memang tidak lagi kondusif untuk membeli bahan baku, khususnya dari Temanggung,” ujar Agus. Ia menambahkan bahwa Pemkab Temanggung tengah menjajaki kemungkinan merintis kawasan industri hasil tembakau skala kabupaten untuk mendukung UMKM dan pelaku industri lokal, namun rencana tersebut masih dalam tahap pertimbangan efisiensi dan kelayakan implementasi.
Didirikan Oleh Perantau Muda
PT Gudang Garam didirikan pada 26 Juni 1958 oleh Surya Wonowidjojo (Tjoa Jien Hwie), seorang perantau muda keturunan Tionghoa yang sebelumnya bekerja di pabrik rokok NV Tjap 93 milik pamannya di Jawa Timur. Berbekal pengalaman dan ambisi besar, Surya memutuskan mendirikan perusahaan sendiri dengan membeli sebidang tanah di Kediri dan memulai usaha produksi rokok kretek.
Awalnya, produk pertamanya diberi merek Inghwie. Dua tahun kemudian, ia mengganti nama usaha menjadi “Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam,” yang kini dikenal sebagai PT Gudang Garam Tbk. Dalam waktu singkat, Gudang Garam berkembang pesat dan menjadi simbol industri kretek Indonesia, dengan reputasi produk berkualitas tinggi yang merambah pasar nasional hingga mancanegara.
Jejak Langkah dan Skala Bisnis
Gudang Garam adalah pelopor dalam industri rokok kretek yang telah melekat kuat dalam budaya konsumsi masyarakat Indonesia. Pada 2018, berdasarkan riset Nielsen, perusahaan ini menguasai 23,1% pangsa pasar rokok dalam negeri. Di masa itu, perusahaan mempekerjakan lebih dari 33 ribu karyawan yang tersebar di seluruh lini produksi, distribusi, dan pemasaran, dengan dukungan 66 kantor area dan 269 titik distribusi di seluruh Indonesia.
Namun, seiring perkembangan tren gaya hidup sehat, peningkatan regulasi, dan kampanye antitembakau, perusahaan mengalami tekanan signifikan. Berdasarkan data Companies Market Cap tahun 2024, jumlah karyawan Gudang Garam saat ini tercatat sekitar 28.600 orang, menjadikannya perusahaan dengan jumlah tenaga kerja terbanyak ke-9 di Indonesia. Sebagai perbandingan, posisi pertama ditempati oleh Astra Indonesia dengan 134.787 karyawan.
Tantangan dan Masa Depan
Penurunan konsumsi rokok di Indonesia menjadi tantangan besar bagi produsen besar seperti Gudang Garam. Kondisi ini turut memengaruhi ekosistem industri tembakau, termasuk petani dan pelaku usaha kecil di daerah seperti Temanggung. Meski stok bahan baku mencukupi, sinyal penurunan permintaan produk menjadi peringatan bagi masa depan industri ini.
Keputusan Gudang Garam menghentikan pembelian tembakau dari Temanggung merupakan indikator serius tentang perlunya transformasi industri hasil tembakau agar tetap relevan di tengah perubahan selera konsumen dan tekanan global terhadap produk tembakau.***
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post