Jakarta, Kabariku – Perjuangan Demokrasi (REPDEM) menyatakan sikap tegas menolak narasi yang menyebut bahwa penetapan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila adalah bentuk penyesatan sejarah. Melalui pernyataan resmi yang disampaikan oleh Ketua DPN REPDEM, Simson Simanjuntak, organisasi ini menegaskan bahwa 1 Juni 1945 adalah momen penting dan tak terbantahkan dalam sejarah lahirnya ideologi bangsa Indonesia.
Menurut Simson, pidato Bung Karno dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945 merupakan titik nol lahirnya Pancasila. Dalam pidato visioner itu, Bung Karno untuk pertama kalinya memperkenalkan lima sila sebagai dasar negara yang ia sebut dengan nama “Pancasila.” Gagasan tersebut, menurut REPDEM, bukan hasil adopsi dari luar, melainkan buah pemikiran yang digali dari nilai-nilai asli bumi Nusantara.
“Adalah kekeliruan besar jika menyamakan tanggal lahirnya sebuah gagasan dengan tanggal pengesahan hukum,” tegas Simson dalam pernyataan sikapnya yang diterma redaksi, Senin (2/6.).
Ia mencontohkan, kemerdekaan Indonesia diperingati setiap 17 Agustus, bukan 18 Agustus ketika UUD disahkan. Hal serupa berlaku untuk Pancasila—1 Juni adalah kelahiran “ruh” ideologi bangsa, sedangkan 18 Agustus adalah bentuk pengesahannya secara legal.
Penetapan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila melalui Keputusan Presiden No. 24 Tahun 2016, kata Simson, bukan tanpa dasar. Presiden Joko Widodo bersama para sejarawan dan mayoritas rakyat Indonesia mengakui bahwa proses kelahiran ideologi jauh lebih bermakna daripada sekadar momen legalitas formal.
REPDEM juga mengingatkan bahwa proses perumusan Pancasila bersifat bertahap dan kolaboratif, dimulai dari pidato Bung Karno pada 1 Juni, kemudian dirumuskan dalam Piagam Jakarta (22 Juni), dan difinalisasi dalam Pembukaan UUD 1945 pada 18 Agustus. Ketiga momen tersebut merupakan satu rangkaian sejarah, bukan ajang saling menggugurkan.
“Upaya menghapus akar historis 1 Juni sama saja dengan memutus mata rantai ideologis perjuangan bangsa,” lanjut Simson.
REPDEM menolak keras pandangan yang mereduksi sejarah demi kepentingan politik sempit atau monopoli tafsir oleh segelintir kelompok. REPDEM menegaskan bahwa Pancasila bukan hanya produk hukum, tetapi merupakan ideologi hidup yang lahir dari pemikiran, keberanian, dan kecintaan Bung Karno terhadap bangsa Indonesia. “Pancasila hidup, dan hidupnya dimulai pada 1 Juni 1945,” tutup Simson. (Bem)***
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post