Garut, Kabariku – Rumah Sampah Salarea yang didirikan oleh RW 02, Desa Wanakerta, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, berhasil memikat perhatian para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari UIN Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung.
Mereka mengaku kagum dengan sistem pengelolaan sampah yang bersih, teratur, dan ramah lingkungan—hal yang jarang ditemukan di daerah pedesaan.
Kunjungan mahasiswa KKN UIN SGD Bandung ke Rumah Sampah Salarea dilakukan pada Selasa (29/7). Mereka menyatakan baru kali ini melihat tempat pengelolaan sampah di wilayah perdesaan yang ditata begitu apik hingga tampak resik dan asri.
Bangunan rumah sampah ini berukuran sekitar 8 x 6 meter, dan berfungsi sebagai tempat penampungan aneka sampah rumah tangga seperti plastik bekas, sisa makanan, serta sampah lain yang biasanya identik dengan kesan kotor dan kumuh.
Namun, Rumah Sampah Salarea tampil berbeda. Dindingnya yang terbuat dari kayu dan anyaman bambu dicat hijau segar, sementara halamannya selalu bersih berkat ketekunan petugas sampah bernama Tatang (50) yang rutin menyapu.
Bangunan ini berdiri di atas lahan milik Pemerintah Desa Wanakerta, dengan izin resmi dari Kepala Desa. Di lokasi inilah sampah dari ratusan rumah tangga di RW 02 dikumpulkan, disortir, dan kemudian diolah.
Sampah yang memiliki nilai ekonomi, seperti plastik dan kardus, dipisahkan untuk dijual. Sampah basah dari limbah rumah tangga diolah menjadi kompos. Sementara itu, sampah yang tidak memiliki nilai jual dibakar, dan abu hasil pembakarannya dimanfaatkan menjadi pot bunga.
Berkat sistem ini, warga RW 02 tidak lagi membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Wilayah ini pun mencapai status zero waste atau bebas sampah.
Ketua Mahasiswa KKN UIN SGD Bandung di RW 02, Haykal Ihza Abdillah, menyatakan kekagumannya.
“Baru kali ini saya melihat tempat pengolahan sampah di daerah pedesaan yang begitu tertata rapi. Bukan hanya tempatnya yang nyaman, tapi juga sistem pengelolaannya sudah sangat baik. Warga pun sudah memiliki kesadaran tinggi dalam membuang dan memilah sampah,” ujarnya saat meninjau lokasi bersama rekan-rekannya.
Sebagai bentuk dukungan, para mahasiswa KKN turut membuat plang edukasi yang dipasang di sekitar area rumah sampah. Plang ini berisi informasi tentang waktu penguraian berbagai jenis sampah, mulai dari plastik hingga styrofoam, yang kerap dibuang oleh rumah tangga.
Kehadiran plang tersebut menarik perhatian warga karena memberi pemahaman baru mengenai dampak buruk sampah terhadap lingkungan.
Ketua RW 02 sekaligus Manajer Rumah Sampah Salarea, Rismanto, menyampaikan apresiasinya atas kontribusi mahasiswa KKN.
“Kami berterima kasih atas kunjungan dan bantuan plang edukasi ini. Ke depan, kami juga berencana mengoptimalkan budidaya maggot dari sampah rumah tangga, agar bisa menambah nilai ekonomi bagi warga,” ujarnya penuh semangat.***
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post