• Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Minggu, Agustus 3, 2025
Kabariku
Advertisement
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
Tidak ada hasil
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
Home Opini

Pentingnya Pemerataan Pembangunan, Jawa Selatan sebagai Solusi Jitu atau Masalah Baru?

Tresyana Bulan oleh Tresyana Bulan
16 Juni 2025
di Opini
A A
0
ShareSendShare ShareShare

oleh :
Fahrul Rojik
Founder Komunitas Sekawanesia

Kabariku – Gagasan pemekaran wilayah Selatan Jawa Tengah sampai hari ini menjadi topik yang hangat diperbincangkan publik. Banyak faktor yang membuat gagasan ini muncul dari Senator Abdul Kholik, diantaranya adalah ketimpangan pembangunan yang dominan di wilayah utara, angka kemiskinan yang akut, serta potensi lokal daerah yang strategis.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Dilansir dari Kompas.com, menurut Anggota DPD RI Dapil Jateng tersebut perlu ada akselerasi pertumbuhan ekonomi di wilayah selatan Jawa Tengah. Sebab, ia menilai selama ini pemerataan pembangunan cenderung dominan di wilayah tengah dan utara, seperti Semarang dan sekitarnya.

RelatedPosts

Terdzalimi: Mendulang Hikmah di Balik Derita

Angin Segar dari Pemerintah: Saatnya Industri Hotel Bangkit Kembali

Koruptor Berlari, Hukum Tertatih

Ia juga menyoroti potensi wilayah Jawa Tengah dalam bidang agro pertanian dan maritim, yang berpotensi menjadi kawasan lumbung pangan nasional.

Dari sumber berbeda yakni Metrojateng.com, Abdul Kholik juga menyoroti perihal angka kemiskinan yang tinggi, ia mengkhawatirkan apabila masalah kemiskinan tidak segera diatasi maka akan menjadi warisan antargenerasi, terlebih target Indonesia Emas 2045 adalah nol kemiskinan.

Sebab, salah satu faktor penyebab kemiskinan adalah keterbatasan dalam mengakses sumber daya. Sehingga percepatan pembentukan daerah khusus Jasela menurut Kholik adalah gagasan strategis.

Sebagai orang yang lahir dan tinggal di Desa Mandala, Kecamatan Cimanggu terletak di bagian barat Kabupaten Cilacap, saya menganggap hal itu logis, tetapi belum realistis untuk saat ini.

Desa yang terhitung jauh dari akses kota merasakan betul bagaimana kondisi jalan rusak parah sejak saya kecil sampai sekarang.

Mirisnya kalau hujan datang, selalu ada ancaman jalan tertutup longsor, bayangkan saja struktur tanah akses ke desa saya itu bagian atas adalah bukit dan bagian bawah sungai, jadi rawan longsor.

Baca Juga  Terapkan Kebijakan Kelautan Indonesia untuk Wujudkan Jalesveva Jayamahe

Idul Fitri kemarin longsor dan banjir sekaligus, menutupi sebagian jalan akses utama selama dua hari, ditambah mati listrik membuat kami harus berdiam diri dirumah.

Selain itu, kalau ada urusan administrasi seperti SIM, KTP, bayar pajak dan lain lain, yang mengharuskan saya datang langsung ke Kabupaten juga menjadi masalah.

Sebab, saya harus menempuh perjalanan selama 3 jam, belum lagi disana harus antri, itupun tidak ada jaminan bisa diproses hari itu juga.

Pengalaman saya membuat SIM yang mengharuskan untuk bermalam di Kabupaten karena antrian mendapatkan jadwal hari besoknya, cukup menjadi bukti bahwa wilayah selatan Jawa Tengah belum tersentuh pemerataan pembangungan.

Pengalaman itu pasti juga dialami oleh orang lain, terlebih mereka yang tinggal di wilayah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat, jarak tempuh mereka ke Kabupaten bisa dua kali lipat dari saya.

Masalahnya bukan sekedar jarak atau waktu tempuh saja, tetapi pemerataan pembangunan yang berdampak pada pelayanan publik yang efisien dan memudahkan masyarakat.

Sempat ada wacana pemekaran wilayah Cilacap Barat, namun sampai sekarang hal itu sebatas wacana saja.

Pelayanan publik yang holistik dan memudahkan masyarakat adalah indikator keberhasilan pembangunan, khususnya dalam rangka implementasi reformasi birokrasi.

Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 9 Tahun 2023 tentang Evaluasi Reformasi Birokrasi, bahwa pelaksanaan reformasi birokrasi akan berdampak positif pada pencapaian sasaran pembangunan nasional dan peningkatan kualitas pelayanan publik.

Pemerataan pembangunan tidak hanya akan berdampak terhadap pelayanan publik, tetapi kemudahan akses masyarakat dalam pekerjaan atau sumber-sumber produksi, setidaknya hal itu akan menekan angka kemiskinan.

Seperti mayoritas warga desa saya memutuskan untuk merantau ke wilayah Jabodetabek, sebab sulitnya akses pekerjaan di daerah sendiri, sekalipun ada, upah tidak sesuai dengan standar.

Baca Juga  Ketua Harian JAGA IKN: Badan Otorita Harus Tegas dan Profesional Terkait Pembiayaan IKN Nusantara

Pada tahun 2023 Kompas.id menyebutkan bahwa Jawa Tengah menjadi penyumbang kaum migran terbesar di Indonesia, Litbang Kompas juga menyebutkan bahwa 98% proses migrasi disebabkan oleh faktor ekonomi.

Hal tersebut menunjukan bahwa merantau ke kota orang dianggap akan meningkatkan kesejahteraan hidup, padahal jika akses pekerjaan dan sumber produksi lebih terbuka di daerah sendiri, masyarakat akan lebih memilih tinggal dan mencari penghidupan di daerahnya sendiri.

Lalu apakah pemekaran wilayah menjadi solusinya? Belum tentu.

Akses pendidikan juga harus mendapatkan perhatian khusus di wilayah selatan Jawa Tengah, sebab masih terjadi ketimpangan tingkat pendidikan antara masyarakat kota dan desa.

Mengacu pada data BPS Jawa Tengah berdasarkan hasil Long Form Sensus Penduduk tahun 2023 bahwa pendidikan SMA/sederajat sebagian besar dijangkau penduduk perkotaan, adapun penduduk di pedesaan sebagian besar memiliki pendidikan tertinggi SD/sederajat.

Kondisi ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk menyediakan fasilitas pendidikan yang lebih merata.

Semua permasalaahan tersebut, tidak serta merta bisa diselesaikan dengan pemekaran wilayah jika tidak diimbangi dengan pemerataan pembangunan.

Sebab, pemekaran wilayah belum tentu jadi solusi jitu untuk mengatasi ketimpangan pembangunan, sosial dan ekonomi.

Begitu sebaliknya, pemerataan pembangunan tidak mesti dijawab dengan pemekaran wilayah, beberapa contoh wilayah yang gagal melakukan pemekaran seperti Maluku Utara dan Gunungsitoli meskipun itu tidak bisa dijadikan referensi.

Faktanya, Banten dan Kepulauan Riau menjadi salah satu produk pemekaran DOB yang mampu menyaingi provinsi induknya yakni Jawa Barat dan Riau.

Saya senang dan mengapresiasi tujuan gagasan pemekaran Jasela ini, berdasarkan pengalaman pribadi hal itu logis, dan ingin sekali merasakan kemudahan berbagai akses layanan publik di daerah sendiri.

Tetapi mungkin akan lebih realistis kalau gagasan pemekaran Jawa Selatan ini, diimbangi oleh pemerataan pembangunan dengan skala prioritas terlebih dahulu.

Baca Juga  Agus Harimurti Yudhoyono: Mimpi Visioner untuk Generasi Masa Depan

Seperti integrasi layanan publik, perluasan lapangan kerja dengan upah sesuai standar, fasilitas pendidikan dan kesehatan yang layak, serta optimalisasi sumber daya lokal di masing-masing daerah.

Sehingga, kalaupun nantinya akan dibentuk daerah otonomi baru, Jasela tidak akan menimbulkan masalah-masalah baru.*Arf

Cilacap, 16 Juni 2025

Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com

Tags: Founder Komunitas SekawanesiaPembangunan Jawa SelatanPemerataan Pembangunan
ShareSendShareSharePinTweet
ADVERTISEMENT
Post Sebelumnya

Ekosistem Laut di Pulau Pari Terancam Rusak Gegara Kegiatan Eksavator PT CPS? Ini yang Dilakukan Warga…

Post Selanjutnya

Gelar Courtesy Call, Presiden Prabowo dan Presiden Tharman Jajaki Fase Baru Hubungan Indonesia–Singapura

RelatedPosts

Terdzalimi: Mendulang Hikmah di Balik Derita

16 Juli 2025
E.S. Hartono

Angin Segar dari Pemerintah: Saatnya Industri Hotel Bangkit Kembali

3 Juli 2025

Koruptor Berlari, Hukum Tertatih

1 Juli 2025
Muhammad Lukman Ihsanuddin

Putusan MK dan Pertanyaan Besar yang Mengiringinya

30 Juni 2025
Kiri: Oki Muraza. Kanan: Oki Muraza di hadapan Presiden Prabowo Subianto dalam momen IPA Convex 2025 di Jakarta Mei 2025 lalu.

