• Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Senin, Agustus 18, 2025
Kabariku
Advertisement
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
Tidak ada hasil
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
Home Opini Profile

Anwar Ibrahim ‘The Lion of Malays’

Redaksi oleh Redaksi
28 November 2022
di Profile, Tokoh
A A
0
ShareSendShare ShareShare

oleh :
Dr. Syahganda Nainggolan

Sabang Merauke Circle

Bali, Kabariku- Hilmy Bakar Almascaty, keturunan pendiri Al-Irsyad, seorang yang pernah menjadi penghubung antara Datok Sri Anwar Ibrahim (DSAI) dan Adi Sasono, meminta saya menulis tentang fenomena DSAI ini, sepak terjang perjuangannya dan harapan ke depan.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Sebab, DSAI, yang baru saja menjadi Perdana Menteri Malaysia, kemungkinan besar akan mempunyai pengaruh pada kebangkitan Islam dunia.

RelatedPosts

Langkah Panjang Irjen Pol Asep Edi Suheri, Putra Tasik yang Kini Pimpin Polda Metro Jaya

Jarang Terungkap, Inilah Orang Tua dan Tiga Saudara Kandung Menlu Sugiono Beserta Pekerjaannya

Sang Jenderal Pun Menangis Menyaksikan Putranya Meraih Adhi Makayasa

Disamping itu, Hilmy juga menyertakan tulisannya terkait DSAI, “Ada Apa Dengan Taliban Nusantara”, (Republika, 7/8/2019). Tulisan ini menceritakan peranan DSAI menghimpun para Mujahidin dari Indonesia untuk berperang di Afganistan, tahun 1980an. Ketika itu DSAI adalah menteri yang sangat dipercaya Perdana Menteri Malaysia.

Menulis tentang DSAI ini tidaklah mudah. Karena kita akan berbicara tentang perjuangan panjang seorang manusia yang gagah berani, hidup dari penjara ke penjara, dan penuh dengan gagasan yang bersifat ideologis.

Manusia ini adalah barang langka, ketika kita membandingkan dengan manusia-manusia elite di negeri ini, ada yang bangga jadi boneka, ada yang bangga memukul-mukul meja sambil berteriak perjuangan sampai titik darah penghabisan, ada yang bangga menghimpun semua oposisi di kantornya.

Tapi kemudian dengan entengnya mendukung perpanjangan masa jabatan presiden secara inskontitutional, dan banyaknya manusia-manusia pelacur politik, yang hidupnya terjebak antara “stick and carrot”. Tentunya tidak hanya disini, tapi di Malaysia juga.

Beberapa orang telah mengulas DSAI, tapi kelihatannya tanpa makna. Karena sejarah manusia bukanlah soal deskripsi fungsi fakta terhadap waktu. Ada juga yang membuat meme “Dari Penjara Ke Istana; Dari Istana Ke Penjara”, membandingkan DSAI vs. Dato’ Najib, di Malaysia.

Tapi tulisan yang beredar sejauh ini tidak mengulas apa yang dipikirkan dan diperjuangkan DSAI. Bagaimana efeknya pada kebangkitan Islam di dunia? Bagaimana kebangkitan Bangsa Melayu di Asia Tenggara? Kita harus membahas hal itu.

Ideologi Anwar Ibrahim

DSAI adalah Islam Fundamentalis pada masa mudanya. Pada awal 70an dia mendirikan Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM), lalu menjadi Presiden ABIM selama 9 tahun sejak 1974. Organisasi ini mempunyai visi menjadikan Malaysia sebagai bangsa yang merujuk pada Islamic World of View.

Perempuan-perempuan ABIM adalah generasi pertama pemakai Jilbab di Malaysia sebagai bentuk kesadaran baru tafsir Islam atas pakaian wanita. Resikonya mereka dibully sekian lama.

Gerakan ini juga melakukan internasionalisasi gerakan Islam, seperti mengimpor pikiran-pikiran pendiri Ikhawanul Muslimin, Jamaat Al Islami, Dewan Dakwah Islam Indonesia, dlsb. (Lihat buku panduan 50 tahun ABIM, https://online.anyflip.com/obtem/jcih/mobile/index.html).

