HADIRI! Peluncuran Buku’ALDERA’ Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999

“Penulis buku ini menegaskan ALDERA dari awal memang bukan gerakan spontan anak muda yang terpanggil untuk mengubah pemerintah Soeharto, tapi gerakan anak muda yang ingin menjadi kekuatan politik dan menjadi partai, namun gagal seperti sejumlah partai baru setelah reformasi. Gagal menjadi kekuatan politik mainstream yang mampu mengawal perubahan. Mereka berhadapan dengan elite lama yang meng-upgrade diri menjadi kekuatan dominan”

Hariman Siregar, Aktivis MALARI 1974

Kabariku– Aliansi Demokrasi Rakyat (ALDERA) memang memainkan peranan penting dalam interaksi perlawanan atas rezim.

Gerakan politik ‘Adiluhung’ merupakan pilihan bergerak bersama rakyat yang dimulai dengan membangun gerakan-gerakan perlawanan atas perampasan tanah di Jawa Barat, telah membangun solidaritas gerakan ini dan menjadi sebagai pengontrol sekaligus penantang langsung kebijakan Soeharto.

Advertisement. Scroll to continue reading.

ALDERA: Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993 – 1999 laksana membaca kitab gerakan demokratisasi di Indonesia.

Buku ALDERA, merekam salah satu etape perlawanan terhadap rezim otoritarianisme Orde Baru pada awal 1990-an hingga kejatuhan Soeharto.

UNDANGAN

Panitia peluncuran buku ALDERA mengundang baik secara offline dan online untuk hadiri:

Acara Peluncuran dan Bincang Buku ALDERA “Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999”.

Hari : Jumat, 28 Okt 2022, Jam: 08:00-11.30 WIB

Tempat : Gedung Cyber Universitas Nasional Jalan Sawo Manila No. 61. Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Link : https://us02web.zoom.us/j/87661012754?pwd=Yk4zeFc3aXdUazN2OERiQ2VxRmszUT09

Meeting ID : 876 6101 2754
Passcode : fisipunas

YouTube Channel:
Penerbit Buku Kompas

Sambutan :
1. Dr. El Amry Bermawi Putera, M.A Rektor Universitas Nasional;
2. Tri Agung Kristanto

Wakil Pemimpin Redaksi Kompas

Keynote Speaker:
Dr. Pius Lustrilanang S.IP., M.Si., CSFA, CFrA Anggota VI BPK RI.

Penulis:
Nanang Pujalaksana, Dosen FISIP Universitas Nasional (UNAS)Pembahas:
1. S Indro Tjahyono, Aktivis ITB 78;
2. Faisal Basri, Ekonom & Politisi.

Red/K.000