Jakarta, Kabariku – Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri secara resmi menangguhkan penahanan terhadap SSS, seorang mahasiswi Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB) yang sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka atas unggahan meme bernuansa tidak senonoh bergambar Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Trunoyudo Wisnu Andiko, menyampaikan bahwa penangguhan penahanan dilakukan berdasarkan permohonan yang diajukan oleh penasihat hukum tersangka serta orang tuanya.
“Penangguhan ini diberikan penyidik berdasarkan aspek kemanusiaan serta itikad baik dari tersangka dan keluarganya yang telah menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang terjadi,” kata Trunoyudo dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (11/5/2025) malam.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa tersangka juga telah menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden Prabowo Subianto, mantan Presiden Joko Widodo, serta pihak kampus ITB.
“Yang bersangkutan sangat menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Dan SSS dapat melanjutkan perkuliahannya,” ujarnya.
Sebelumnya, penyidik menetapkan SSS sebagai tersangka pada 7 Mei 2025, dengan masa penahanan di Rumah Tahanan Bareskrim Polri hingga 26 Mei 2025.
Penetapan tersangka dilakukan setelah penyidik melakukan serangkaian proses penyelidikan, termasuk pemeriksaan sejumlah saksi dan penyitaan barang bukti.
Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Erdi Adrimulan Chaniago, membenarkan bahwa unggahan meme tersebut diduga mengandung ujaran kebencian yang bertujuan merendahkan kehormatan dua tokoh nasional.
Penangguhan penahanan SSS turut mendapat perhatian dari Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, yang secara resmi mengajukan diri sebagai penjamin.
Dalam surat yang dikirim ke Kepala Bareskrim Polri, ia menyatakan kesanggupannya untuk memastikan bahwa tersangka tidak akan melarikan diri, menghilangkan barang bukti, maupun mengulangi tindak pidana.
“Saya yakin Pak Kapolri adalah sosok yang sangat bijak dalam menangani kasus ini,” ujar Habiburokhman, seraya menambahkan bahwa ia juga akan memberikan pembinaan kepada SSS agar tidak kembali melakukan hal serupa di kemudian hari.
Penangguhan penahanan ini membuka kesempatan bagi SSS untuk kembali melanjutkan kegiatan akademiknya di ITB sembari tetap menjalani proses hukum yang berlaku.*
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post