Untuk gerakan ini, DSAI pernah ditahan oleh intelijen Malaysia, merujuk pada UU “ISA” (Internal Security Act).

Pada saat pidato di Menara Telkom, Jakarta, 2004, atas undangan Adi Sasono, sepekan setelah keluar penjara yang dijalani selama 5 tahun, DSAI menyampaikan bahwa ketika muda dia dirayu untuk masuk ke Ikhwanul Muslimun, organisasi yang di Indonesia mungkin tercermin pada PKS, namun DSAI menjelaskan bahwa cukup baginya mempunyai panutan dari Bangsa Melayu, yakni Muhammad Natsir.

Baca Juga  Konferensi Cabang XXII DPC GMNI Surabaya  Hasilkan Harapan Baru untuk GMNI se-Surabaya

Menurutnya Natsir sebanding dengan para pendiri Ikhwanul Muslimin, seperti Hasan Albana dan Sayid Qutub.

Pernyataan DSAI tentang Natsir dan kedekatannya dengan pejuang Islam militan di Indonesia, seperti Muhammad Imaduddin Abdurahim dan Adi Sasono, menunjukkan DSAI yang telah menjadi oposisi di Malaysia tidak berubah garis ideologisnya.

Namun, Islam bagi Anwar bukanlah ideologi eksklusif, yang hanya relevan untuk kepentingan kaumnya. Islam menurutnya menjadi rahmat bagi semesta alam.

Kembali ke awal masa pergerakan DSAI, sejarah mencatat DSAI terlibat dalam gerakan kampus dan mahasiswa yang anti pada pemerintahan.

Dalam aksi solidaritas atas nasib petani yang semakin miskin saat itu, pada Desember 1974, DSAI melancarkan protes, yang mengakibatkan dia ditahan selama dua tahun oleh pihak keamanan Malaysia.

Isu anti pemerintah dalam konteks model dan strategi pembangunan memang lagi trending pada masa itu, diberbagai negara berkembang.

Di Indonesia era pembangunanisme yang dijalankan pemerintah Suharto dikecam oleh aktifis kampus pada Januari 1974.

Kritiknya sama dengan yang terjadi di Malaysia, pembangunan dilakukan lebih untuk menguntungkan investor ketimbang rakyat. Yang mengalami kekejaman akibat kritik itu, di Indonesia adalah Hariman Siregar dan kawan-kawannya.

Sama seperti Anwar Ibrahim, mereka dipenjarakan.

Anne Munro Kua, dalam “Athoritarian Populism in Malaysia”, mengatakan bahwa spektrum gerakan yang melibatkan DSAI era 70an itu menunjukan perjuangan DSAI tidak terjebak pada ideologi tertentu.

Sebab, bersama DSAI, banyak tokoh-tokoh nasionalis yang ditangkap. Bahkan, Mahathir, sebagai Menteri pendidikan saat itu cenderung menuduh gerakan mahasiswa dan kampus itu ditunggangi Komunis.

Tafsir lainnya atas gerakan DSAI yang sejak muda terbiasa dengan berbagai elemen perjuangan, menunjukkan bahwa pandangan keislaman DSAI beradaptasi pada kepentingan perjuangan bersama.

Ketokohan DSAI sebagai mahasiswa dan pemuda tahun 70-80an membuat Mahathir Mohamad, pada tahun 1982, Ketua UMNO dan saat itu Perdana Menteri Malaysia merekrut DSAI untuk bergabung ke partai UMNO.

UMNO jika di Indonesia kala itu mirip dengan Golkar era Soeharto, partai penguasa. Sejak tahun 1983, setahun setelah bergabung, DSAI menjadi Menteri dengan berbagai portofolio dalam kabinet Mahathir Mohamad sampai tahun 1998, menjadi wakil perdana menteri.

Era ketika DSAI bergabung ke UMNO, partai yang mengusung tema kebangsaan atau Melayu, pandangan keislaman Anwar tidak berubah.

Namun, Anwar bermetamorfosis dalam dua isu, yakni persatuan Melayu Raya, yang mencakup bangsa-bangsa Melayu di Asean serta jaringan internasional Islam.

