• Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Sabtu, November 15, 2025
Kabariku
Advertisement
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Catatan Komisaris
  • Kabar Istana
  • Kabar Kabinet
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Lainnya
    • Artikel
    • Kabar Peristiwa
    • Pendidikan
    • Teknologi
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Pariwisata
    • Bisnis
    • Profile
    • Pembangunan
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Catatan Komisaris
  • Kabar Istana
  • Kabar Kabinet
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Lainnya
    • Artikel
    • Kabar Peristiwa
    • Pendidikan
    • Teknologi
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Pariwisata
    • Bisnis
    • Profile
    • Pembangunan
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
Tidak ada hasil
View All Result
  • Home
  • News
  • Dwi Warna
  • Kabar Peristiwa
  • Hukum
  • Kabar Istana
  • Politik
  • Profile
  • Opini
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Kesehatan
  • Seni Budaya
  • Pariwisata
  • Hiburan
  • Teknologi
Home Uncategorized

Sambung Rasa Rakyat Jogja feat LeSPK Yogyakarta: Usulkan dan Mendesak Presiden dan DPR Selesaikan Prahara Ditubuh Polri

Redaksi oleh Redaksi
24 September 2022
di Uncategorized
A A
0
ShareSendShare ShareShare

Yogyakarta, Kabariku- Kedudukan Polisi dalam Pemerintahan Indonesia bukan hal baru dipersoalkan. Dalam sejarahnya Polisi di jaman sebelum Indonesia merdeka telah menjadi bagian dari  VOC dan kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda.

Setelah pada masa penjajahan Belanda, di era kemerdekaan dan lalu  masa Orde lama yang ujungnya menganut sistim demokrasi terpimpin, kedudukan Polisi tampaknya juga terseret pada hal yang sama.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Walau demikiaan, disisi lain tetap ada upaya untuk mencanangkan Polisi  dalam sistem demokrasi Pancasila.

RelatedPosts

Rakernis Satgas Saber Pungli 2023, Dr. Andry Wibowo: Memitigasi Pungli di Sektor Bea Cukai

Dukung Sistem Pemilu Proporsional Terbuka, Puluhan Tokoh Nasional Ajukan Amicus Curiae Jelang Putusan MK

Pemkab Garut Terbitkan SE Terkait Peningkatan Sistem Mitigasi Gempa Bumi

Pada sekitar tahun 1966, setelah peristiwa  G30S/PKI, Orde baru melakukan penyaringan secara ketat ditubuh Polri, guna memutus pengaruh Soekarno dan PKI. Tak sedikit personil Polri yang terlibat PKI diberhentikan oleh Pemerintah Soeharto.

Dimasa peralihan ini, kedudukan Polri sangat penting, diharapkan mampu mengawal terwujudnya suatu masyarakat sipil demokratis berdasarkan Pancasila dan konstitusi.

Mengingat sebelumnya pelaksanaan sistem demokrasi terpimpin mengalami berbagai hambatan yang disebabkan kekuasaan yang tersentral kepada pemimpin.

Akan tetapi diawal era masa pemerintahan orde baru terjadi persoalan terkait posisi dan kedudukan Polri. Kondisi dimana biasa terjadi setiap pergantian kekuasaan.

Disisi lain Orde baru saat itu tidak melukai perubahan besar untuk menunjang terwujudnya pemerintahan yang menganut sistem demokrasi Pancasila.

Polisi yang dimasa orde lama masih tetap dipertahankan berada dibawah Presiden, meski tak langsung namun tetap menjadi bagian kekuasaan Presiden.dibawah komando Presiden melalui  ABRI.

Tak hanya itu fungsi Brigade Mobil Kepolisian (Brimob) sebagai pasukan semi tempur, masih tetap dipertahankan oleh Presiden Soeharto, dimana sebelumnya Soekarno membentuk Brimob sebagai bantuan pasukan tempur yang sejajar dengan pasukan tempur ABRI.

Baca Juga  Tujuh Tantangan Besar Indonesia 2023, Catatan Akhir Tahun Dr. Syahganda Nainggolan

Hal itu dapat terlihat ketika Soekarno melibatkan Brimob dalam upaya merebut Malaysia. Walau tak berhasil, namun jelas fungsi Brimob tak sekedar sebagai Polisi yang menjaga keamanan dan penegakkan hukum.

