• Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Minggu, Desember 7, 2025
Kabariku
Advertisement
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Internasional
  • Catatan Komisaris
  • Kabar Istana
  • Kabar Kabinet
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Lainnya
    • Artikel
    • Kabar Peristiwa
    • Pendidikan
    • Teknologi
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Pariwisata
    • Bisnis
    • Profile
    • Pembangunan
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Internasional
  • Catatan Komisaris
  • Kabar Istana
  • Kabar Kabinet
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Lainnya
    • Artikel
    • Kabar Peristiwa
    • Pendidikan
    • Teknologi
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Pariwisata
    • Bisnis
    • Profile
    • Pembangunan
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
Tidak ada hasil
View All Result
  • Home
  • News
  • Dwi Warna
  • Kabar Peristiwa
  • Hukum
  • Kabar Istana
  • Politik
  • Profile
  • Opini
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Kesehatan
  • Seni Budaya
  • Pariwisata
  • Hiburan
  • Teknologi
Home Opini Sastra

Pemuda, Ibu dari Segala Kebajikan

Redaksi oleh Redaksi
28 Oktober 2021
di Sastra, Seni Budaya, Teknologi
A A
0
ShareSendShare ShareShare
Oleh;
Marlin Dinamikanto
Penyair Facebooker


Kabariku-
Dulu sekali saya pernah mendengar ungkapan ala New Left, “Jangan percaya orang yang berumur diatas 30 tahun.” Sampai sekarang pun saya Percaya itu. Sebab biasanya orang yang berumur di atas 30 sudah menata hidup normal dengan membangun keluarga yang Sakinah, Mawadah dan Warrahmah, di samping juga membangun profesi untuk kemapanan hidupnya.

Pandangan diatas tentu mengacu pada usia manusia yang sangat terbatas, rata-rata hanya sekitar 70 tahun. Orang yang berumur di atas 30 tahun biasanya sudah berkeluarga. Sehebat apapun dia pasti berhadapan dengan tagihan listrik, bayar cicilan atau kontrak rumah, belum lagi persoalan rumah tangga lainnya yang memaksanya untuk bekerja.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Beda dengan anak muda dalam kelompok umur 15-29 tahun yang jumlahnya di Indonesia mencapai 62 juta. Kebutuhan hidupnya yang belum seberapa membuatnya lebih kuat dalam mempertahankan prinsip, lebih hirau terhadap nasib orang-orang di sekitarnya, dan lebih jernih dalam mewujudkannya dalam gerakan tanpa dirusak oleh kepentingan pribadi, mentor atau atasannya.

RelatedPosts

Kepala BNN Resmikan Peluncuran SKI: Sinergi Olahraga, Budaya, dan Pencegahan Narkoba

Pemerintah Siapkan Aturan Baru Registrasi SIM Card Berbasis Biometrik

Wi-Fi 5G 100 Mbps Cuma Rp 100 Ribu! Ini Cara Daftar Internet Rakyat yang Lagi Diburu Warga

Idealnya memang begitu. Tapi tidak sedikit pula, umumnya anak-anak muda dari organisasi kemahasiswaan yang sudah mapan, dirusak oleh kepentingan para mentornya. Sehingga dalam berbicara pun seolah mengalami penuaan dini dengan bersikap lebih santun, diplomatis dan penuh gagasan normatif. Pemuda yang jenis begini saya sebut sebagai zombie yang tanpa imajinasi dan gagasan-gagasan kreatif untuk mendobrak kebekuan peradaban.

Baca Juga  Tangkal Berita Hoaks, UKW Kabupaten Purwakarta Tingkatkan Kompetisi Kewartawanan, Akselerasi Adaptasi di Masa Pandemi

Tentu tidak semua anak muda bersikap seperi mayat hidup. Bahkan yang lebih parah dari itu, ada pula jenis anak muda yang menjadi sampah peradaban dengan mengkonsumsi narkoba. Tapi tentu saja ada yang terpanggil oleh panggilan zaman, seperti Pemuda Sutomo di tahun 1908, atau Pemuda Mohammad Yamin di tahun 1928, Pemuda Soekarni di tahun 1945, Pemuda Soe Hoe Gie di tahun 1966, atau Pemuda Hariman Siregar di tahun 1974, atau Pemuda Indro Tjahjono di tahun 1978 dan seterusnya.

Penting pula untuk dicatat, revolusi kemerdekaan Indonesia bukan lahir dari pemberontakan militer yang merebut kemerdekaannya dari tangan penjajah. Melainkan dari keinginan kuat pemuda Chaerul Saleh, pemuda Soekarni, pemuda Aidit, dan pemuda lainnya yang ingin merdeka secepat-sepatnya.

Untuk itu pula, Benedict Anderson memotret secara gamblang tentang peran anak muda yang khas Indonesia dalam bukunya yang berjudul “Revoloesi Pemuda: Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa 1944-1946.” Penentu kemerdekaan Indonesia, tulis Anderson, tidak dimainkan oleh cendikiawan atau kelas-kelas tertindas, melainkan oleh pemuda.

Basis ideologi pemuda, tandas Anderson, adalah fortiter in re atau prinsip yang kuat untuk suatu perubahan total dan memulai pembaruan. Desakan kuat itu yang memaksa Soekarno dan Hatta membacakan teks proklamasi pada 17 Agustus 1945. Itulah fakta-fakta sejarah, betapa pentingnya peran pemuda di seputar detik-detik proklamasi yang kita rayakan setiap tanggal 17 Agustus itu.

