KABARIKU – Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (PT PN III) Dolly Pulungan dan Direktur Pemasaran PT PN III I Kadek Kertha Laksana ditetapkan sebagai tersangka usai terkena OTT Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam dua hari yakni Senin (2/9/2019) dan Selasa (3/9/2019).
KPK juga menetapkan pemilik PT Fajar Mulia Transindo, Pieko Nyotosetiadi, sebagai tersangka.
Ketiganya ditangkap terkait dengan kasus impor gula.
Dolly dan Kadek diduga meminta fee kepada Pieko terkait pengurusan kontrak kerja sama dalam impor gula.
Dolly dan Kadek diduga melanggar Pasal 12 huruf a atau huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP. Sementara, Pieko diduga melanggar Pasal 5 Ayat (1) huruf a atau huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.
“KPK menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus pengurusan kontrak kerjasama distribusi gula,” ungkap Wakil Ketua KPK Laode M Syarif dalam konferensi pers, Selasa (3/9/2019).
Keterangan lain menyebutkan, dalam kontrak kerjasama antara PTPN III dengan PT Fajar Mulia Transindo, Dolly diduga menerima fee 345.000 dollar Singapura.
Fee diminta Dolly karena perusahaan Pieko, PT Fajar Mulia Transindo, awal tahun 2019 mendapatkan kerjasama dengan PTPN III untuk mengimpor gula secara rutin setiap bulan selama kontrak berlangsung.
Pada 31 Agustus 2019, Pieko, Dolly (DPU) bertemu di Hotel Shangrila. Diduga saat itulah Dolly meminta uang ke Pieko untuk menyelesaikan urusan pribadinya. (Ref)