Jakarta, Kabariku – Desakan agar pemerintah pusat segera menetapkan banjir besar dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sebagai Bencana Nasional, kian menguat.
Di tengah meningkatnya jumlah korban dan masih terputusnya sejumlah akses vital, penanganan dinilai belum sebanding dengan skala kerusakan yang terjadi.
Dorongan ini kembali mengemuka setelah mantan Ketua DPD RI sekaligus Anggota Komite I DPD RI, Irman Gusman, menemui Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, pada Sabtu (6/12/2025) di Kantor Gubernur Sumbar.

Keduanya sepakat bahwa kondisi tiga provinsi tersebut telah melampaui kapasitas penanganan pemerintah daerah.
“Bencana di Sumatera harus segera ditetapkan sebagai Bencana Nasional,” tegas Irman Gusman dalam keterangannya, Kamis (11/12/2025).
Ia menyebut skala kerusakan yang terjadi tidak lagi dapat ditangani secara optimal oleh daerah.
Ribuan warga terisolasi akibat akses jalan terputus, ratusan rumah hanyut tersapu banjir, dan sejumlah kampung dilaporkan hilang diterjang bencana.
“Kerusakan infrastruktur, pemukiman, dan kehidupan warga sudah sangat luas. Bahkan ada kampung yang hilang ditelan bencana,” ujarnya.
Irman menilai, status Bencana Nasional akan membuka jalan bagi intervensi penuh pemerintah pusat, mulai dari percepatan evakuasi, pelayanan medis, distribusi logistik, hingga rehabilitasi dan rekonstruksi.
Sebelumnya, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto telah melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto bahwa kebutuhan anggaran rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana di tiga provinsi tersebut mencapai Rp51,82 triliun, mencerminkan besarnya tingkat kerusakan.
Perubahan Signifikan Jumlah Pengungsi
BNPB mencatat dinamika jumlah pengungsi dalam tiga hari terakhir. Data per Selasa (9/12) pukul 17.00 WIB menunjukkan:
Aceh Utara: turun dari 299.506 menjadi 166.920 jiwa.
Total pengungsi di Aceh: turun dari 994.801 menjadi 831.124 jiwa.
Total pengungsi di tiga provinsi (Aceh, Sumut, Sumbar): turun dari 1.057.482 menjadi 894.101 jiwa.
Untuk memperkuat pendataan, pemerintah mengerahkan tambahan enumerator di 9 kabupaten/kota dengan jumlah pengungsi terbesar. Langkah ini diharapkan menghasilkan data terpilah yang lebih akurat untuk mendukung distribusi bantuan.
Rekapitulasi Korban Terkini
Hingga Selasa (9/12) pukul 17.00 WIB, BNPB mencatat:
Total meninggal dunia: 964 jiwa
Total hilang: 264 jiwa (turun dari 293)
Rincian per provinsi:
Aceh: 391 meninggal, 31 hilang
Sumatera Utara: 338 meninggal, 138 hilang, 45.503 mengungsi
Sumatera Barat: 235 meninggal, 95 hilang, 20.474 mengungsi
Pengungsi terbanyak di Aceh berada di:
Aceh Tamiang: 252.623 jiwa
Aceh Timur: 238.500 jiwa
Aceh Utara: 166.920 jiwa
Distribusi Logistik Terus Dikebut
Pemerintah mempercepat pengiriman bantuan menggunakan jalur darat, laut, dan udara.
Aceh (9/12), Total bantuan: 31,62 ton
Darat: 14,08 ton (3 sorti)
Udara: 17,54 ton (17 sorti)
Tambahan BBM: 20 drum solar (4 ton) untuk Bener Meriah dan Aceh Tengah
Sumatera Utara, Total bantuan: 7,1 ton melalui 14 sorti udara
Sumatera Barat, Total bantuan: 44 ton
Darat: 27,7 ton
Udara: 2,9 ton
Laut: 13,4 ton
Optimalisasi jalur darat dilakukan seiring mulai pulihnya sejumlah akses. Jalur udara tetap digencarkan untuk menjangkau wilayah terdampak yang masih terisolasi.
Penetapan Bencana Nasional Dinilai Jadi Langkah Strategis
Irman Gusman kembali menekankan bahwa penetapan status Bencana Nasional bukan hanya penting untuk penanganan darurat, tetapi juga untuk pemulihan jangka panjang.
“Jika kekayaan alam Sumatera adalah kekayaan nasional, maka bencananya pun harus menjadi tanggung jawab nasional,” pungkasnya.***
Baca juga :
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com

















Discussion about this post