GARUT, Kabariku- Sejarah membangun Indonesia tidak pernah lepas dari peran para pemuda khususnya mahasiswa, sebagai guardian of value atau penjaga nilai luhur masyarakat Indonesia dan sebagai agent of change atau agen perubahan.
Ketua Pantia Pelaksna Wahyudin mengatakan Daurah Marhalah ini, sangatlah penting apalagi dihadiri dari beberapa daerah se-Indonesia. Daurah Marhalah ini akan mencetak para pemuda yang akan berkontribusi untuk kemajuan Indonesia kedepannya.
“Kita sebagai pribumi Seharusnya menyambut dengan baik bukan malah kaya petak umpet dengan alasan sibuk, padahal kegiatan yang hanya seremoni saja sedangkan Daurah Marhalah ini akan mencetak para pemuda yang akan berkontribusi untuk kemajuan Indonesia kedepannya,” kata Wahyudin. Selasa (1/3/2022).
Acara Daurah Marhalah 2 yang bertema “Nalungtik Diri Ngaraksa Raga Piken Ngawujudken Muslim Negarwan”, diikuti 37 orang peserta meliputi dari 20 kabupaten/kota di Indonesia diantaranya; meliputi dari Garut, Bandung, Subang, Sukabumi, Cirebon, Bogor, Cilegon, Pandeglang, Solo raya/Surakarta, Pekanbaru, ponorogo, dan lainnya, digelar di Balai Diklat BKKBN Garut, Jawa Barat dari tanggal 1 sampai 6 Maret 2021.
Hadir sebagai General Stadium, H. Ahab Sihabudin, S.H.I., dalam materinya menyampaikan, Sejarah singkat Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno, Jenederal Soedirman, Mohammad Natsir dan bagaimana dulu ormas-ormas islam menghasilkan kader-kader yang berkontribusi besar dalam sejarah kemerdekaan.
“Kita lihat bagaimana Soekarno yang menjadi presiden diusia 42 tahun, sepak terjang beliau dihasilkan mulai dari Syarikat Islam hingga NU lahir tetap bersinggungan, begitu pun Jenderal Soedirman dari Muhammadiyah yang berpangkat jenderal diusia kopral, serta Mohammad Natsir perdana menteri pertama Indonesia yang hasil cetakan Persis,” ungkapnya.
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari F-PKS ini pun mengatakan, Posisi pemimpin adalah posisi yang harus diperebutkan pemuda karena pemimpin adalah amanah Tuhan bukan sekedar ambisi perseorangan.
“Mereka dulu berjiwa pemimpin, yang artinya mereka tidak memandang masyarakat dari latar belakang sosial, namun melihat masyarakat dari sudut pandang manusia dihadapan Tuhan. Posisi pemimpin adalah posisi yang harus diperebutkan pemuda karena pemimpin adalah amanah Tuhan bukan sekedar ambisi perseorangan,” bebernya.
“Saya harap dari Dauroh Marhalah 2 ini menghasilkan pemimpin-pemimpin muda sebagaimana dulu ormas-ormas islam menghasilkan kader-kader yang berkontribusi besar dalam sejarah kemerdekaan,” harapnya.
Selain itu acara dihadiri tamu undangan Aliansi Cipayung Plus dan Ketua BEM serta yang lainya, Acara dibuka oleh kepala UPT Balai Diklat KKB Garut Mayang mariana, S.Psi, M.Psi
Ketua PD KAMMI Garut Hamzah Syahidsuhada, S.T., mengatakan kekecewaannya atas ketidak hadiran Bupati Garut dalam acara besar KAMMI.
“Padahal awalya meyanggupi datang, padahal urusan kammi terhadap bupati hanyalah ingin mengultimatum Bupati karena banyak jalan rusak dan IPM yang stagnan,” kata Hamzah usai acara.
