Kabariku- Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditkrimsus) Kepolisian Daerah Kalimantan Utara (Polda Kaltara) mengungkap pelaku bisnis tambang emas ilegal.
Pelaku tambang tersebut diciduk saat berusaha menghilangkan barang bukti atas perkara yang menjeratnya.

Praktek tambang emas ilegal tersebut dilakukan oknum polisi, Briptu Hasbudi (HSB) yang bertugas di Satuan Polairud Polres Tarakan diketahui berada di Kecamatan Sekatak, Kabupaten Bulungan.
HSB yang berusia 29 tahun itu ditangkap polisi berpakaian sipil dari Ditkrimsus Polda Kaltara di ruang tunggu Bandara Juwata, Tarakan pada Rabu (4/5/2022) sore.
Selain HSB, diketahui pula polisi juga mengamankan lima orang lainnya berinisial A, P, K, M dan W. Seluruhnya ditangkap saat sedang menunggu jadwal penerbangan Lion Air tujuan Makassar, Sulawesi Selatan.
Sebagai anggota Bintara Polri, HSB sangat dikenal di Benuanta karena kesuksesannya sebagai pengusaha muda. Selain itu, ia juga aktif sebagai pengurus disejumlah organisasi.
Selain itu, HSB saat ini menduduki jabatan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Sulawesi Selatan (IPSS) Kaltara dan Ketua Beladiri Kempo Indonesia (BKI) Kaltara.
Informasi dihimpun, HSB ditangkap oleh rekan-rekannya sendiri di Polda Kaltara karena mendapat laporan dari masyarakat terkait adanya pertambangan emas ilegal di Kecamatan Sekatak, Bulungan.
“Kami mengungkap kasus bermula dari adanya laporan masyarakat terkait tambang ilegal di desa Sekatak Buji, Kecamatan Sekatak Bulungan,” ungkap Ditkrimsus AKBP Hendy F Kurniawan, Sabtu (7/5/2022).
Laporan itu ditindaklanjuti dengan terbentuknya tim gabungan yang terdiri dari Ditkrimsus Polda Kaltara dan Satreskrim Polres Bulungan. Penyelidikan itu dipimpin langsung oleh AKBP Hendy.
Setibanya di lokasi yang telah disebutkan, tim gabungan mendapati adanya kegiatan pengelolaan meterial emas dengan cara rendaman.
Setelah mengumpulkan keterangan dari sejumlah pekerja yang ada di lokasi tersebut, pihak penambang tidak bisa menunjukan legalitas dan kepemilikan.
“Saat kami melakukan introgasi menanyakan legalitas serta kepemilikannya, ternyata pihak tambang tidak dapat menunjukkan legalitas yang diminta,” ucapnya.
Dari hasil operasi tangkap tangan tersebut, polisi mengamankan sejumlah barang bukti diantaranya; 8 karung sampling karbo, 1 karung sampel tanah rendaman, 3 unit excavator, 1 unit buldozer dan 1 set alat uji kandungan emas beserta barang lainnya.
Polisi pun melakukan pengembangan dan berhasil mengamankan HSB yang hendak bepergian ke Makassar, Sulsel, dan menggeladah kediamannya di Kota Tarakan.
Tim Gabungan berhasil membongkar praktik usaha ilegal melalui dokumen yang telah disita. Selain tambang emas, HSB ternyata juga berbisnis baju bekas. Dari operasi itu polisi menyegel rumah dan beberapa kendaraan mobil mewah.
Adapun Pasal yang diduga dilanggar HSB, yakni melakukan penambangan tanpa izin.
Sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 158 jo 161 Undang Undang No. 3/2020. Setiap orang yang melakukan Penambangan tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 100 Miliar.
Disebutkan, Tim penyidik Polda Kaltara akan melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam mengusut oknum Polisi terkait sejumlah usaha iIlegal. Polisi menemukan adanya dugaan aliran dana melalui rekening HSB ke pihak lain.
Proses penyelidikan terhadap HSB yang sudah dilakukan penahanan masih terus bergulir.
Hasil penggeledahan sendiri ditemukan beberapa indikasi usaha ilegal baik itu daging, ballpress atau pakaian bekas maupun tambang emas di Sekatak dan beberapa rekening.
Dalam penyitaan aset, tim mengamankan satu unit mobil Toyota Alphard dan satu unit mobil Honda Civic, buku rekening bank serta tiga unit speedboat yang diduga digunakan untuk mengangkut pakaian bekas.
Ditemukan hasil aliran dana, ditemukan rekening yang diduga digunakan HSB untuk bertransaksi ke pihak lain. Selain itu, ada buku catatan aliran dana kepada beberapa pihak.
“Termasuk pemberian kepada pihak tertentu, kami sudah temukan hasil penggeledahan kemarin. Karena banyaknya tindakan ilegal yang dilakukan HSB dan aliran dana cukup banyak ke beberapa pihak, kami berkoordinasi dengan Irjen Pol Karyoto untuk meminta bantuan tim asset tracing KPK,” ujar AKBP Hendy F Kurniawan.
Dalam hal ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan Deputi Penindakan KPK untuk bantuan kerja sama asset tracing terhadap asset HSB dan pihak-pihak yang terafiliasi dengan HSB.
“Ini untuk mempermudah data penelusuran aset maupun data transaksi HSB maupun ke pihak lainnya,” AKBP Hendy F Kurniawan menutup.***
Red/K.000
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post