Jakarta, Kabariku- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi G. Sadikin bertemu dengan Elon Musk untuk menjajaki kemungkinan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Starlink, jaringan satelit milik Elon Musk.
Kerja sama ini dibahas Menkes dalam kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat pekan lalu, bertujuan untuk menyediakan akses internet di Puskesmas yang terletak di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
”Ini merupakan upaya kami untuk memastikan layanan kesehatan yang setara dan merata di tanah air. Puskesmas sebagai garda terdepan untuk menciptakan masyarakat yang sehat harus dipastikan infrastrukturnya memadai,” jelas Menkes Budi, dikutip Rabu (9/8/2023).
Menkes Budi menjelaskan, saat ini dari 10 ribu lebih Puskesmas yang ada, masih ada sekitar 2.200 Puskesmas dengan 11.100 Puskesmas Pembantu yang belum memiliki akses internet.
Peningkatan konektivitas internet dapat membuka akses yang lebih baik ke layanan kesehatan, dan akses komunikasi antar daerah akan lebih mudah sehingga pelaporan dari fasilitas pelayanan kesehatan bisa real time. Aktivitas ini juga mendukung agenda digitalisasi transformasi kesehatan Indonesia.
”Dengan adanya akses internet, konsultasi layanan kesehatan dapat dilakukan secara online. Peningkatan kemampuan tenaga kesehatan lewat pelatihan jarak jauh juga bisa dilakukan,” jelas Menkes Budi.
Sebagai informasi, Starlink adalah nama jaringan satelit yang dikembangkan oleh perusahaan Spaceflight Swasta SpaceX untuk menyediakan internet murah ke lokasi terpencil.
Starlink adalah satelit pertama dan terbesar di dunia dengan konstelasi menggunakan orbit bumi yang rendah untuk menghadirkan internet broadband yang mampu mendukung aktivitas online.
Saat ini, fasilitas layanan kesehatan di Filipina, Rwanda, Mozambik, dan Nigeria juga telah menggunakan Starlink.
Untuk diketahui, Pemerintah memperkuat jaringan internet dan layanan digital di wilayah 3T.
Pendanaan yang dibutuhkan oleh projek ini sekitar Rp8 Triliun atau US$ 540 juta. Untuk dioperasikan dengan lancar, Kementerian Kominfo dan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) menggandeng PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) melalui Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Akan tetapi dalam proses pelaksanaannya ditemukan tindakan melawan hukum atau penyelewengan yang dilakukan untuk menguntungkan pihak tertentu. Dari penyelewengan tersebut mengakibatkan kerugian keuangan negara yang tidak sedikit yakni berkisar Rp8,32 triliun.
Dalam kasus ini sudah ditetapkan 7 tersangka. Selain Johnny Gerard Plate (Menteri Kominfo) dan Direktur Utama (Dirut) Bakti Kominfo Anang Achmad Latif (AAL). Tersangka lainnya ada Account Director of Integrated Account Departement PT Huawei Tech Investment, Mukti Ali (MA); Komisaris PT Solitech Media Sinergy, Irwan Hermawan (IH).
Kemudian, Direktur Utama PT Mora Telematika Indonesia, Galubang Menak (GMS); dan Tenaga Ahli Human Development (HUDEV) Universitas Indonesia Tahun 2020, Yohan Suryanto (YS).***
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post