Jakarta, Kabariku- Judul ini sengaja saya kedepankan untuk menjawab berbagai penilaian. Kok koruptor dibela, negeri sakit koruptor disambut meriah, sekali koruptor tetap koruptor dan lainnya. Penilaian itu tidak salah walau juga belum tentu benar.
Saya hanya mengajak kita merenung lebih jauh dengan menggunakan daya kritis, daya analisa dan juga nurani dalam menilai fenomena sosok Anas Urbaningrum yang sejak seminggu ini namanya menjadi trending topic di Twiiter.
Nama seorang terpidana koruptor yang telah selesai menjalani masa tahanannya. Dan tidak ada tokoh politik yang terkena korupsi se fenomenal seperti AU, baik itu Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh, Romi Roharmuzy, Emir Muis, Patrialis Akbar, Jero Wacik, dan lainnya. Mereka keluar hanya keluarganya saja yang menjemput.
Kalau soal keluarnya dari Lapas Sukamiskin yang disambut ribuan orang sudah tersaji apik di berbagai media.
Saya tertarik peristiwa yang belum terangkat, yaitu Sahur Bersama dini hari sekitar jam 4 pagi tanggal 12 April 2023 di kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Jateng.
Saya kaget, acara yang disiapkan dadakan karena melihat waktu perjalanan via darat Bandung Blitar itu ternyata disambut begitu antusias. Tempat penuh sesak.
Yang membuat saya tertegun, banyak guru besar dari jabatan Rektor Dekan hingga tokoh nasional dan para aktivis hadir bahkan ada sejak lewat tengah malam sudah di lokasi menunggu.
Mereka kangen dengan AU yang mereka yakini korban kriminalisasi dari operasi politik kekuasaan mengatasnamakan penegakan hukum.
Apa iya mereka itu orang bodoh atau justru orang orang yang punya nurani dan daya intelektual lebih sehingga tidak mau dibodohi peradilan opini selama ini.
Kemampuan akademis yang lebih mereka gunakan untuk menganalisis atas apa yang tersaji selama ini?
Bayangkan usia sepuh berusaha begadang dini hari demi bisa bertemu langsung dengan AU. Kalau yang aktivis tentu Saya masih paham mereka mendominasi begadang dengan semangat.
Penghakiman dan pengkondisian narasi bahwa AU Koruptor memang terus diproduksi untuk dilahap publik, namun seiring dengan itu juga tumbuh keyakinan dan perlawanan atas kriminalisasi terhadap AU yang dilakukan dengan cara cara sederhana seperti ini.
AU baru dua hari lalu keluar dan masih dalam status CMB (Cuti Menjelang Bebas) selama tiga bulan. Namun daerah banyak berdenyut menyambutnya.
Kita ikuti bagaimana tahapan berikutnya walau para pelaku pelaku kriminalisasinya berusaha membuat berbagai manuver seperti podcast antar mereka tapi takut diajak satu panggung examinasi di depan publik maupun yang lainnya.
Apapun itu, AU sosok fenomenal baik bagi para pembencinya maupun yang mengaguminya.***
#DahGituAja
April 2024,
Gede Pasek Suardika
Penulis adalah alumni FH UB, sekarang Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Nusantara
Red/K.101
Berita Terkait :
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post