Jakarta, Kabariku – Ketika banyak orang memilih diam atau ragu bergerak dalam situasi genting, nama Hashim Djojohadikusumo justru kerap muncul sebagai sosok penolong. Dari penjara Myanmar hingga bunker di Yerusalem, hingga kota kecil Purwakarta yang diteror intoleransi, adik Presiden Prabowo Subianto itu berulang kali menunjukkan kehadiran nyata di saat banyak pihak justru menghilang.
Teranyar, keterlibatan Hashim dalam pembebasan selebgram Arnold Putra dari penjara Myanmar menjadi sorotan. Arnold, yang ditahan sejak 20 Desember 2024 karena dugaan masuk secara ilegal dan menjalin kontak dengan kelompok bersenjata, divonis tujuh tahun penjara oleh otoritas Myanmar.
Namun, berkat diplomasi pertahanan yang digalang Kementerian Pertahanan RI dengan menggandeng Hashim serta Sasakawa Peace Foundation dari Jepang, Arnold akhirnya dibebaskan dan kembali ke Tanah Air pada 21 Juli 2025.
“Kemhan segera mengambil langkah proaktif melalui pendekatan diplomasi pertahanan untuk bantuan kemanusiaan,” kata Kepala Biro Infohan Setjen Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang.
Brigjen Frega pun mengakui ada peran Hashim Djojohadikusumo dalam pembebasan Arnold Putra.
Bukan sekali ini Hashim terlibat dalam misi penyelamatan di tengah krisis. Ketika konflik Iran-Israel memuncak, sebanyak 42 jemaat Gereja Tiberias asal Indonesia terjebak di Hotel Grand Court Yerusalem. Bertubi-tubinya dentuman bom, membuat mereka harus bersembunyi ke bunker hingga lima kali sehari.
Dalam situasi panik itu, Pdt. Dr. Aristo Pariadji, pendeta Gereja Tiberias Indonesia hanya punya satu nama dalam benaknya untuk dimintai pertolongan: Hashim Djojohadikusumo.
Menerima informasi itu, Hashim langsung menelepon duta besar RI di Amman, Yordania. KBRI Amman di Yordania pun sigap mengevakuasi jemaat ke tempat aman dan memulangkan mereka ke Indonesia.
Dalam sebuah acara di Partai Gerindra, Hashim mengakui campur tangan dirinya dalam upaya penyelamatan 42 jemaat Tiberias tersebut.
“Kenapa Hashim bisa menolong?” tanyanya kepada para kader.
“Karena Hashim punya kekuasaan,” lanjut Hashim.
Bagi Hashim, kekuasaan bukan sekadar politik melainkan anugerah dari Tuhan.
“Maka gunakanlah kekuasaan itu untuk menolong, untuk berbuat baik, jangan digunakan untuk kejahatan,” ujarnya.
Jejak di dalam negeri
Di dalam negeri, jejak Hashim dalam membantu mereka yang terpojok juga terekam kuat. Saat Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta saat itu, dihantam tuduhan sesat karena mendirikan berbagai patung dan simbol seni di wilayahnya, kelompok intoleran menghancurkan karya-karya tersebut.
Dalam kondisi tekanan dan ancaman, Hashim datang langsung menemui Dedi. Ia tak hanya memberi dukungan moral, tapi juga menawarkan bantuan untuk membangun kembali simbol-simbol budaya yang telah dihancurkan.
Jejak Hashim Djojohadikusumo membentuk satu pola konsisten: hadir di saat orang-orang ketakutan, bertindak ketika yang lain menunggu, dan menggunakan pengaruh bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk menjangkau mereka yang terpinggirkan.
Bagi sebagian orang, ia adalah pengusaha. Bagi yang lain, ia adalah adik presiden. Namun bagi mereka yang pernah mengalami krisis, Hashim adalah penolong.***
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post