oleh:
Galih F. Qurbany ST. SE
Wakil Ketua Umum Kadin Kabupaten Garut
Kabariku – Sudah hampir satu setengah tahun Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat hidup dalam ketidakpastian. Tidak ada pengurus definitif, tidak ada arah yang jelas, dan tidak ada kepastian bagi para pengusaha di 27 kabupaten/kota.
Yang ada hanyalah dua kubu, dua klaim, dua bendera, dan ribuan kader Kadin di daerah yang kini hidup di antara ancaman, tekanan, dan kebingungan.
Sungguh ironis – organisasi sebesar Kadin, yang dilahirkan oleh Undang-undang Nomor 1 Tahun 1987 sebagai satu-satunya wadah pengusaha Indonesia, justru kini terbelah oleh kepentingan internalnya sendiri.
Padahal undang-undangnya terang-benderang: tidak boleh ada dualisme, tidak boleh ada Kadin tandingan.
Namun apa yang kita lihat di Jawa Barat hari ini justru sebaliknya – Kadin terpecah dua, dan dunia usaha menjadi korbannya.
Kita Sedang Dipermainkan oleh Ketidakpastian
Musyawarah Provinsi (Musprov) seharusnya menjadi forum tertinggi demokrasi organisasi.
Namun di Jawa Barat, Musprov justru menjadi sumber luka yang belum sembuh.
Satu diadakan di Bandung, satu lagi di Bogor. Dua-duanya sama-sama mengklaim sah. Dua-duanya sama-sama dihadiri perwakilan Kadin Indonesia.
Dan hingga kini, Kadin Indonesia diam.
Tidak ada kejelasan, tidak ada keputusan, tidak ada keberanian untuk menentukan yang benar dan yang salah.
Akibatnya, Kadin Jawa Barat terombang-ambing – bagai kapal besar tanpa nakhoda, terombang di laut politik internal yang berombak keras.
Sementara di bawah, para pengurus Kadin Kabupaten/Kota menjadi korban. Mereka ditarik ke sana-sini, diancam dengan caretaker, dijanjikan pengakuan, dan dipaksa memilih kubu – seolah Kadin ini adalah partai politik, bukan lembaga ekonomi bangsa.
Lupa Tujuan, Hilang Jati Diri
Pertanyaannya sederhana tapi menohok:
Untuk apa kita berkelahi?
Apa yang kita kejar dari perpecahan ini?
Bukankah tujuan kita satu – membangun dunia usaha, menjadi mitra strategis pemerintah, memperkuat ekonomi rakyat, dan membuka lapangan kerja?
Lalu mengapa kita tega mengorbankan cita-cita itu hanya karena ego dan kepentingan sesaat?
Kita seolah lupa bahwa Kadin bukanlah kendaraan pribadi siapa pun.
Kadin adalah rumah bersama pengusaha Indonesia – dari konglomerat hingga pedagang kecil, dari pengusaha besar di Bekasi hingga pengrajin di Garut.
Perpecahan ini bukan hanya memalukan, tapi berbahaya.
Karena ketika para pengusaha saling curiga, dunia usaha akan stagnan. Ketika organisasi tak punya arah, kepercayaan publik pun luntur.
Dan ketika semua sibuk rebutan kursi, siapa yang mengurus ekonomi daerah? Siapa yang membantu UMKM? Siapa yang memperjuangkan dunia usaha di masa sulit ini?
Jawa Barat Terlalu Besar untuk Dikorbankan
Jawa Barat bukan provinsi biasa. Dengan 48 juta penduduk, penyumbang 15% PDRB nasional, dan penopang utama industri serta logistik nasional, Jawa Barat adalah tulang punggung ekonomi Indonesia.
Jika Kadin Jawa Barat hancur, yang goyah bukan hanya struktur organisasi, tapi juga kepercayaan ekonomi nasional.
Investor butuh kepastian. Pelaku usaha butuh stabilitas.
Dan rakyat butuh Kadin yang kuat – bukan yang sibuk bertengkar di ruang rapat.
Kita tidak sedang bermain di ruang kosong. Setiap kebingungan di tingkat provinsi berdampak langsung ke daerah.
Kadin Kabupaten/Kota kini terbelah, tak tahu harus tunduk ke mana.
Bagi dunia usaha di bawah, ini bukan sekadar konflik administratif, tapi krisis kepemimpinan moral.
Saatnya Kita Bersatu: Lepas Ego, Bangun Ulang Rumah Besar Kita
Ingatlah: kita semua berasal dari akar yang sama – semangat gotong royong ekonomi bangsa.
Kadin dibentuk untuk memperkuat kolaborasi, bukan kompetisi internal.
Kini, waktunya kita jujur dan rendah hati: kita butuh islah.
Kita butuh musyawarah baru, yang bersih dari intrik dan intervensi, berdasarkan aturan, bukan tekanan.
Jika perlu, lakukan Musprov ulang. Tapi lakukan dengan cara yang benar, jujur, dan terbuka.
Yang kita perjuangkan bukan siapa yang menang, tapi bagaimana organisasi ini kembali bermartabat.
Lebih baik kita sedikit mundur demi kebenaran, daripada terus maju dalam kesalahan yang menyesatkan.
Pesan untuk Kadin Indonesia: Beranilah Bertindak
Sudah terlalu lama kita menunggu.
Sudah terlalu lama kita bersabar.
Kini saatnya Kadin Indonesia berani mengambil keputusan.
Kadin Jawa Barat tidak bisa terus menjadi korban politik diam dan ketidakpastian.
Tegakkan aturan, jalankan amanat undang-undang, dan pulihkan kehormatan organisasi.
Diam bukan lagi pilihan – karena diam berarti menyetujui perpecahan.
Kita Hanya Kuat Jika Bersatu
Dari 27 kabupaten dan kota, dari Bekasi hingga Pangandaran, dari Cirebon hingga Garut – kita semua satu keluarga besar.
Kita bukan lawan, bukan pesaing, bukan musuh. Kita hanya tersesat arah karena dibiarkan tanpa kompas.
Kini, mari kita rebut kembali arah itu – dengan kebersamaan, dengan kejujuran, dan dengan keberanian.
Kadin bukan milik satu kubu, tapi milik seluruh pengusaha Indonesia.
Dan Kadin Jawa Barat bukan untuk dihancurkan, tapi untuk dibangkitkan kembali.
Kita bukan sedang kalah, kita hanya sedang diuji.
Dan sejarah akan mencatat, siapa yang memilih berjuang untuk persatuan – dan siapa yang diam melihat rumahnya terbakar.***
Garut, 28 Oktober 2025
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com




















Discussion about this post