KABARIKU – Dua pendaki Gunung Gede Pangrango di Kabupaten Cianjur yang mengunggah pose bugil saat berada di Alun-alun Suryakencana, akhirnya meminta maaf kepada masyarakat Jawa Barat.

Lewat akun Instagram eyi_oei dan bondanramadhani_, kedua mahasiswa yang diperkirakan pelaku foto bugil tersebut, mengaku bernama Eyi dan Bondan Ramadhani. Mereka mengunggah permohonan maaf dan menjelaskan maksud foto bugil tersebut lewat rekaman video berdurasi sekitar 2 menit. Rekaman video beredar pada Jumat (23/10/2020) pagi.
“Halo saya Eyi dan Bondan Ramadhani. Kami berdua ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada seluruh teman-teman yang kurang berkenan dan tidak menyukai postingan kami di Instagram pribadi milik kami, khususnya untuk masyarakat Jawa Barat dan juga teman-teman pendaki Indonesia,” ujar dua anak muda yang mengaku Eyi dan Bondan Ramadhani tersebut.
Keduanya mengaku foto itu merupakan bagian dari riset artistik bertema fast fashion menuju nudism.
“Nudism yang dimaksud di sini itu menyuarakan atau protes atau advokasi melalui tubuh yang biasanya disuarakan untuk hak-hak individu atau mungkin perjuangan gender,” tutur Bondan.
Berikut pernyataan lengkap kedua pendaki:
“Halo saya Eyi dan Bondan Ramadhani. Kami berdua ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada seluruh teman-teman.
Yang kurang berkenan dan tidak menyukai postingan kami di Instagram pribadi milik kami, khususnya untuk masyarakat Jawa Barat dan juga teman-teman pendaki Indonesia.
Kami juga ingin klarifikasi terhadap foto yang kami unggah di sosial media. Bahwasanya foto itu adalah bagian dari riset kami, riset artistik kami yang bertema fast fashion yang menuju kepada nudism.
Dan nudism ini, kali ini tubuh sebagai ekspresi, manifestasi prima pure manusia. Juga imaji tubuh telanjang bisa digunakan sebagai protes advokasi.
Jadi, dapat mengubah sudut pandang masyarakat atau orang-orang di sekitar. Jadi nudism yang dimaksud di sini itu menyuarakan atau protes atau advokasi melalui tubuh yang biasanya disuarakan untuk hak-hak individu atau mungkin perjuangan gender, seperti itu.
Dan kami juga mengakui kesalahan atas ketidakcermatan dalam menempatkan dokumen riset dalam sosial media kami, khususnya Instagram ya. Yang mungkin bisa disalahgunakan dan diinterpretasi ulang fotonya.
Jadi dapat berbeda konteksnya dari yang kita maksud. Dan di sini kami belajar dari kesalahan, sehingga mungkin ke depannya kita dapat lebih baik dan memilah apa yang harus kita posting serta lebih bijak dalam memosting sesuatu yang mungkin akan menjadi tidak baik nantinya.
Sekali lagi kami memohon maaf untuk teman-teman dan masyarakat Jawa Barat juga teman-teman pendaki. Semoga permintaan maaf dan penjelasan kami di sini dapat diterima dengan baik. Terima kasih banyak”. (Den)
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post