Pada isu Melayu Raya, misalnya DSAI terlibat dalam kerjasama memajukan Melayu dengan Habibie, sejak pertengahan tahun 90an.

Dalam konteks Islam, DSAI terlibat dalam penggalangan kekuatan milisi Islam untuk bertempur melawan Rusia di Afganistan era 80an (lihat Hilmy Bakar Almascaty dalam “Ada Apa Dengan Taliban Nusantara”), aktif dalam forum-forum Islam dunia dan juga mendirikan Universitas Islam Antar Bangsa di Malaysia.

Dia juga mensupport kehidupan tokoh-tokoh Islam garis keras Indonesia yang mengalami tekanan di era Suharto, seperti Muhammad Imaduddin Abdurrahim, untuk berkiprah di Malaysia maupun di dunia.

Pada tahun 1998, bulan September, Mahathir Mohamad memecat DSAI dari jabatan Deputi Perdana Menteri, Menteri Keuangan dan sekaligus dari UMNO.

Masa itu adalah masa kritis di negara-negara Asean akibat krisis moneter, khususnya di Indonesia telah membangkrutkan ekonomi kita dan sekaligus menjatuhkan Suharto dari kekuasaan.

Baca Juga  Habib Syakur Ingatkan BNPT Jangan Cepat Simpulkan IKN Steril dari Terorisme dan Radikalisme

Di Malaysia DSAI mempunyai pandangan yang berbeda dengan Mahathir Mohamad dalam menyelesaikan persoalan krisis ekonomi tersebut, disamping itu DSAI secara konsisten terus menerus mengkritik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang melibatkan keluarga Mahathir dan para menteri.

Akhirnya Mahathir marah kepada DSAI. “Human Right Watch”, dalam “Malaysia: Former Deputy Prime Minister Ibrahim Arrested”, (23/10/1998), mengungkapkan kelompok loyalis Mahathir melakukan propaganda “50 sebab kenapa Anwar Ibrahim tidak pantas jadi Perdana Menteri”, memuat point DSAI seorang koruptor dan homoseks.

Setelah propaganda ini, DSAI ditangkap dan dipenjara selama 5 tahun untuk tuduhan korupsi dan tahun berikutnya dituduh kasus sodomi, dijatuhkan hukuman 9 tahun. Namun, kasus terakhir ini dibatalkan oleh pengadilan yang lebih tinggi, karena tidak ada buktinya.

Perlawanan DSAI, keluarganya dan loyalisnya terhadap pemerintah telah menjadikan DSAI menjadi tokoh oposisi di Malaysia.

Apa yang berubah ketika dia menjadi oposisi? Apa refleksinya?

Selama menjadi oposisi dan di penjara, DSAI mengalami sebuah refleksi bahwa istilah pribumi versus non-pribumi di Malaysia, yang selama ini menjadi dasar pijakan UMNO, adalah sebuah kelicikan. Atas nama pribumi para elit-elit UMNO dan Menterinya melakukan korupsi yang tidak bisa dikontrol.

DSAI yang sebelumnya menempatkan isu pro pribumi, sebagai tokoh UMNO, selama 15 tahun, mengalami perubahan pandangan dan sikap, yakni lebih mementingkan isu anti korupsi, kesamaan manusia (humanity) dan keadilan sosial.

Ini yang membuat DSAI membuat Partai Keadilan Rakyat (PKR) dan aliansinya dengan berbagai partai sekuler dan multi etnik.

Jalan lurus yang dipilih DSAI pada tahun 2018 secara mengejutkan didukung oleh mantan orang yang memenjarakan dia yakni Mahathir Muhammad.

Mahathir yang kecewa dengan kegagalan demi kegagalan UMNO, pada tahun 2018 itu membuat Partai Pribumi dan bersekutu dengan Anwar Ibrahim dalam aliansi Pakatan Rakyat.

Anwar yang dizalimi rezim dengan tuduhan Sodomi kedua, diputuskan pengadilan tinggi dan Mahkamah Agung untuk di penjara 5 tahun. Padahal pengadilan negeri telah menganulir tuduhan itu, tidak berdasar.

