JAKARTA, Kabariku- Kasus Covid-19 varian Omicron hingga saat ini telah menyebar ke 150 negara di dunia, sebagian besar diantaranya menginfeksi berbagai negara maju hingga mencapai puncaknya dan lebih tinggi dari gelombang sebelumnya yaitu varian Delta. Di Indonesia, sebagian besar peningkatan kasus Covid-19 disebabkan oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).
Diketahui, Kasus pertama terdeteksi di Indonesia pada 15 Desember 2021 pada petugas kebersihan di RS. Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta. Dalam kurun waktu 27 hari, kasus meningkat hingga 414 kasus Omicron.
Mayoritas yang terpapar Omicron adalah pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Dari 414, 383 orang adalah yang datang dari luar negeri. Terbanyak adalah PPLN yang datang dari Arab Saudi, Turki, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab.
Para peneliti membandingkan infektivitas virus pada orang yang terinfeksi varian Omicron atau Alpha dengan penularan pada orang dengan varian Delta selama periode 21 hari. Perbedaannya sekitar 105 persen.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa meski varian Omicron menyebabkan gejala lebih ringan dibanding varian Corona lainnya, Omicron tetap berpotensi menimbulkan tsunami dan membanjiri sistem kesehatan dunia lantaran penularannya amat cepat.
Pemerintah Indonesia telah memberikan perhatian khusus sejak libur Nataru dan telah menyiapkan sistem kesehatan untuk menghadapi munculnya kasus Covid-19 varian Omicron di Tanah Air. Meski demikian, pencegahan penyebaran Omicron tidak hanya bisa dilakukan oleh pemerintah semata, melainkan memerlukan kekompakan dan peran serta dari masyarakat.
Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A., dalam keterangannya, usai melaksanakan rapat terbatas (ratas) yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, di Kantor Presiden, Jakarta. Dikutip, Selasa (11/1/2022).
“Pencegahan Omicron tentunya tidak dapat hanya dilakukan oleh pemerintah saja, namun juga harus melibatkan para peran serta masyarakat mulai penegakkan protokol kesehatan yang tidak boleh jenuh, hingga penggunaan PeduliLindungi dengan baik,” ucap Menko Marves.
Luhut meyakini bahwa Covid-19 hanya dapat dicegah dengan kedisiplinan yang kuat dan semangat gotong royong yang dilakukan seluruh elemen bangsa secara terus-menerus.
Menko Marves menyebut, pemerintah juga terus melakukan langkah-langkah persiapan sedini mungkin untuk pencegahan penularan virus Corona.
“Seluruh daerah agar sedini mungkin mempersiapkan fasilitas rumah sakit dan isolasi terpusat untuk memitigasi tidak diinginkan. Selain itu peningkatan testing,tracing juga akan terus menjadi program prioritas pemerintah untuk mencegah kasus meledak kembali,” tuturnya.
Di samping itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Ir. H. Airlangga Hartarto, MBA., MMT., mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan pencatatan terpisah terkait pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) di beberapa titik pintu masuk.
“Kita akan membuat treatment khusus kepada entry point yaitu di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Juanda, Sam Ratulangi, di Pelabuhan Laut Batam, Tanjung Pinang, Nunukan, Kalimantan Utara, PLBN Aruk, Entikong, dan Motaain di mana catatan dari PPLN ini akan dicatat secara terpisah dengan wilayah,” ucap Airlangga.
Menko Airlangga memberi contoh, catatan kasus Covid-19 yang terjadi di Bandara Soekarno-Hatta dan karantina di RSDC Kemayoran tidak akan digabungkan dengan kasus kenaikan Covid-19 di DKI Jakarta.
“Demikian pula di Kepulauan Riau, itu dari pelabuhan laut Batam itu tidak dijadikan satu dengan Kepulauan Riau,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU., mengatakan bahwa kenaikan transmisi varian Omicron akan jauh lebih tinggi dibandingkan varian Delta. Namun pasien yang dirawat jauh lebih sedikit.
Kementerian Kesehatan telah melakukan penelitian kepada pasien varian Omicron dan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk penanganan kasus tersebut.
“Kami juga sudah bekerja sama dengan 17 platform telemedicine untuk memastikan agar orang yang harus dirawat di rumah itu tetap bisa mendapatkan akses untuk konsultasi kedokteran dan juga bisa mendapatkan akses untuk delivery obatnya. Kami juga sudah bekerja sama dengan satu startup di bidang logistik dan BUMN Kimia Farma untuk bisa memastikan obat-obatannya bisa sampai,” Menkes menutup.
Sebagai informasi telemedicine yaitu teknologi terintegrasi yang disiapkan oleh Kemenkes untuk Layanan medis terpercaya yang dapat mewujudkan akses kesehatan terjangkau secara online.
Kementerian Kesehatan mencatat penambahan total kasus konfirmasi Omicron hingga Sabtu (8/1) sebanyak 414 orang. Ada penambahan kasus sebanyak 75 orang per Sabtu 8 Januari 2022,
Secara keseluruhan selama Desember 2021 kasus konfirmasi Omicron sebanyak 136 orang, sementara pada tahun 2022 hingga 8 Januari sebanyak 278 orang.
Dari 414 orang, sebanyak 50 orang dengan kasus transmisi lokal. Sisanya merupakan pelaku perjalanan luar negeri. Selain itu, kebanyakan dari yang terinfeksi Omicron adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap.***
*Sumber: presidenri.go.id/siaran-pers
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik kabariku.com lainnya dan follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com