Jakarta, Kabariku- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menjelaskan bagaimana degdegannya ketika ia menerima kabar akan ada kegiatan Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di wilayahnya.
“Saya itu kemarin deg-degan, karena tersirat kabar akan ada OTT KPK di Jateng,” katanya sebelum memberi sambutan Upacara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Jabatan di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Rabu (12/4/2023).
Ganjar mengaku ia degdegan dengan kabar itu.
“Kabar itu membuat saya degdegan. Langsung saya kirim WA ke kawan-kawan OPD. Iki nang ndi yo?” Ganjar lagi sambil menunjuk kepada para kepala OPD di Provinsi Jawa tengah yang saat itu hadir.
Tak hanya degdegan, Ganjar tampaknya cukup panik dengan informasi akan adanya OTT KPK tersebut.
Pasalnya, bukan sekali ini saja KPK melakukan OTT di wilayah Jawa Tengah.
Beberapa waktu lalu, Walikota Tegal Siti Masitha juga terjaring OTT KPK.
Kemudian sebelunya KPK juga sudah beberapa kali melakukan OTT di Jawa Tengah. Mulai dari kepala desa, Bupati Klaten, Sekda Kebumen, staf Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng, hingga Dirjen Hubungan Laut Kementerian Perhubungan yang tersangkut kasus dugaan suap pengerukan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
“Kalau di OTT itu, sakit semua. Nggak enak semuanya dan kita tidak akan dipercaya,” tutur Gubernur Jawa Tengah saat Walikota Tegal terkena OTT.
Lantas bagaimana soal OTT yang baru saja terjadi?
Malam itu ia langsung mengecek berita. Ganjar bersyukur sebab ternyata yang terjaring OTT bukan di lingkungan Pemerintahan Jawa Tengah.
“Saya lega…tapi apa harus mengucap alhamdulillah atau innalillahi ya…” kata Ganjar berseloroh.
Diketahui, Pejabat Balai Perkretaapian Putu Sumarjaya bersama sejumlah pihak terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) di Semarang, Selasa (11/4/2023).
Kini para pihak yang terkena OTT sudah berada di gedung Merah Putih untuk diperiksa.
OTT KPK kali ini berkaitan dengan kasus dugaan suap terkait paket pekerjaan tender track layout (TLO) Stasiun Tegal.
Tim OTT KPK di Semarang menemukan barang bukti berupa uang ratusan juta rupiah dan pecahan dolar Amerika Serikat.
Barag bukti yang diamankan tersebut berupa uang Rp350 juta, ATM berisi sekitar Rp300 juta, uang sebesar Rp900 juta untuk PPK Makasar dan US$20.000 untuk pihak lain. (*)
Red/K-1001