Pemerintah terus menaruh perhatian besar pada dunia pendidikan sebagai kunci memperkuat daya saing bangsa di era Revolusi Industri 4.0 dan tantangan global. Salah satu isu yang masih dihadapi adalah keterbatasan akses pendidikan di daerah perbatasan, baik dari sisi fasilitas, ketersediaan tenaga pendidik, maupun sarana pendukung belajar.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, jumlah penduduk usia 16–18 tahun (setara Sekolah Menengah Atas) yang berstatus belum pernah sekolah dan tidak sekolah lagi di Indonesia adalah sebanyak 3.433.154 anak. Kaltara, jumlahnya mencapai 21,11% dari total rentang usia 16–18 tahun. Selain itu, Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (PT) di Kaltara berada pada angka 27,98, lebih rendah dari rata-rata nasional yakni di angka 32,00. Berkaca pada data yang ada, sangat perlu untuk mengembangkan dan meningkatkan akses pendidikan di Kaltara.
Untuk menjawab tantangan itu, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menyiapkan lokasi dan pembangunan Sekolah Garuda di Tanjung Selor, Rabu (17/9).
Penyerahan sertifikat lahan sekolah yang lahan calon Sekolah Garuda di Tanjung Selor, Kaltara yang dihadiri oleh Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Fauzan menandai langkah konkret pemerintah dalam menghadirkan pendidikan unggul di wilayah perbatasan.
“Investasi tanah ini untuk Kaltara dan untuk bangsa. Kehadiran sekolah unggul di daerah perbatasan ini merupakan salah satu Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia (RI),” kata Wamen Fauzan.
Presiden RI, Prabowo Subianto telah menetapkan target pendirian Sekolah Garuda baru dan Sekolah Garuda Transformasi sebanyak 100 sekolah hingga tahun 2029. Pernyataan Wamen Fauzan ini sejalan dengan apa yang dikatakan Asisten Deputi III Kepala Staf Kepresidenan, Tri Santoso, dalam kesempatan yang sama.
“Arahan Pak Presiden, PHTC dan Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk dipercepat. Maka, salah satu komitmen kami adalah untuk mengawal Sekolah Garuda. Kita dan pemerintah daerah bersama-sama mendampingi proses teknis setelah ini,” ujar Deputi Tri.
Konsep Sekolah Garuda mencakup sekolah baru di wilayah perbatasan termasuk Kaltara, serta implementasi sistem dan kurikulum pada sekolah existing, dengan fasilitas lengkap dan kuota beasiswa agar pemerataan akses bisa tercapai. Program Sekolah Garuda diharapkan menjadi pemicu agar siswa, masyarakat, dan sekolah lain di daerah-daerah perbatasan akan turut terdorong kemajuannya.
“Kemdiktisaintek berkomitmen untuk menjamin perluasan dan peningkatan akses pendidikan prauniversitas yang berkualitas bagi anak bangsa demi kemajuan Indonesia,” tegas Wamen Fauzan.
Proses pembangunan Sekolah Garuda di Tanjung Selor akan segera dimulai pada Oktober 2025, dan diharapkan sekolah dapat beroperasi serta menerima peserta didik baru pada tahun ajaran 2026. Sinergi ini akan memastikan tersedianya pendidikan berkualitas dunia di perbatasan, sehingga Indonesia siap melahirkan generasi unggul yang berkarakter dan berdaya saing global yang siap memasuki perguruan tinggi top dunia.***
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post