Berita Terkait Sebelumnya LeSPK Yogyakarta Menggelar ‘Sambung Rasa Rakyat Yogya’

Dalam pelaksanaannya Orde baru memposisikan Polisi sebagai bagian dari kekuasaan meski keberadaanya tak langsung dibawah Presiden, namun dibawah ABRI. Akan tetapi esensinya tetap sama sebagai bagian dari kekuatan kekuasaan.

Sejak inilah babak kekuasaan menjadi sorotan  perhatian masyarakat sipil dan aktivis mahasiswa saat itu.

Polisi saat itu alat kekuasaan, tak hanya dalam penanganan penumpasan G30S/PKI namun pada agenda-agenda negara lainnya seperti misal Pemilu pertama Orde baru, Peristiwa Malari, dll.

Puncak gerakan civil society akhirnya terwujud. Gelombang aksi reformasi tahun 1998 tak bisa dibendung, hingga kemudian Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatan kepresidenan.

Pasca Soeharto mengundurkan diri, dan digantikan oleh BJ Habibie, wacana pemisahan POLRI dari ABRI menguat dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam agenda reformasi, yaitu penghapusan dwifungsi ABRI. Yang mana saat itu keberadaan ABRI menimbulkan kerancuan, tumpang tindih, dan penyimpangan peran serta fungsi keduanya, yang berakibat pada tidak berkembangnya sendi-sendi demokrasi.

Tepat pada tanggal 1 April 1999 Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 1999 tentang Langkah-langkah kebijakan dalam rangka pemisahan Kepolisian dari ABRI.

Oleh karena suhu politik pasca reformasi saat itu memanas, proses pemisahan Polri dari ABRI baru kemudian dapat terlaksana usai Pemilu 1999 dimasa Pemerintahan Abdurahman Wahid (Gus Dur).

Kemudian lahirlah Tap MPR Nomor VI/MPR/2000 tentang Pemisahan TNI dan Polri, yang ditandatangani oleh Ketua MPR Amien Rais serta para wakil ketua pada 18 Agustus 2000.

Baca Juga  Difasilitasi FAGAR 3300 Lebih Guru PPPK Garut Deklarasi Komitmen Bayar Zakat

Ketetapan MPR tersebut memutuskan seperangkat aturan mengenai pemisahan kelembagaan TNI dan Polri sesuai dengan peran serta fungsi masing-masing.

Kemudian menjelaskan dan menegaskan kembali peran utama TNI dalam bidang pertahanan negara, sementara Polri dalam bidang pemeliharaan keamanan negara.

Berdasarkan Tap MPR Nomor VI/MPR/2000, Gus Dur merealisasikan pemisahan secara tegas antara TNI dan Polri lewat Keputusan Presiden Nomor 89 Tahun 2000 yang tegas menyatakan, Polri berkedudukan langsung di bawah Presiden.

Selanjutnya Kapolri ditunjuk oleh Presiden dengan persetujuan DPR yang diatur dalam UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri dan UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

Melihat isi Keputusan Presiden Nomor 89 Tahun 2000 saat itu tak sedikit para aktivis lintas angkatan yang apriori. Sepertinya sejarah Polri akan kembali berada dibawah kekuasaan akan kembali berulang.

Diawal reformasi peran Polri masih sesuai harapan cita-cita, meski kedudukannya dibawah Presiden langsung. Akan tetapi ia mulai menunjukkan sikap keberpihakannya kepada kekuasaan jika terjadi pergolakan dan gelombang protes sipil atas jalannya pemerintahan.

Rekayasa kasus dan perkara yang melibatkan pejabat negara dan konglomerat besar bahkan saat pelaksanaan Pemilihan umum, apakah Pemilu kepala daerah, legislatif, maupun Presiden.

Perlahan nilai-nilai struktur sipil melemah. Struktur yang awal reformasi dibangun Pemerintah bersama civil society pun mulai disorientasi.

Kemudian pada akhirnya kultur dan struktur yang semula berjalan sesuai cita-cita kemanusia yang adil dan beradab menjadi melemah.

Struktur negara termasuk Polri tak lagi dapat dijadikan tauladan bagi masyarakat sipil. Bebagai penyimpangan hukum yang dilakukan institusi mulai terjadi, hingga nilai-nilai kultur personal/pejabat pun mulai mengedepankan kepentingan pribadi dan golongan.

Disisi lain Polri yang diharapkan dapat menjamin terciptanya kehidupan masyarakat sipil yang berdaulat dan terbebas dari kepentingan kekuasaan, justru sebaliknya malah melakukan pengkondisian penguatan kepada kekuasaan.

