JAKARTA, Kabariku- “Aksi 1.000 Lilin Keadilan” untuk Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J). Aksi solidaritas yang digagas Tim Advokat Penegakan Hukum dan Keadilan (TAMPAK) digelar di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jumat (22/7/2022) malam.
Dilokasi peserta aksi berdatangan dengan membawa poster bertulisan “Seribu Lilin Keadilan dan Doa bersama untuk Brigadir Josua Hutabarat” dan spanduk bertulisakan “Kasus Tewasnya Brigadir Josua Hutabarat Momentum Reformasi Moral dan Mental SAVE POLRI PRESISI”.
Para peserta aksi membawa lilin untuk dinyalakan di kawasan Bundaran HI sebagai bentuk aksi solidaritas terhadap Brigadir J.

Aksi dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian dilanjutkan orasi-orasi yang meminta pemerintah serta Kepolisian mengungkap kasus penembakan yang menewaskan Brigadir J secara transparan.
Mewakili TAMPAK Saor Siagian mengatakan aksi ini sekaligus untuk mendukung Kepolisian mengusut tuntas kasus tewasnya Brigadir J.
“Ini sangat-sangat serius, oleh karena itu hari ini kita berdoa. Kita bersyukur sudah ada penyidikan soal pembunuhan Brigadir J, kami minta ini maksimal. Sehingga lembaga Kepolisian ini selamat. Makanya kita akan menyalakan lilin,” ujar Saor di lokasi.
Saor mengatakan kasus ini terkesan direkayasa, karena banyak kejanggalan. Pasalnya, CCTV di lokasi kejadian sempat menjadi misteri, meski pada akhirnya ditemukan.

“Kita bersyukur bahwa Mabes sudah merilis bahwa pembunuhan Brigadir J sudah masuk penyidikan. Ini lah yang kita selalu dorong, fakta pembunuhan itu. Kalau tembak menembak itu kita bilang halusinasi,” katanya.
Berdasarkan informsi, Polsek Metro Menteng memberikan ijin aksi tersebut dibatasi waktunya hingga pukul 20.00 WIB.
Seperti diketahui, Brigadir J tewas dalam baku tembak dengan sesama polisi, Bharada E, di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).
Senin, 11 Juli 2022, selang tiga hari dari insiden, kasus kematian Brigadir J baru diungkap pihak Kepolisian.
Menurut keterangan Polri, peristiwa ini bermula dari dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Irjen Ferdy Sambo di rumah dinas Ferdy.
Polri menyebutkan, Brigadir J merupakan personel Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri yang diperbantukan di Propam sebagai sopir Kadivisi Propam Polri, Ferdy Sambo.
Sementara, Bharada E adalah anggota Brimob yang diperbantukan sebagai asisten pengawal pribadi Ferdy.
Kasus ini menjadi sorotan semua pihak, Dengan adanya bebrapa kejanggalan, mulai dari kamera CCTV di lokasi kejadian yang disebut seluruhnya rusak.
Sabtu, 9 Juli 2022, Jasad Brigadir J tiba di rumah duka di Jambi, pihak keluarga bahkan sempat dilarang membuka peti jenazah. Lalu, ditemukan luka tak wajar di tubuh Brigadir J, mulai dari luka memar, luka sayat, hingga luka gores di leher seperti bekas jeratan tali.
Untuk mengungkap kasus ini, Polri telah membentuk tim khusus. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) juga turut mengusut peristiwa tersebut.
Hingga pihak keluarga Brigadir J melaporkan kasus ini ke Bareskrim Polri atas dugaan pembunuhan berencana.
Senin, 18 Juli 2022, Kapolri Jenderal Listyo Sigit resmi menonaktifkan Irjen Ferdy Sambo dari jabatannya sebagai Kadiv Propam Polri.
Rabu, 20 Juli 2022, Menyusul dua perwira Polri lainnya juga dinonaktifkan. Keduanya yakni Kepala Biro Pengamanan Internal (Karo Paminal) Divpropam Polri Brigjen Hendra Kurniawan dan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto.
Sebelumnya, keluarga meminta tiga orang Perwira Polisi tersebut dinonaktifkan demi obyektivitas penyelidikan kasus.***
Red/K.000
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post