Mahathir berjanji jika dia menjadi Perdana Menteri akan meminta Raja Malaysia mengeluarkan DSAI dari penjara, memulihkan nama baik dan terkahir memberikan posisi Perdana Menteri itu kepada DSAI pada tahun 2020.

Ternyata Mahathir berhasil menjadi Perdana Menteri dan hal-hak politik DSAI dipulihkan. Meskipun Mahathir tidak menepati janjinya untuk membagi jabatan Perdana Menteri pada tahun 2020 itu, namun Datok Sri Anwar Ibrahim sudah menjadi “Singa” yang tidak terkalahkan sebagai tokoh utama oposisi Malaysia.

Auman Singa itu menakutkan seluruh negeri. Akhirnya, seluruh raja Malaysia berunding dan menyerahkan tongkat kepemimpinan nasional ditangan DSAI beberapa hari lalu.

Dampak Kepemimpinan DSAI Terhadap Dunia Islam dan Indonesia

DSAI, dalam usianya yang 75 tahun, menjadi sangatlah matang dalam berpolitik. Pada skala global, DSAI menunjukkan sikap netralitas atas persaingan kekuatan besar di Asia Pasifik.

Dalam Anadolu Agency, kantor berita Turki, “Anwar Ibrahim Dorong Malaysia yang Netral di Tengah Persaingan Kekuatan Besar di Asia Pasifik”, (25/ 7/22), Anwar menyebutkan akan berhubungan baik dengan barat dan sekaligus China.

Menurutnya, Erdogan adalah contoh baik yang akan dia tiru, yakni meskipun anggota NATO tapi menjalin hubungan baik dengan Rusia. Setelah DSAI menjadi Perdana Menteri, SCMP, 25/11/22 menulis “Malaysia’s China policy to stay on even keel under Anwar Ibrahim with economy main focus, analysts say”, yang menunjukkan bahwa DSAI akan mengambil jalan netral dari pertarungan geopolitik di Asia Pasifik itu.

Baca Juga  Demokrasi dan Keadilan Sosial: Tantangan Menuju Kepemimpinan Baru 2024

Pikiran DSAI ini adalah pikiran “Tidak Timur dan Tidak Barat”. Disini ajaran Islam, baik value maupun praxis, dapat peluang untuk ditawarkan. Ini merupakan kematangannya sebagai tokoh senior dalam politik Islam dan politik Asia Tenggara.

Dalam era krisis global, tentu saja peranan DSAI untuk mempengaruhi tatanan dunia baru multipolar mendapatkan peluang juga. Apalagi Malaysia sebagai negara “Commonwealth” mempunyai “club” barat yang berpengaruh. Disamping kemungkinan DSAI menggerakkan jejaring Islamnya.

Bagaimana dampak kepemimpinan DSAI terhadap Indonesia?

Sebagaimana diketahui elit-elit Indonesia banyak yang menjalin hubungan baik dengan DSAI, sebagiannya mengagumi ketokohan politiknya.

Dalam spektrum politik, masyarakat Melayu dan “Islam modernis”, yang jumlahnya secara kasar mencapai 50% penduduk Indonesia, membuka diri atas representasi ketokohan dan pikiran-pikiran DSAI.

Disamping itu Malaysia selama ini menjadi destinasi jutaan pekerja migran kita dan juga tempat menimba ilmu bagi mahasiswa kita.

Keterhubungan ini membuat cepat atau lambat pengaruh DSAI dan pikirannya akan berproses di sini. Bahkan, bisa jadi dengan hilangnya figur kepemimpinan nasional Indonesia yang berkelas internasional, akan membuat DSAI menjadi idola di sini.

Pertumbuhan ekonomi Malaysia yang double digit Q3 kemarin dan teknologi serta keunggulan jejaring keuangan, termasuk ekonomi syariah, akan semakin solid ditangan DSAI.

Kematangan DSAI di dunia keuangan, sebagai menteri keuangan hampir 10 tahun, akan memperkuat kembali Malaysia sebagai hub internasional financial market.

Pada posisi ini tinggal Indonesia, apakah akan memanfaatkan Malaysia untuk tumbuh bersama atau merasa tersaingi dalam kepemimpinan DSAI tersebut.