Oleh karena itu melalui Sambung Rasa Rakyat Jogja mengusulkan dan mendesak kepada Presiden dan DPR beberapa pokok pikiran penyelesaian prahara yang terjadi ditubuh Polri sebagai berikut:

Baca Juga  Monitoring Serbuan Vaksinasi Kecamatan Cisurupan Garut Capai 425 Orang per Hari

Jangka Pendek : Presiden segera membentuk  Tim Khusus yang bersifat independen untuk membongkar terkait prahara yang terjadi di intitusi Polri.

(1) Mengawal dengan cermat proses hukum pembunuhan berencana terhadap Brigade Joshua.

(2) Mengungkap bisnis gelap yang terstruktur dan sistematis di tubuh Polri.

(3) mengaudit aliran dana secara utuh dan terang benderang atas peran peran satgasus merah putih dan petinggi Polri yang diduga kuat terlibat.

Jangka Menengah :

(1) Memastikan  peritiwa prahara di tubuh polri ini sebagai momentum untuk mewujudkan Polri yang sesuai dengan cita-cita bersama yang tertuang dalam konstitusi negara dan cita cita reformasi; dan menjadi langkah yang pasti dan terukur untuk menjamin adanya reformasi Birokrasi dan Revitalisasi Paradigma Polri.

(2) melucuti persenjataan yang diduga kuat berstandart Militer/TNI yang dimiliki Polri sebagai upaya untuk mengembalikan Polri sebagai pengayom dan rasa nyaman rakyat Indonesia.

(3) Perlu  dirumuskan  posisi Polri dibawah presiden maupun di bawah  kementerian tertentu, atau bahkan dibawah Gubernur yang kesemuanya dilandasi atas semangat  untuk membangun manusia polisi  indonesia yang yg sungguh sungguh berkultur  dan berbasis “kemanusiaan yg adil dan beradab” dan mengembangkan tradisi non kekerasan

Jangka Panjang :

DPR memberikan dasar hukum yang pasti akan pentingnya reformasi dan revitalisasi Polri serta melakukan pengawasan secara melekat dengan cara DPR melibatkan sektor-sektor publik/masyarakat.

Demikian pokok-pokok pikiran Sambung Rasa Rakyat Jogja yang disampaikan dan diinisiasi oleh LeSPK Yogyakarta.***

Penanggungjawab

In’AM eL Mustofa
Yogyakarta, 23 September 2022

Red/K.101

BACA juga berita menarik seputar Pemilu KLIK disini

Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com

Tags: Kapolri Jenderal Listyo Sigit PrabowoLePSK YogyakartaMendesak Presiden dan DPR Selesaikan Prahara Ditubuh PolriSambung Rasa Rakyat JogjaWarta Pemiluwartapemilu
ShareSendShareSharePinTweet
ADVERTISEMENT
Post Sebelumnya

Wabup Garut dr. Helmi Budiman Tinjau Kondisi Terkini Lokasi Bencana di Garut Selatan

Post Selanjutnya

Hari Tani Nasional, AP2SI: 62 Tahun Momentum Bersejarah dalam Perjuangan Agraria

RelatedPosts

Rakernis Satgas Saber Pungli 2023, Dr. Andry Wibowo: Memitigasi Pungli di Sektor Bea Cukai

15 Juni 2023

Dukung Sistem Pemilu Proporsional Terbuka, Puluhan Tokoh Nasional Ajukan Amicus Curiae Jelang Putusan MK

10 Juni 2023

Pemkab Garut Terbitkan SE Terkait Peningkatan Sistem Mitigasi Gempa Bumi

8 Juni 2023

Polres Garut Gerebek Dua Perusahaan Penyalur TKI Ilegal 14 Diamankan

8 Juni 2023

Sosialisasi dan Implementasi Peraturan dan nonPeraturan Produk Hukum Bawaslu

8 Juni 2023

‘Inovasi Social Enterprice’ Desa Cinta Karangtengah Wakili Garut Lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Jawa Barat 2023

7 Juni 2023
Post Selanjutnya

Hari Tani Nasional, AP2SI: 62 Tahun Momentum Bersejarah dalam Perjuangan Agraria

Ketua PSSI Garut Apresiasi Rencana Pemkab Garut Membangun Sarana Olah Raga Lapang Kerkof

Discussion about this post

KabarTerbaru

DPPKBPPPA Garut Perkuat Peran Kecamatan dalam Cegah Kekerasan Anak di Pasirwangi dan Cibiuk

