Wajah Presiden Joko Widodo saat mendengarkan penjelasan Plt Dirut PLN soal padamnya listrik di sebagian Pulau Jawa.
KABARIKU – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendatangi kantor pusat PT PLN Senin (5/8/2019) tadi pagi untuk mendapatkan penjelasan tentang padamnya listrik di sebagian Pulau Jawa pada Minggu kemarin.
“Pagi hari ini saya ingin mendengar langsung. Tolong disampaikan yang simpel-simpel saja. Kemudian kalau memang ada hal-hal yang kurang blak-blakan saja sehingga bisa diselesaikan masalah dan tidak terjadi untuk masa-masa yang akan datang,” jelas Jokowi.
Wajah Jokowi yang biasanya ramah dan dihiasi senyuman, kali itu tampak datar. Begitu juga saat Plt Dirut PT PLN, Sripeni Inten Cahyani, menjelaskan kronologis padamnya listrik di sebagian Pulau Jawa, wajah Jokowi tampak serius.
Klik juga: Lima Fakta di Balik Pemadaman Listrik dan Rencana Kompensasi PLN
Penjelasan Plt Dirut PLN cukup panjang lebar. Bahkan ia sempat pula menguraikan tentang sistem kelistrikan Jawa-Bali yang memiliki dua sistem, yani utara dan selatan. Kemudian menyinggung pula pembangunan PLTU-PLTU untuk menjalankan program listrik murah.
Inilah penjelasan Sripeni yang diambil dari transkrip pembicaraan Presiden Jokowi dan Dirut PLN yang beredar di grup WhatsApp.
“Sekarang sedang berjalan, salah satunya yang akan beroperasi adalah … 1.000 mega akan masuk di tahun 2019 ini, kemudian 2020 1.000 mega lagi. Selanjutnya 2023 akan ada 1.000 mega dari Suralaya 9, kemudian 2024 1.000 mega lagi Suralaya,” jelas Sripeni.
Tentang gangguan yang terjadi, Sripeni menjelaskan:
“Pada waktu hari Minggu, ini sudah menjadi satu rutin, Pak, hari Minggu itu beban rendah, sehingga kami PLN melakukan perbaikan-perbaikan atau pemeliharaan jaringan. Kemudian yang dipelihara adalah yang di selatan, Bapak, di Kediri, …, dan … itu dilakukan pemeliharaan satu sirkuit. Sirkuit yang pertama. Sehingga itu tinggal 1 sirkuit saja. Pada waktu pindah dari Ungaran kemudian ke … kemudian ke … dan Tasik inilah kemudian membuat guncangan di dalam sistem. Guncangan ini kemudian secara proteksi, secara pengamanan, sistem ini kemudian melepas, Pak. Yang dilepas adalah Kasugihan (?)-Tasik, jadi Kasugihan-Tasik kemudian lepas dari sistem sehingga aliran pasokan daya dari timur ke barat mengalami putus. Di timur, masih bertegangan Pak, jadi pada pukul 11.48 itu kondisi sistem kelistrikan di Jawa Timur dan Bali, dan kemudian Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah normal, Bapak. Kemudian karena lepas maka tegangan turun. Karena tegangan turun maka secara proteksi pembangkit-pembangkit yang ada di sistem barat itu mengalami proteksi melepaskan diri dari sistem. Karena frekuensinya kemudian drop sampai mencapai 46 hertz dan kemudian ini secara proteksi kesisteman mesin-mesin pembangkit melepaskan diri. Dari melepaskan diri inilah kemudian upaya yang dilakukan PLN adalah memaksimalkan bagaimana upaya perbaikan atau proses transfer dari timur ke barat itu tetap berjalan….. ”
Mendengar penjelasan Dirut PLN, ini reaksi Presiden Jokowi:
“….tadi di penjelasan panjang sekali. Pertanyaan saya Bapak Ibu semuanya ini kan orang pintar-pintar apalagi urusan listrik sudah bertahun-tahun, apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkulasi bahwa akan ada kejadian-kejadian sehingga kita tahu sebelumnya. Kalau tahu-tahu drop gitu artinya pekerjaan-pekerjaan yang ada tidak dihitung, tidak dikalkulasi dan itu betul-betul merugikan kita semuanya,” katanya.
Jokowi pun meminta agar PLN segera “mengejar” daerah-daerah yang belum hidup dengan cara apa pun. Ia pun mengingatkan agar peristiwa tersebut tidak terulang.
Klik juga: Gempa Banten: Korban Tewas 6 Orang, Bangunan Rusak 471 Unit
“Yang paling penting saya minta perbaiki secepat-cepatnya yang memang dari beberapa wilayah yang belum hidup segera dikejar dengan cara apapun agar segera bisa hidup kembali. Kemudian hal-hal yang menyebabkan peristiwa besar ini terjadi sekali lagi saya ulang jangan sampai kejadian lagi. Itu saja permintaan saya. Baiklah, terima kasih.” ungkapnya.
Kurang dari 20 menit Presiden berada di kantor Pusat PLN. Usai mendengarkan paparan Plt Dirut PLN, ia dan rombongan lalu pergi.
Kedatangan Jokowi ke kantor Pusat PLN ditemani oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara serta Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian. (Ref)