GARUT, Kabariku- Tiga terdakwa yang mengaku sebagai Jenderal Negara Islam Indonesia (NII), warga Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mulai menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri (PN) Kelas 1B Garut, pada Kamis (17/2/2022).
Diketahui, tiga terdakwa; Jajang Koswara, Sodikin, dan Ujer terjerat hukum kasus makar dengan tindakannya yang membawa bendera dan berpidato terkait NII kemudian dengan sengaja video rekamannya disebar hingga viral di media sosial.
Terdakwa menghadiri persidangan dengan Majelis Hakim diketuai langsung oleh Ketua Pengadilan Negeri Garut Harris Tewa, SH. MH., dengan tiga Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang salah satunya Kepala Kejaksaan Negeri Garut Dr. Neva Sari Susanti, SH. M.Hum.
Sebelum persidangan dimulai, salah seorang terdakwa Jajang meminta waktu untuk berbicara kepada hakim agar dirinya bersama dua temannya dihukum seadil-adilnya.
“Silakan hukum kami seadil-adilnya,” kata Jajang.
Kepala Kejaksaan Negeri Garut, Neva Sari, saat membacakan dakwaan bahwa ketiga terdakwa dijerat Pasal 107 ayat 1 juncto Pasal 55 KUHP dan Pasal 110 ayat 5 tentang Makar dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Neva menyampaikan ketiga terdakwa juga dijerat Pasal 28 ayat 2 juncto Pasal 45 ayat 2 Undang-undang ITE tentang Ujaran Kebencian dengan ancaman hukuman maksimal enam tahun penjara dan denda Rp1 miliar serta Pasal 66 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Penghinaan Lambang Negara.
Sebelumnya ketiga terdakwa ditangkap jajaran Polres Garut setelah tersebar video tentang makar yang dilakukannya di kecamatan Pasirwangi pada tahun 2019 hingga 2021.
Fakta terkait tiga jenderal Negara Islam Indonesia (NII) diungkap dalam proses sidang di PN Garut, dalam proses persidangan, terungkap ketiga terdakwa diangkat sebagai jenderal oleh Panglima Besar sekaligus Presiden NII Sensen Komara yang saat ini telah meninggal dunia.
Tiga Jenderal ini diminta oleh almarhum Sensen Komara untuk melanjutkan perjuangan mendirikan NII.
“Odik (Sodikin) sebagai Panglima Jenderal, sedangkan Jajang Koswara dan Ujer sebagai jenderal,” kata Jaksa Penuntut Umum (JPU) Neva Sari Susanti seusai pelaksanaan sidang.
Neva mengungkapkan, pengangkatan ketiga terdakwa sebagai jenderal dilakukan di kantor pemerintahan NII yang merupakan rumah almarhum Sensen Komara. Kala itu, pengangkatan tiga petinggi ini pun langsung disebarluaskan kepada segenap pejabat dan warga NII.
“Ada bukti surat-surat yang dikeluarkan oleh Sensen. Jadi ada legalisasi terkait kepemimpinannya (tiga jenderal). Terlebih (para terdakwa) menyatakan betul sudah diangkat, (lalu) dipublikasikan kepada rakyat NII. Saksi (terkait) akan dihadirkan (di persidangan, termasuk barang bukti,” ungkap Neva Sari Susanti.
Terkait ada warga yang menjadi rakyat NII, Jaksa Neva memastikan akan dibuka dalam agenda persidangan selanjutnya. Uji materiil dan pengembangan pun akan dilakukan, agar ke depan persoalan NII tersebut lebih terbuka serta memunculkan temuan baru.
Disebutkan, Para terdakwa tidak mengajukan eksepsi atau keberatan atas dakwaan yang dibacakan JPU. Para terdakwa pun menyatakan memahami dan mengetahui apa yang didakwakan.
“Setelah diskusi dengan penasihat hukum, para terdakwa tidak mengajukan keberatan dan memohon untuk melanjutkan persidangan,” tutur Kajari Neva.
Dalam dakwaannya, JPU menerapkan pasal 107 ayat 1 juncto Pasal 55 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun. Sementara terkait pemufakatan makar, pihak Penuntut Umum .
“Apabila betul terbukti terkait pemufakatan makar, maka ancaman hukumannya bisa dua kali lipat,” ucap Neva Sari.
Terkait dengan ujaran kebencian, terdakwa dijerat Pasal 28 ayat 2 juncto Pasal 45 ayat 2 Undang-undang ITE dengan ancaman hukuman maksimal 6 tahun dan denda Rp1 miliar.
Sedangkan untuk penghinaan lambang negara, JPU menerapkan Pasal 66 Undang-undang Nomor 24 tahun 2009.
“Dengan tidak adanya eksepsi, maka agenda selanjutnya Kamis 24 Februari 2022 adalah pemanggilan saksi-saksi. Dari kami ada 10 saksi yang akan dihadirkan, tapi bisa juga ada tambahan. Dari para terdakwa ada dua orang saksi,” tutup Neva.***
*Sumber: VolgKitaTV dalam judul ‘Trio NII Mulai Diadili di PN Garut’