15 November 2025
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh tokoh dari berbagai daerah dalam sebuah upacara khidmat yang digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (10/11/2025) (Foto: BPMI Setpres)

Wapres Gibran Dukung Penganugerahan Pahlawan Nasional oleh Presiden Prabowo

15 November 2025
Bek Persib, Julio Cesar/Persib

Julio Cesar Ingin Tren Positif Persib Berlanjut Jelang Hadapi Dewa United

15 November 2025
Presiden Prabowo Subianto dan Raja Abdullah II ibn Al Hussein menggelar pertemuan empat mata di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (14/11/2025) (Foto: BPMI Setpres/Cahyo)

Prabowo dan Raja Abdullah Bahas Penguatan Investasi hingga Pertahanan

15 November 2025
Presiden Prabowo Subianto memberi hormat kepada Raja Abdullah II bin Al Hussein dari Yordania, di Istana Merdeka, Jumat (14/11/2025). (Foto: Biro Pers Setpres)

Persahabatan Panjang Prabowo dan Raja Abdullah Warnai Penguatan Hubungan Indonesia–Yordania

15 November 2025
Presiden Prabowo Subianto ketika berbincang dengan Raja Yordania Raja Abdullah II bin Al Hussein di Istana Merdeka, Jumat (14/11/2025) (Foto: Biro Pers Setpres)

Raja Abdullah Puji Kepemimpinan Prabowo sebagai Arah Baru bagi Indonesia

15 November 2025
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno (tengah) dalam Rapat Tingkat Menteri Percepatan Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi di Jakarta, Jumat (14/11/2025) (Foto: Kemenko PMK)

Pemerintah Matangkan Integrasi Data Vokasi untuk Menjawab Kebutuhan Tenaga Kerja

15 November 2025
Presiden Prabowo Subianto (kanan) dan Raja Kerajaan Yordania Hasyimiah Abdullah II Ibnu Al Hussein (kiri) berjabat tangan dalam kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (14/11/2025). Kunjungan Raja Yordania tersebut dalam rangka memperkuat hubungan bilateral dan kerja sama strategis antara Indonesia dan Yordania. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/app/bar/pri.

Raja Abdullah II Anugerahkan Penghargaan Tertinggi Yordania kepada Presiden Prabowo di Istana Merdeka

15 November 2025
Ilustrasi SPBU Pertamina/Pertamina

Eddy Soeparno Bantah Isu Pengoplosan BBM, Soroti Dampak Migrasi Konsumen ke SPBU Swasta

15 November 2025

Kabar Terpopuler

  • Adian Napitupulu, Wakil Ketua BAM DPR RI, ketika melakukan kunjungan kerja ke PT Indofarma Tbk Selasa (11/11/2025)

    FSP BUMN IRA Dukung BAM DPR RI Kawal Pembayaran Pesangon Eks Karyawan Indofarma Global Medika

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seminar Nasional FH UI, Irjen Andry Wibowo: “Reformasi Polri Tak Boleh Berhenti, Polisi adalah Wajah Negara”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KPK Umumkan Hasil Seleksi Administrasi, Berikut Daftar Lolos dari Direktur Penyelidikan hingga Kabiro Hukum

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kejagung Telusuri Investasi Telkomsel di GoTo: Dari Obligasi Rp2,1 Triliun hingga Saham Rp6 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KPK Ungkap Tiga Klaster Korupsi di Ponorogo, Bupati Sugiri Sancoko Resmi Ditetapkan Tersangka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jika Soeharto Jadi Pahlawan, Lalu Kami Ini Siapa?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kapolri Anugerahkan Bintang Bhayangkara Pratama kepada Kepala BNN RI Komjen Suyudi Ario Seto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Kabariku

Kabariku adalah media online yang menyajikan berita-berita dan informasi yang beragam serta mendalam. Kabariku hadir memberi manfaat lebih

Kabariku.com Terverifikasi Faktual Dewan Pers dan telah mendapatkan Sertifikat dengan nomor: 1400/DP-Verifikasi/K/VIII/2025

Kabariku

SOROTMERAHPUTIH.COM BERITAGEOTHERMAL.COM

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2025 Kabariku.com

Tidak ada hasil
View All Result
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Catatan Komisaris
  • Kabar Istana
  • Kabar Kabinet
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Lainnya
    • Artikel
    • Kabar Peristiwa
    • Pendidikan
    • Teknologi
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Pariwisata
    • Bisnis
    • Profile
    • Pembangunan

© 2025 Kabariku.com