Buntut Munas Hanura, OSO Vs Wiranto Kembali Panas

Wiranto dan Oesman Sapta Odang bersalaman dalam pelantikan DPP Partai Hanura periode 2016-2020 di Sentul International Convenction Center( SICC), Jawa Barat, Rabu (22/2/2016). Saat itu Wiranto dan OSO masih akur. (Foto: Antara)

KABARIKU – Perebutan Partai Hanura antara kubu Oesman Sapta Odang atau OSO dengan kubu Wiranto kembali memanas. OSO yang terpilih sebagai Ketua Umum Partai Hanura 2019-2024 didesak Wiranto agar segera mengundurkan diri.

OSO terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum Parta Hanura pada Musyawarah Nasional III Partai Hanura di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Selasa (17/12/2019). Menurut politisi Hanura, Inas Nasrullah Zubir, OSO menjadi Ketum Hanura atas permintaan 34 DPD dan seluruh DPC.

Namun beberapa jam setelah OSO ditetapkan, kubu Wiranto kemudian menyebarkan undangan ke sejumlah media untuk menghadiri jumpa pers di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Rabu (18/12/2019) siang ini. Dalam undangan dengan pengundang Jenderal TNI Subayo HS tersebut, disebutkan bahwa dalam jumpa pers Wiranto sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Hanura mendesak OSO mundur dari Ketum. Alasannya, OSO gagal memenangkan Hanura untuk lolos ambang batas parlemen di Pileg 2019.

“Atas kegagalan memimpin Partai Hanura dengan hasil tidak memenuhi ambang batas yang ditetapkan, dan sebagaimana Surat Pernyataan (Pakta Integritas) Dr (HC) Oesman Sapta Odang, maka harus mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum Partai Hanura,” demikian di antaranya bunyi undangan tersebut.

Disebutkan pula, Ketua Dewan Pembina telah mengeluarkan surat resmi yang ditujukan kepada DR (HC) Oesman Sapta Odang sebagai Ketua Umum Partai Hanura untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Sebelumnya, Munas III Hanura di Hotel Sultan juga tak dihadiri Wiranto, karena memang pihak Hanura dari kubu OSO tak mengundangnya. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Organisasi Partai Hanura, Benny Ramdhani mengatakan, Wiranto sudah tidak memiliki jabatan apa pun di partai, termasuk Dewan Pembina (Wanbin) Hanura.

Menurut Benny, berdasarkan Musyawarah Nasional (Munas) II Partai Hanura di Solo 2015 lalu, Hanura tidak lagi mengenal Dewan Pembina, yang ada hanya Dewan Pakar dan Penasihat.

“Tidak ada Dewan Pembina dalam struktur kepengurusan pusat partai, yang ada adalah Dewan Pakar dan Penasihat,” kata Benny dalam jumpa pers di kantor DPP Partai Hanura di Thamrin City Tower, Jakarta, Senin (16/12).

Diketahui, konflik OSO dengan Wiranto mulai kentara ketika Wiranto lebih mendukung Hanura yang dipimpin Daryatmo atau dikenal Hanura kubu Bambu Apus. Kubu Daryatmo menggelar Munaslub dan melengserkan OSO dari jabatan Ketua Umum.

Kinflik ini terus memanjang. Pada Pileg 2019 lalu ketika perolehan suaa Hanura turun drastis dan tak memenuhi ambang batas, perang pernyataan antara OSO dengan Wiranto pun terjadi. Ketika ditanya wartawan atas kekalahan Hanura dalam Pileg, OSO sempat menjawab, “Tanya Wiranto,” katanya.

Sementara Wiranto sempat menyatakan menyesal memilih OSO sebagai Ketua Umum Hanura. Wiranto menyatakan, kesalahan dirinya atas kekalahan Hanura di Pileg hanya satu, menunjuk OSO menjadi Ketua Umum.

Entah siapa yang salah, yang jelas Hanura yang sempat berjaya, kini tak lagi bergaung di Senayan. (Ref)

Tinggalkan Balasan