Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menegaskan pentingnya penguatan ketahanan pangan dan gizi nasional melalui gerakan konsumsi telur sebagai sumber protein hewani yang terjangkau dan bernilai tinggi. Hal ini disampaikan saat menghadiri Peringatan Hari Telur yang digelar oleh Pusat Koperasi Gugus Ternak Jawa Timur di Ponorogo, Kamis (9/10/2025).
“Gerakan gemar makan telur dapat menjadi upaya untuk pencegahan stunting. Telur merupakan sumber protein hewani yang sangat baik dan terjangkau, sehingga dapat menjadi asupan pangan tambahan yang efektif bagi ibu hamil, ibu menyusui dan balita, juga anak-anak di usia sekolah,” ujar Arief di hadapan para peserta dan tamu undangan.
Arief juga mengapresiasi para peternak dan pelaku usaha telur di Ponorogo yang selama ini memberikan kontribusi besar terhadap pemenuhan kebutuhan protein hewani nasional.
“Kita semua yang berada di Jakarta dan berbagai daerah tidak akan bisa menikmati telur tanpa kerja keras para peternak, khususnya di Ponorogo dan Jawa Timur. Telur adalah pangan sederhana yang luar biasa karena mengandung protein, vitamin A, B, D, kolina, dan taurin yang penting untuk kecerdasan. Oleh karena itu, mari kita biasakan mengonsumsi telur setiap hari,” ujar Arief.
Konsumsi telur yang memadai berkontribusi menurunkan prevalensi ketidakcukupan gizi atau Prevalence of Undernourishment (PoU). Angka PoU tahun 2024 sebesar 8,27 persen turun dari tahun sebelumnya yang sebesar 8,53 persen. Namun masih berada di atas target nasional sebesar 5 persen. Sedangkan PoU untuk Jawa Timur tercatat sebesar 8,40 persen.
“Oleh karena itu, kegiatan seperti ini penting agar konsumsi telur dapat mendorong perbaikan gizi, sehingga angka PoU dapat terus kita turunkan. Dan gerakan ini juga menunjukkan kolaborasi yang apik antara pemerintah pusat, daerah, koperasi, BUMN pangan, dan peternak dalam memperkuat ketahanan pangan dan gizi masyarakat,” jelas Arief.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita menyampaikan komitmen pemerintah daerah untuk mendukung gerakan gemar makan telur dan memperkuat ketahanan pangan lokal. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya edukasi tentang kebutuhan gizi dan pola hidup sehat bagi masyarakat.
“Pemerintah Kabupaten Ponorogo sedang menyiapkan program pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ayam petelur. Pak Bupati mengangankan mayoritas rumah tangga memelihara ayam agar Ponorogo bisa menghasilkan lebih banyak telur,” ungkapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jawa Timur merupakan penghasil telur terbesar di Indonesia dengan total produksi mencapai 2 juta ton pada tahun 2024. Ponorogo menjadi salah satu sentra produksi penting dalam rantai pasok telur nasional. Upaya menjaga stabilitas produksi, pasokan, dan harga harus dibangun dalam satu konektivitas hulu hilir.
Untuk memperkuat ekosistem pangan tersebut, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengungkapkan bahwa pemerintah telah menetapkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung. Program ini menargetkan penyaluran 52,4 ribu ton jagung untuk membantu peternak mikro, kecil, dan menengah dengan harga maksimal Rp 5.500 per kilogram.
“Langkah ini bagian dari upaya menjaga keseimbangan harga di tingkat peternak dan konsumen. Dan ini tentunya menjadi concern Bapak Presiden Prabowo. Kita juga tengah menyiapkan model hilirisasi telur berbasis koperasi desa agar pasokan telur tersedia hingga ke rumah tangga. Jadi dengan mengonsumsi telur, selain untuk penguatan gizi, kita tentunya juga turut berperan menjaga kesejahteraan peternak,” tambah Arief.***
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post