KABARIKU – Akhirnya Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mencabut keputusan Nomor 104/KPTS/HK.140/M/2/2020 soal tanaman obat binaan yang diterbitkan Februari 2020 lalu.
Seperti diketahui, keputusan itu memuat juga ganja (Cannabis Sativa) sebagai komoditas binaan dari 66 komoditas yang tercantum dalam lampiran keputusan, antara lain kecubung, mengkudu, kratom, brotowali, hingga purwoceng.
Pihak Kementan menyatakan, akan mengkaji kembali keputusan tersebut sambil berkoordinasi dengan Badan Narkotika Nasional RI (BNN), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
“Kepmentan 104/2020 dicabut sementara sambil berkoordinasi dengan stakeholder terkait,” jelas Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Tommy Nugraha,Sabtu (29/8/2020).
Tommy menegaskan, Kementan tak mendukung budidaya ganja yang dilarang dalam UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
“Ganja tergolong narkotika golongan I bersama dengan sabu, kokain, opium, heroin. Izin penggunaan terhadap narkotika golongan I hanya dibolehkan dalam hal-hal tertentu,” paparnya.
Ia menambahkan, sebenarnya tanaman ganja sudah lama masuk dalam daftar tanaman obat melalui Kepmentan No 511/2006. Namun hingga saat ini belum ada petani ganja yang menjadi petani legal, apalagi menjadi binaan Kementan. Bahkan kementan mengalihkan petani ganja dengan komoditas produktif lainnya.
“Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo konsisten dan berkomitmen mendukung pemberantasan penyalahgunaan narkoba. Kepmentan 104/2020 tersebut sementara akan dicabut untuk dikaji kembali dan segera dilakukan revisi berkoordinasi dengan stakeholder terkait (BNN, Kemenkes, LIPI)” ungkapnya. (Ref)
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post