Garut, Kabariku- Setiap dimulainya Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) selalu terus berulang terjadinya pungutan yang dibungkus dengan ‘sumbangan pendidikan’.
Normatifnya, pengertian ‘sumbangan’ sudah sangat diketahui oleh khalayak umum yaitu sekemampuan.
Hal tersebut menjadi perhatian serius Politisi Golkar, H. Deden Sopian, SH.I., yang mempertanyakan, Kenapa dalam prakteknya susah diterapkan? walaupun oleh orang yang mengerti bahasa bahkan berpendidikan.
“Katakan saja komite sekolah. Memang tidak adakah jalan lain yang bisa menutupi kekurangan kebutuhan sekolah selain membebankan kepada masyarakat tidak mampu, tidak kah disadari bahwa pungutan tersebut bisa menjerumuskan.masyarakat yang tidak mempu untuk terjerembab kepada rentenir,” ungkapnya. Kamis (15/6/2023).
Sebagai anggota dewan dan ketua fraksi Golkar DPRD Kabupaten Garut, H. Deden mengajak semua pihak terkait untuk menghentikan hal tersebut.
“Mari cari jalan keluar terbaik duduk bersama pihak pemerintah, sekolah dan masyarakat bahas setuntas tuntas nya masalah tersebut, buat terobosan yang Inovatif dan kreatif masa berpikirnya begitu begitu saja dari tahun ke tahun. Apa tidak cape bermasalah terus?” cetusnya.
H. Deden mengimbau, kepada pihak sekolah dan komite jangan memaksakan diri untuk terus membangun fisik sekolah di luar kemapuan kecuali ada donator dan bantuan.pemerintah.
“Intinya jangan membebani masyarakat miskin, silahkan cari orang tua murid yang mampu untuk jadi donatur, kreatif untuk membujuk mereka dengan penjelasan yang argumentative,” tukasnya.
Mantan Kades Cikembulan, Kadungora ini menyebut, alas an pihak sekolah dengan dalil membangun mesjid, tempat parkir masa harus dapat dari masyarakat miskin yang menyebabkan mereka terlilit utang.
“Coba bayangkan masyarakat miskin yang berpenghasilan dibawah 1 juta perbulan harus nyumbang Rp 3-6 juta, untuk ongkos anaknya pun berhutang,” ucapnya.
Pihaknya berharap semua hal dapat dilaksanakan dengan kebijakan, apalagi berkaitan dengan kepentingan pendidikan.
“Sekali lagi coba kreatif lah saya percaya orang orang yang ada di komite sekolah tentunya tokoh yang pintar dan bijaksana. Fastabiqul khairat (red- Bersaing sehat, unggul diatas rata-rata berlomba-lomba dalam kebaikan),” tutup H. Deden Sopian.***
Red/K.101