Makassar, Kabariku – Pagi yang cerah di ufuk timur membawa kabar baru bagi warga Pulau Barrang Lompo, Makassar. Pulau kecil di gugusan Kepulauan Spermonde itu kini terbebas dari krisis air bersih yang selama ini menjadi tantangan utama. Selama bertahun-tahun, warga hanya mengandalkan air sumur yang sering kering saat musim kemarau, bahkan harus menyeberang sejauh 13 kilometer ke daratan Makassar untuk membeli air bersih.
Perubahan ini terwujud berkat program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT PLN (Persero) yang menghadirkan teknologi Desalinasi Berbasis Energi Surya (DE-BES). Teknologi ini memanfaatkan energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk mengolah air laut menjadi air layak konsumsi.
Salah satu warga, Kiki, mengungkapkan rasa syukurnya.
“Kami sangat terbantu dengan adanya inovasi dari PLN ini, karena mengingat kami sering mengalami kendala dalam mendapatkan air bersih. Harapannya inovasi ini dapat diimplementasikan ke pulau lain supaya tidak jauh-jauh lagi ambil air di daratan Kota Makassar,” ujar Kiki.
Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, memberikan apresiasi tinggi kepada PLN.
“Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada PLN atas inovasi luar biasa dalam menghadirkan teknologi desalinasi berbasis energi surya pada pulau yang berada di Sulawesi Selatan. Inovasi ini tidak hanya menjawab tantangan ketersediaan air bersih di wilayah pesisir dan kepulauan, tetapi juga menunjukkan komitmen nyata terhadap energi terbarukan dan pembangunan berkelanjutan,” katanya.
Dukungan juga datang dari Plt Asisten Deputi Infrastruktur Dasar Strategis, Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Nayo Ramli.
“Proyek inovasi desalinasi air laut dengan menggunakan solar panel untuk energi listriknya untuk pulau kecil dan remote merupakan suatu program yang sangat bagus dan perlu direplikasi di daerah lainnya. Ide untuk membantu masyarakat yang sulit air adalah suatu hal yang sangat bermanfaat,” ujar Nayo.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa program ini adalah bagian dari transformasi berkelanjutan PLN.
“Sebagai perusahaan energi, PLN tidak hanya menyediakan pasokan listrik andal, tetapi juga terus menghadirkan inovasi berkelanjutan yang ramah lingkungan. Program TJSL ini sejalan dengan visi kami untuk menjadikan listrik sebagai motor penggerak kesejahteraan masyarakat, selaras dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) dan Environmental, Social, and Governance (ESG),” tutur Darmawan.
General Manager PLN UID Sulselrabar, Edyansyah, menjelaskan bahwa teknologi ini mampu menghasilkan hingga 3.000 liter air bersih per hari. Energi diperoleh dari panel surya berkapasitas 4,4 kiloWatt peak (kWp) yang terhubung dengan baterai 4,8 kiloWatt hour (kWh) dan mesin Reverse Osmosis. Warga dilibatkan langsung dalam pengelolaan sistem ini, yang juga mengurangi ketergantungan pada genset diesel dan memberi manfaat bagi lingkungan.
“Inovasi ini turut berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon lebih dari 1,26 ton karbon dioksida ekuivalen (CO₂e) per tahun dan sampah plastik hingga 3.900 kilogram (kg) per tahun,” ujar Edyansyah.
Atas keberhasilannya, inovasi ini meraih penghargaan Platinum pada ajang InTechSEA Awards 2025 yang digelar Universitas Hasanuddin.
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post