Profil Wadirut Pertamina Oki Muraza: Dosen dan Peneliti Terkemuka di Arab Saudi

14 Juni 2025

Strategi Prabowo Memerdekakan Palestina

31 Mei 2025
Post Selanjutnya
Presiden RI Prabowo Subianto melakukan courtesy call dengan Presiden Singapura, Tharman Shanmugaratnam, di Parliament House Singapura, pada Senin, 16 Juni 2025

Gelar Courtesy Call, Presiden Prabowo dan Presiden Tharman Jajaki Fase Baru Hubungan Indonesia–Singapura

Bakti Sosial Hari Bhayangkara ke-79, Kapolres Garut Berbagi Sembako ke Masyarakat

Discussion about this post

KabarTerbaru

Prof. Rumainur: Akses Tanah untuk Koperasi Wujud Demokrasi Ekonomi

3 Agustus 2025
Ustadz Adi Hidayat, Lc., M.A. resmi menjadi dosen tetap pada Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)/UPI

Ustadz Adi Hidayat Resmi Jadi Dosen Tetap Pascasarjana UPI, Perkuat SDM dan Visi Global Kampus

3 Agustus 2025

Bulan Kemerdekaan Dimulai: Monas jadi Pusat Hiburan, Pesta Rakyat Perdana di Istana

1 Agustus 2025
dok Seskab

SIAGA 98 Apresiasi Keputusan Presiden: Abolisi dan Amnesti Bukan Penghapusan Peristiwa Pidana

1 Agustus 2025
Presiden Prabowo Subianto segera meneken keppres tentang abolisi dan amnesti untuk Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto.

Perbedaan Abolisi, Amnesti, Remisi dan Grasi

1 Agustus 2025
Pelepasan Kontingen Karate-Do Gojukai Indonesia yang akan bertanding pada ajang The 8th Karate-Do Gojukai Global Championships Japan 2025

Jaksa Agung Apresiasi PB Karate-Do Gojukai Indonesia Siapkan Altet Terbaik di Ajang Global Championships Japan 2025

1 Agustus 2025

Setelah RUPS Kimia Farma, Bio Farma Menyusul: Transformasi Jangan Sekadar Slogan

1 Agustus 2025

Ketua Alumni UPN VJ Apresiasi Prabowo atas Pemberian Amnesti dan Abolisi

1 Agustus 2025
Kepala BPOM Taruna Ikrar/BPOM

BPOM Cabut Izin Edar 34 Kosmetik karena Terbukti Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Daftarnya

1 Agustus 2025

Kabar Terpopuler

  • Kwik Kian Gie tutup usia. Kanan: Dirkje Johanna de Widt, istrinya, yang meninggal tahun 2020.

    Kwik Kian Gie Tutup Usia: Ekonom Visioner dan Suami dari Perempuan Belanda yang Setia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengungkap Sosok Ade D Hendriana, Ketua FKSS Jabar yang Bersiap Mem-PTUN-kan Keputusan Gubernur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah Sampah Salarea RW 02 Wanakerta, Inspirasi Pengelolaan Sampah Mandiri di Pedesaan Garut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bu Guru Salsa yang Viral karena Video Syur, Kini Bahagia Dinikahi Duda PNS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prabowo Kumpulkan 82 Profesional Muda di Hambalang: Siapa Saja Mereka?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siap-siap, PPATK akan Blokir Rekening Tak Aktif Selama 3 Bulan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menteri PKP, Mendagri dan BPS Sepakati Kolaborasi Pemutakhiran DTSN sebagai Basis Pelaksanaan Program Tiga Juta Rumah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
[sbtt-tiktok feed=1]
Kabariku

Kabariku adalah media online yang menyajikan berita-berita dan informasi yang beragam serta mendalam. Kabariku hadir memberi manfaat lebih

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2024 Kabariku - partner by Sorot Merah Putih.

Tidak ada hasil
View All Result
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra

© 2024 Kabariku - partner by Sorot Merah Putih.