GARUT, Kabariku – Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, menghadiri acara Launching dan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Peserta Didik Baru Sekolah Rakyat Tahun Anggaran 2025/2026. Acara berlangsung di Sekolah Rakyat Rintisan yang berlokasi di UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Disnakertrans Kabupaten Garut, Jalan Raya Samarang, Kecamatan Samarang, Selasa (30/9/2025).
Dalam sambutannya, Bupati Garut menegaskan bahwa Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto merupakan langkah strategis dalam memutus rantai kemiskinan antar generasi dengan membuka akses pendidikan berkualitas.
“Hal ini terjadi karena keterbatasan akses, utamanya akses pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Oleh karena itu, Pak Presiden Prabowo berpikiran bahwa harus ada yang diputus, jangan ditransmisikan lagi. Caranya adalah dengan membuka akses-akses tadi, dan yang paling gampang adalah membuka akses pendidikan,” jelasnya.
Program Sekolah Rakyat ini merupakan implementasi dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2025 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Pengentasan Kemiskinan dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.
Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung, Iyan Kusmadiana, menyampaikan bahwa percepatan pendirian Sekolah Rakyat berlangsung pesat.
“Luar biasa, kita applause dulu untuk pemerintah kita. Kita sudah didirikan berkolaborasi bersama itu sejak bulan Juli tanggal 14, dan sekarang 65-nya serentak seluruh Indonesia melakukan pembukaan masa pengenalan lingkungan ini,” kata Iyan.
Ia menambahkan, program ini melibatkan sejumlah kementerian, di antaranya Kementerian Sosial, Kementerian PUPR, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Agama, Kementerian Keuangan, serta Kementerian Tenaga Kerja. Pada tahap rintisan, BLK di berbagai daerah digunakan sebagai lokasi sementara sebelum pembangunan sekolah permanen oleh Kementerian PUPR.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Garut, Aji Sukarmaji, melaporkan tahapan penjaringan siswa sejak Agustus. Calon siswa diprioritaskan dari masyarakat yang masuk Desil 1 dan Desil 2 sesuai Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional.
Hasil pleno memutuskan jumlah peserta didik di Garut sebagai berikut:
- Tingkat SMP: 50 orang (17 perempuan, 33 laki-laki) dalam 2 rombongan belajar.
- Tingkat SD: 25 orang (8 perempuan, 17 laki-laki) dalam 1 rombongan belajar.
Saat pembukaan MPLS, siswa dari 28 kecamatan diantar oleh camat dan keluarga. Orang tua difasilitasi untuk menginap semalam sebelum para siswa resmi tinggal di asrama.
Dinas Sosial Garut juga mengapresiasi dukungan Kementerian PUPR dan Kementerian Sosial dalam pembangunan sarana-prasarana di BLK Disnakertrans, seperti ruang kelas, ruang guru, asrama, dan ruang makan.
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post