oleh
Andrianto
Ketua Gerakan Reformasi Politik (GERPOL) Indonesia
Kabariku- Cuman bertahan sebulan dari pernyataan Jokowi 5 Maret 22 yang membiarkan siapapun termasuk para Menterinya dalam hal mengusulkan wacana penundaan pemilu termasuk perpanjangan jabatan Presiden atas dasar demokrasi penyampaian aspirasi.
Sejak itulah tanpa malu-malu lagi membuncah ke publik yang menjadi sorotan Acara Apdesi terang-terangan dilontarkan sang ketuanya perpanjangan jabatan Presiden.
Bahkan disebuah majalah terkenal dalan liputan utamanya menyatakan para Ring 1 lingkaran dekat Stafsus Presiden dan para Relawan militannya jadi opsus ke stakeholder untuk maksud Penundaan dan Perpanjangan jabatan Presiden.
Publik melihat seakan Jokowi melegitimasi niat untuk mengkudeta Konstitusi.
Apalagi sang Super Menterinya LBP sudah tampil sebagai motor soal perpanjngan ini dari mulai meng-endorse ketiga parpol PAN, Golkar dan PKB. Sebagai Ketua dewan Pembina Apdesi dan terakhir dalam sebuah acara terbuka di Lebak Banten bersama Bupati Jayabaya.
Kekuatan Civil Society bereaksi keras yang pertama dan terdepan tanggal 11 Maret 2022, Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia yang di gawangi Aktivis: al Syahganda, Rocky Gerung, Fery Juliantono, Bivitri Susanti, Adhie Massardi, Jumhur Hidayat, Ubedilah badrun dan puluhan aktivis yang memang sudah dalam posisi oposisi menyatakan akan menggalang kekuatan rakyat untuk melawan kehendak penguasa untuk mengutak atik Konstitusi.
Sudah dalam posisi terancam Pasal 7 ayat 1 yang produk masterpiece Reformasi yakni pembatasan jabatan Presiden.
Konstitusi UUD 45 jelas hanya mengatur tentang Pemakzulan tidak ada ruang sekecilpun untuk Perpanjangan..
Karna semangatnya adalah tidak lagi mengulangi kekuasaan yang tidak berbatas.
Selanjutnya bermunculanlah perlawanan dari tokoh publik semisal Ketua DPD yang terang terangan juga menolak penundaan dan perpanjangan jabatan Presiden.
Akhirnya Anak kandung Reformasi Para Mahasiswa dengan masif dan spartan turun Aksi ke Istana antara lain BEM SI dan Aliansi Mahasiswa yang longmarch dari Univ Tri Sakti sampai ke Harmoni persis di halaman belakang Istana. Dibeberapa daerahpun Mahasiswa sudah turun ke jalan.
Tentu Istana bergidik dan bergetar upaya pre-empitive meredam Mahasiswa melalui Cipayung Plus menjadi kandas.
Mahasiswa yang seolah sekian lama tertidur ternyata tidak terlelap. Mahasiswa tetaplah Agens Of Social Change.
Kini Jokowi meralat ucapannya sebulan lalu. Merlarang para Menterinya soal jabatan Presiden. Meski sudah sering ucapan ralat meralat terlontar dari mulutnya.
Sekarang bola sudah bergulir kencang,
Ditengah harga yang melambung tinggi, serta inkompetensi rezim dengan Hutang yang sudah melewati ambang batas dari APBN yang berarti pelanggaran terhadap UU keuangan negara..
Nampaknya Mahasiswa dan elemen kritis dari gerakan Civil Socety yang di tindas bahkan sampai masuk Penjara
(Era Jokowi paling banyak memenjarakan Aktivis) tidak akan berhenti.
Jokowi harus faham niat perpanjangan hanya secuil dari Policynya yang tidak berpihak pada kemakmuran Rakyat. Dalam rezimnya hanya kemakmuran Oligharkys yang di beri karpet merah (UU OMNIBUS, UU MINERBA dan lain-lain).
Serta KKN-nya yang terang-terangan melibatkan pihak perkara (Laporan Ubedilah ke KPK menyebut Sinar Mas)
menjadi pimpinan IKN.
Apakah masih ada ruang untuk Jokowi?
Tentu saja masih tersedia bilamana Jokowi segera memberhentikan Aktor Kisruh Amandemen yakni LUHUT.
Serta para Menteri jajaran Ekonomi nya harus di ganti semuaaaa. Publik ingin lihat keseriusan Jokowi untuk perbaiki keadaan.
Namun bila ini tidak berani dilakukannya maka pudar sudah harapan rakyat, dan mudah ditebak arah siklus 20 tahunan perubahan tidak lama lagi akan terjadi.***
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post