Apabila Indonesia seperti selama ini, tidak menyukai Islam sebagai sebuah pedoman kehidupan, khususnya di era Jokowi, maka kemungkinan besar “energi” umat Islam Indonesia nantinya akan terafiliasi dengan kepemimpinan DSAI.

Tentu formatnya masih perlu diprediksi. Setidaknya, di era digital ini, semua hal lebih gampang terjadi lintas batas negara.

Penutup

Datuk Sri Anwar Ibrahim (DSAI) merupakan tokoh besar Bangsa Melayu. Juga tokoh besar Islam. Kerasnya kehidupan yang dialaminya dan bermetamorfosanya pikiran politik yang melandasi perjuangannya membuatnya menjadi sosok yang teramat tangguh.

DSAI adalah panutan politik untuk Islam Rahmatan Lil Alamin, yakni membangun peradaban berbasis anti korupsi, kemanusiaan, dan keadilan sosial bagi rakyat miskin. Sebagai pemimpin, bagi DSAI hidup berkuasa adalah pengabdian, sebuah amanah, bukan mengumpulkan harta benda.

Dalam situasi defisit tokoh sekelas Datok Anwar, dia Asia Tenggara, besar kemungkinan DSAI akan dijadikan figur oleh Bangsa Melayu yang tersebar di berbagai wilayah Asia Tenggara, ummat Islam diberbagai negara dan rakyat miskin dunia.

Semua orang membicarakan fenomena Datok Anwar Ibrahim ini. Dia adalah Singa Bangsa Melayu (The Lion of Malays), tapi bisa pula dia menjadi Lion of Islam, yang membangkitkan Islam seluruh dunia, sebagaimana diperkirakan bahwa Islam akan bangkit abad ini dari timur.***

(Demikian tulisan ini ditulis di Kebon Raya, Lake View Bedugul dan Pantai Sanur, Bali, 27/11/22, @57 years My Age).

Red/K.101

BACA juga Berita menarik Seputar Pemilu KLIK disini

Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com

Tags: Datok Sri Anwar Ibrahim (DSAI)Dr. Syahganda NainggolanSabang Merauke CircleThe Lion of MalaysWarta Pemilu
ShareSendShareSharePinTweet
ADVERTISEMENT
Post Sebelumnya

BBHAR DPC PDI Perjuangan Jakarta Pusat Menyelenggarakan Pekan Konsultasi Hukum untuk Rakyat 2022

Post Selanjutnya

KPK Panggil Hakim Agung Gazalba Saleh Tersangka Suap Pengurusan Perkara di MA

RelatedPosts

Irjen. Pol. Asep Edi Suheri, perwira tinggi Polri yang sejak 5 Agustus 2025 mengemban amanat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya

Langkah Panjang Irjen Pol Asep Edi Suheri, Putra Tasik yang Kini Pimpin Polda Metro Jaya

11 Agustus 2025
Menteri Luar Negeri Sugiono

Jarang Terungkap, Inilah Orang Tua dan Tiga Saudara Kandung Menlu Sugiono Beserta Pekerjaannya

5 Agustus 2025
Inspektur Jenderal Polisi Dr. Barito Mulyo Ratmono, S.I.K., M.Si., bersama keluarga, termasuk Ipda Fathan Putra Rifito/Dok. Keluarga

Sang Jenderal Pun Menangis Menyaksikan Putranya Meraih Adhi Makayasa

25 Juli 2025
Hashim Djojohadikusumo

Jejak Hashim Djojohadikusumo: Datang Saat Orang Lain Menjauh, Muncul Saat Harapan Menipis

22 Juli 2025
Bos Jalan Tol Jusuf Hamka tertangkap sedang makan di warteg.

Di Balik Kekayaan Ada Kesederhanaan: Perilaku Mengesankan Para Konglomerat Indonesia

13 Juli 2025
Kiri: Oki Muraza. Kanan: Oki Muraza di hadapan Presiden Prabowo Subianto dalam momen IPA Convex 2025 di Jakarta Mei 2025 lalu.

