Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyebutkan hingga siang ini, Senin (8/9), jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang telah beroperasi mencapai 7.477 unit dan tersebar di 38 provinsi, 509 kabupaten, serta 7.022 kecamatan.
Sementara itu, SPPG yang masih dalam proses pengajuan tercatat sebanyak 11.754 unit, sehingga total yang terdaftar melalui portal mitra.bgn.go.id mencapai 29.501 unit. Hal tersebut dia sampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (8/9).
“Saya ingin menyampaikan kemajuan yang sudah dilakukan oleh Badan Gizi Nasional sampai sekarang, ketika kami membuat persentase ini tadi malam, jumlah SPPG yang sudah operasional ada 7.453 dan SPPG dalam proses pengajuan itu adalah 11.754. Siang ini, sebetulnya SPPG-nya sudah bertambah menjadi 7.477 dan ini sudah tersebar di 38 provinsi, kemudian di 509 kabupaten, dan di 7.022 kecamatan,” papar Dadan.
Meski demikian, Dadan mengakui masih ada lima kabupaten yang belum berdiri SPPG baik operasional maupun dalam proses pengajuan, yakni Kabupaten Pegunungan Arfak (Papua Barat), Sumba Tengah (NTT), Maibarat dan Tamraw (Papua Barat Daya), serta Mahakam Ulu (Kalimantan Timur).
Lebih lanjut kata Dadan, BGN terus melakukan percepatan verifikasi untuk memastikan target bulanan dapat tercapai. Dalam paparannya, disebutkan pada Juli lalu, target awal 1.994 SPPG berhasil dilampaui menjadi 2.391 SPPG dengan penerima manfaat sekitar 7 juta orang. Pada Agustus, target 7.000 SPPG juga terwujud dengan capaian 7.453 unit.
“Alhamdulillah, sampai saat ini kita selalu bisa memenuhi target, seperti bulan Juli awalnya kami menargetkan hanya 1.994 SPPG. Tapi dengan adanya langkah darurat yang kami lakukan dengan penambahan calon kepala SPPG kami berhasil selama bulan Juli itu membentuk 2.391 SPPG dengan penerima manfaat sekitar 7 juta,” ungkapnya.
“Agustus kita targetkan 7.000 SPPG, alhamdulillah terbentuk 7.453 SPPG. Dan bulan ini, bulan September kita ingin menambah 7.000 SPPG. Demikian juga nanti di bulan Oktober dan terakhir kami menginginkan 25.000 SPPG di daerah aglomerasi serta 6.000 SPPG di daerah terpencil. Sehingga total SPPG yang akan kita bentuk kurang lebih sekitar 31.000,” sambungnya.
Dadan juga menekankan bahwa jumlah SPPG berbanding lurus dengan penyerapan anggaran BGN. “Ini penting sekali bagi Badan Gizi mengejar jumlah SPPG karena penerimaan atau penyerapan anggaran di Badan Gizi itu identik dengan jumlah SPPG yang operasional. Karena setiap 1 SPPG operasional maka di bulan itu 1 SPPG akan menyerap kurang lebih Rp 1 miliar. Jadi, kalau ada 7.000 SPPG, itu artinya akan ada Rp 7 triliun yang terserap di bulan itu,” ujarnya.
Untuk mencapai target itu, Dadan memastikan bahwa jajaran BGN bekerja ekstra keras. “Kami sudah hampir 2 bulan ini bekerja dari mulai setengah 9 pagi sampai jam 11 malam, untuk melakukan percepatan-percepatan untuk seluruh SPPG atau mitra yang sudah mendaftar di portal mitra. Dan kami lakukan hal efisiensi dari segi waktu termasuk kunjungan-kunjungan ke lapangan,” tandasnya.****
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post