Hamzah berharap DM 2 ini melahirkan kader pemimpin yang menjadi solusi bagi masyarakat khusya di daerah masing” ya dan umumnya untuk bangsa dan negara
“Jika mengacu pada Perda kepemudaan tentunya kegiatan ini haruslah mendapat apresiasi yang lebih, apalagi pas pembukaan itu kita menampilkan Silat Ibing untuk memperkenalkan kesenian khas Garut yang perlu kita sebagai pemida itu mencintai kebudayaan dalam Negri,” tambah Tatang
Dikesempatan yang sama, Riana Abdul Azis S.Pd., Wakil Ketua Umum Pengurus Wilayah KAMMI Jawa Barat mengatakan, ‘Nalungtik diri ngaraksa raga piken ngawujudken muslim negarwan’, yang berarti ‘Refleksi diri membangun raga demi mewujudkan muslim negarawan’ juga d harapkan hadir dalam diri kader KAMMI Khususya peserta DM2 ini.
“Oleh karena itu DM2 sebagai salah satu wadah pelatihan para kader KAMMI agar menjadi pemimpin di masa depan,” katanya.
Ia berharap KAMMI Daerah Kota Garut bisa bersinergi dengan Pemerintah Kota Garut dalam mewujudkan visi pembangunan yakni “Garut yang Bertaqwa, Maju dan Sejahtera”.
Berkenaan dengan pembangunan Indonesia, Riana menjelaskan, sejak tahun 2000 pemerintah telah melakukan langkah-langkah strategis bertahap yang tertuang dalam MDGs (Millenium Development Goals), kemudian pasca KTT Rio+20 2012 tujuan pembangunan dilanjutkan dalam rencana SDGs (Sustainable Development Goals).
“Dimana SDGs akan berhasil jika kaum muda terlibat aktif memainkan perannya dalam bidang-bidang strategis,” ujarnya.
Dengan implementing 2030 Agenda for Sustainable Development. KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), juga memiliki Platform Perjuangan Jayakan Indonesia 2045 adalah bentuk iktikad dan komitmen kebangsaan KAMMI untuk berkontribusi bagi kejayaan Indonesia.
“KAMMI menyadari ukuran kejayaan Indonesia terletak pada cita-cita kemerdekaan yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945. Cita-cita kemerdekaan itulah yang menjadi arah dan tujuan, Diharapkan dengan pemahaman dan internalisasi yang baik atas cita-cita kemerdekaan itu Indonesia bisa menggerakkan semua anak bangsa untuk bergotong royong mewujudkannya,” ungkap Riana.
Menurutnya, Teropong jangka panjang sebuah gerakan adalah alat untuk memetakan bentuk cakrawala di masa depan. perlu ada sebuah peta jangka panjang dalam menerjemahkan kerangka ideologi gerakan pada basis nyata.
“Tahun 2045 bukan masa yang sebentar untuk dijelang. Ledakan populasi produktif pada usia emas Indonesia pada 2045 mendatang diharapakan tidak menjadi masalah bagi kita. Jika kita bisa memaksimalkan daya dukung gerakan dengan lebih tersusun rapi, diharapkan kejayaan Indonesia benar-benar tercapai. KAMMI merumuskan Platoform Kejayaan 2045 sekaligus menyiapkan generasi emas yang merealisasikan cita-cita kemerdekaan Indonesia,” jelasnya.
Masih kata Riana Abdul Azis, Inilah yang membuat dirinya tertarik dan ikut serta dalam Oraganisasi KAMMI, menjadi Mahasiswa yang tidak hanya fokus terhadap persoalan dunia akademisi kampus yang mana kebanyakan mahasiswa hanya memikirkan tugas tugas yang diberikan dosen , hingga tidak menyiapkan diri dan terlibat didalam kemajuan bangsa.
“Dengan ikut andil dalam kerja nyata menyiapkan dan membentuk pemimpin-pemimpin bangsa dengan pemahaman yang baik. Iya, di KAMMI tidak hanya diajarkan nilai-nilai islam yang menjadi Ideologi (asas dasar) dalam pergerakan KAMMI melainkan juga menumbuhkan dan menciptakan manusia yang mencintai dan mengetahuin keadaan negerinya , maka dari itu setiap anggota KAMMI dia harus mampu menjadi seorang Muslim Negarawan,” tandas Riana Abdul Azis S.Pd., Wakil Ketua Umum Pengurus Wilayah KAMMI Jawa Barat.***
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post