Profil Wadirut Pertamina Oki Muraza: Dosen dan Peneliti Terkemuka di Arab Saudi

14 Juni 2025
Post Selanjutnya

KPK Panggil Hakim Agung Gazalba Saleh Tersangka Suap Pengurusan Perkara di MA

Perguruan Pencak Silat IKS PI Kera Sakti Cabang Bandung Peduli Gempa Cianjur

Discussion about this post

KabarTerbaru

Setya Novanto Bebas Bersyarat, Dirjenpas Mashudi: Wajib Lapor hingga 2029 atau Status Dicabut

18 Agustus 2025
Setya Novanto mendapatkan bebas bersyarat dari Lapas Sukamiskin

Terpidana Korupsi e-KTP Rp2,6 Triliun: Setnov Bebas Bersyarat di Hari Kemerdekaan

18 Agustus 2025
Ketua KPK, Setyo Budiyanto Menyampaikan Amanatnya selaku Inspektur Upacara HUT ke-80 RI di halaman Gedung Merah Putih, Jakarta, Minggu (17/8/2025).

Peringati HUT ke-80 RI, Ketua KPK: Kemerdekaan Sejati adalah Bebas dari Korupsi

17 Agustus 2025
Momen Presiden Prabowo Ikut Joget Tabola Bale di HUT RI ke-80

Istana Merdeka Heboh Goyang “Tabola Bale”: Presiden Prabowo Ikut Joget di HUT RI ke-80

17 Agustus 2025
Masyarakat Sipil untuk merespon pidato Kenegaraan Presiden Prabowo pada hal-hal dalam satu jam siaran podcast untuk kanal youtube YLBHI

Pidato Kenegaraan Perdana Presiden Prabowo di HUT RI ke-80, Berikut Respon YLBHI dan Masyarakat Sipil

17 Agustus 2025

Kemenag Respons Penutupan Rumah Doa Imanuel di Garut: Siapkan Regulasi Baru Antisipasi Konflik

17 Agustus 2025

Kemerdekaan Hakiki dalam Sastra Indonesia: Minadzulumāti ilā Nūr

17 Agustus 2025
Pelantikan Wakapolri Komjen Pol Dedi Prasetyo di Markas Besar Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (16/8/2025).

Komjen Pol Dedi Prasetyo Resmi Dilantik jadi Wakapolri: Siap Dukung Program Asta Cita Presiden Prabowo

16 Agustus 2025

Pertemuan Bersejarah Trump-Putin Berakhir Tanpa Kesepakatan Konkret Soal Ukraina

16 Agustus 2025

Kabar Terpopuler

  • Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto meninjau langsung  pelaksanaan Geladi Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Lanud Suparlan, Pusdiklatpassus Kopassus, Batujajar, Bandung, Jawa Barat/.tni.mil.id***

    Mabes TNI Bentuk 6 Kodam Baru, Berikut Ini Daftarnya Serta Nama Pangdam yang akan Memimpin

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puluhan Guru Antusias Ikuti Workshop Deep Learning Pembelajaran Bahasa Indonesia Pascasarjana IPI Garut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Langkah Panjang Irjen Pol Asep Edi Suheri, Putra Tasik yang Kini Pimpin Polda Metro Jaya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • OTT KPK di Sektor Kehutanan: Tetapkan Tiga Tersangka, Kerugian Negara Rp15,9 Triliun per Tahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sosok di Balik Poliran, Irjen Pol Suyudi Ario Seto Dimutasi Jadi Pati Bareskrim untuk Penugasan Strategis di BNN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bu Guru Salsa yang Viral karena Video Syur, Kini Bahagia Dinikahi Duda PNS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Tujuh  Anak Try Sutrisno: Dari Jenderal, Dosen, hingga Psikolog di Amerika Serikat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
[sbtt-tiktok feed=1]
Kabariku

Kabariku adalah media online yang menyajikan berita-berita dan informasi yang beragam serta mendalam. Kabariku hadir memberi manfaat lebih

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2024 Kabariku - partner by Sorot Merah Putih.

Tidak ada hasil
View All Result
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra

© 2024 Kabariku - partner by Sorot Merah Putih.