JAKARTA, Kabariku- Mahkamah Agung (MA) mengabulkan kasasi ajuan tim Jaksa Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) terhadap dua orang terdakwa kasus korupsi proyek multiyears peningkatan Jalan Lingkar Bukit Batu-Siak Kecil, Bengkalis, tahun anggaran 2013-2015.
Plt juru bicara KPK Ali Fikri, SH., mengatakan putusan MA tersebut telah mengambil alih sepenuhnya fakta-fakta hukum sebagaimana tuntutan Jaksa, termasuk jumlah kerugian keuangan negara dan uang penggantinya.
“KPK mengapresiasi Majelis Hakim karena, upaya perampasan harta kekayaan para pelaku korupsi dalam rangka pemulihan kerugian keuangan negara memang perlu diterapkan sebagai upaya shock therapy, utamanya kepada para rekanan dan penyelenggara negara agar tidak melakukan tindakan koruptif,” kata Plt juru bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya kepada kabariku, dikutip Sabtu (18/6/2022).
Dengan keputusan, menghukum kedua terpidana koruptor yakni Komisaris PT Arta Niaga Nusantara (ANN) bernama Handoko Setiono dan juga Direktur PT ANN bernama Melia Boentaran. Dengan kurungan penjara selama 4 tahun.
“KPK telah menerima pemberitahuan adanya putusan kasasi yang diajukan tim Jaksa KPK untuk terdakwa Melia Boentaran dan Handoko Setiono, pada keputusan itu Majelis Hakim menghukum keduanya dengan 4 tahun penjara, serta denda Rp 200 juta subsider 6 bulan penjara,” ujar Ali.
Ali mengungkapkan, Khusus untuk terpidana Melia, MA juga menjatuhi hukuman tambahan yakni membayar uang pengganti sebesar Rp 114,5 miliar.
“Khusus untuk Melia, MA turut menjatuhi hukuman tambahan membayar uang pengganti sebesar Rp 114,5 miliar, Jumlah ini lebih besar dari hukuman pada pengadilan tingkat pertama dan banding,” ungkapnya.
Sebelumnya, kedua terpidana itu telah dinyatakan terbukti melakukan korupsi oleh pengadilan tingkat pertama.
Dalam putusan hakim, Handoko divonis 2 tahun penjara. Sementara Melia dihukum 4 tahun penjara ditambah hukuman uang pengganti Rp 10.504.483.239.
KPK mengajukan banding atas vonis itu, sebab vonis dinilai lebih ringan dari tuntutan yakni 8 tahun penjara dan pembayaran uang pengganti Rp 114,5 miliar.
“Pada tingkat banding ini, hukuman Handoko tetap 2 tahun penjara. Namun untuk Melia, mendapat potongan hukuman menjadi 2 tahun penjara. Sementara hukuman uang pengganti tetap sama yakni Rp 10.504.483.239,” jelas Ali.
Selanjutnya, Jaksa eksekutor KPK akan segera melaksanakan putusan tersebut.***