Kesaksian Pius Lustrilanang, baik lewat testimoninya di Komnas HAM maupun pernyataannya di luar negeri telah membongkar kekejaman pemerintah Orde Baru yang selama ini dianggap rumor menjadi nyata
ALDERA – Hal. 34
Bogor, Kabariku- Buku Aldera menggambarkan kisah gerakan para aktivis muda tahun 1993-1999. Berbicara tentang gerakan mahasiswa, perjuangan Aliansi Demokrasi Rakyat (Aldera) di tahun 1990-an adalah sebuah sejarah yang tidak dapat dilupakan. Semangat perjuangan di era tersebut terangkum dengan baik dalam Buku Aldera.
Ratusan mahasiswa dan mahasiswi mengikuti kuliah umum dan bedah Buku Aldera: Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999 di Graha Pakuan Siliwangi (GPS), Universitas Pakuan (Unpak), Rabu, 11 Januari 2022.
Aldera adalah gerakan besar prodemokrasi yang memiliki nilai juang bersama para buruh, kaum perempuan, agraria, lingkungan, masyarakat adat, dan gerakan demokrasi lainnya.
Pada masa itu tergambarkan gerakan anak muda dengan jiwa yang gigih, kritis, siap berjuang untuk membela hak rakyat, dan menjaga demokrasi di Indonesia.
Selain memperjuangkan hak demokrasi, pada Buku Aldera memvisualisasikan perlakuan rezim terhadap para aktivis, mulai dari penahanan hingga penculikan, serta dinamika gerakan mahasiswa di era 1993-1999.
Pada acara bedah Buku Aldera itu, aktivis sekaligus politikus tanah air, Dr. Pius Lustrilanang, S.IP., M.Si., CFRA, CSFA., turut hadir sebagai keynote speaker.
Menurut Pius, bedah Buku Aldera di kampus adalah momen mengulas beragam momen sejarah pergerakan kaum muda guna menggapai demokrasi.
“Tujuannya untuk memberi pengetahuan kepada mahasiswa, bahwa ada senior-seniornya pada zamannya yang berjuang menegakan demokrasi meruntuhkan rezim otoriter. Demokrasi yang dibangun ini perlu waktu 20 tahun memperjuangkannya dan mempertahankannya sampai hari ini perlu 25 tahun,” kata Pius.
Lalu, lanjut Pius, dengan bedah buku tersebut diharapkan dapat membuka kesadaran untuk senantiasa menjaga keutuhan demokrasi.
“Kalian itu cerminan hati nurani rakyat, jika merasa aspirasinya tidak tersampaikan, kalian wajib turun untuk memaksa pemerintah untuk mendengarkan,” ucap Pius.
Pada kesempatan yang sama dalam sambutannya, Rektor Universitas Pakuan, Prof. Dr. rer.pol. Ir. Didik Notosujono, M.Sc., mengatakan pergerakan kaum muda telah terbukti memiliki pengaruh dan kontribusi dalam sejarah bangsa Indonesia.
“Kita bisa melihat peristiwa sejarah yang dipelopori oleh kaum muda, mulai dari kebangkitan nasional, sumpah pemuda, kemerdekaan Indonesia, dan perjuangan lainnya,” kata rektor.
Lanjut rektor, peristiwa sejarah yang ia sebutkan merupakan pergerakan kaum muda, utamanya digerakkan oleh mahasiswa.
“Seiring berkembangnya zaman, tantangan-tantangan baru yang dihadapi oleh bangsa Indonesia semakin banyak dan kompleks. Peran serta mahasiswa masih diperlukan untuk membentuk kesejahteraan rakyat,” ujarnya.
Selain Pius Lustrilanang, pada kegiatan kuliah umum dan bedah Buku Aldera itu turut menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu: Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB), Unpak, Dr. David Rizar Nugroho., M.Si, Kaprodi S2 Ilmu Hukum Pascasarjana, Unpak, Dr. Iwan Darmawan., SH.,MH, dengan dipandu oleh Presenter Kompas TV, Audrey Chandra.***
Red/K.000
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com