Sastrawan terkemuka Indonesia Pramoedya Ananta-Toer pun menggambarkan pemuda sebagai prajnya paramita, ibu dari segala kebajikan. Pram percaya setiap manusia mengalami lompatan nilai, terutama nilai yang membentuk dan menjiwai istilah pemuda sebagai spiendor varitatis, penerang bagi jutaan orang yang mendambakan gemerlap cahaya hari baru.

Baca Juga  Apple Siapkan iPhone 17, Pro Max jadi Varian Andalan dengan Baterai Lebih Besar

Peradaban itu seperti halnya jasad. Tanpa adanya regenerasi yang sanggup menjawab perubahan, niscaya pula, segemilang apa pun peradaban dengan sendirinya akan membusuk dan punah. Hirarki nilai-nilai yang sudah mapan akan selalu dapat dikalahkan oleh imajinasi anak-anak muda yang dibangkitkan oleh kehendak zaman.

Begitu banyak contoh sejarah yang mengajarkan kepada kita, bagaimana eloknya peradaban Mesopotamia di daerah aliran sungai Tigris, betapa berjayanya Romawi, begitu juga dengan Sriwijaya dan Majapahit, pada akhirnya kini tinggal menyisakan reruntuhan.

Pembusukan itu terjadi sebagai akibat langsung menuanya peradaban dan absennya kaum muda dalam menjawab perubahan. Kita boleh kagum atas kehebatan Soekarno, Hatta, Syahrir, Tan Malaka dan Semaun. Tapi kekaguman itu tidak ada artinya, bila pikiran Pemuda Soekarno dan para pemimpin segenerasinya kita biarkan membeku dalam pikiran.

Hancurnya komunisme tidak perlu diratapi. Karena itu keniscayaan sejarah sebab ajaran itu dibiarkan membeku dan tuli dari panggilan zaman. Satu-satunya yang mampu menjawab panggilan zaman adalah anak-anak muda. Bukan orang-orang tua yang bersiap diri menerima panggilan Tuhan.

Kapitalisme pun tidak bisa jumawa mengklaim sebagai satu-satunya pemenang peradaban. Sikap serakah untuk mengambil alih segala kuasa ke segelintir orang pada akhinya mendorongnya ke jurang kepunahan. Bayang-bayang depresi kini telah mengintai negara-negara Kapitalisme yang sudah mapan.

Narasi besar, utamanya pertarungan Kapitalisme vs Sosialisme, sebagaimana pertarungan Tom dan Jerry sepanjang Abad ke-20 sudah rontoh oleh gejala menguatnya solidaritas yang digerakkan oleh narasi-narasi kecil yang bersifat lebih spontan dan seketika.

Masih ingat koin untuk Prita? Atau pembelaan massif kepada nenek tua yang terpaksa mencuri buah semangka karena kelaparan? Itulah serpihan narasi-narasi kecil yang menggerakkan kepedulian banyak orang. Begitu pun dengan Kapitalisme global yang jumawa niscaya akan bertekuk-lutut menghadapi gerakan solidaritas yang dimungkinkan oleh teknologi informasi.

Baca Juga  Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut Apresiasi Kegiatan “Ngamumule Budaya Sunda Jatukrami” DPC HARPI Melati

Tentang perkembangan Tekhnologi Informasi yang begitu ajaib mewujudkan Imagine the Peoplenya John Lennon : no border, no religion, di akhir 1960-an lalu adalah digerakkan anak-anak muda yang bukan hanya mampu membuat lompatan nilai-nilai, melainkan juga lompatan tekhnologi.

Peradaban Yunani Kuno, kejayaan Islam di Cordoba, hanyalah kenangan lama yang hancur sendiri oleh menuanya peradaban. Hadirnya anak-anak muda dengan jiwa muda pastinya, akan terus memperbarui bagian yang aus dan kikis dari peradaan itu sendiri.

Karena itulah hukum alam. Obsesi manusia memang ingin hidup seribu tahun seperti puisi Chairil Anwar, maka lahirlah dongeng tentang Highlander, atau kisah raja-raja Tiongkok yang mencari obat panjang umur ke sepenjuru dunia. Tapi pada ujungnya toh mereka berakhir di sebuah upacara pemakaman.

Untuk itulah saya bersepakat dengan Pramoedya Ananta-Toer, bahwa Pemuda adalah ibu dari segala kebajikan. ***

Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com

Tags: Pramoedya Ananta-Toer
ShareSendShareSharePinTweet
ADVERTISEMENT
Post Sebelumnya

Peringati Sumpah Pemuda ke 93 Aliansi Pemuda Jatisari Cisompet Gelar Tournamen Sepakbola Tingkat SD

Post Selanjutnya

Realisasi Investasi Triwulan III Hingga September 2021 Naik 3,7 Persen Mencapai Rp 216,7 Triliun

RelatedPosts

Kepala BNN Resmikan Peluncuran SKI: Sinergi Olahraga, Budaya, dan Pencegahan Narkoba

2 Desember 2025
Ilustrasi SIM Card/Pixabay

Pemerintah Siapkan Aturan Baru Registrasi SIM Card Berbasis Biometrik

1 Desember 2025

Wi-Fi 5G 100 Mbps Cuma Rp 100 Ribu! Ini Cara Daftar Internet Rakyat yang Lagi Diburu Warga

21 November 2025
Layanan digital global sempat terganggu akibat insiden pada infrastruktur Cloudflare, Selasa (18/11).(Ist)

Inilah Penyebab Gangguan Cloudflare yang Sempat Picu “Kiamat Internet” di Berbagai Negara

19 November 2025

Fokus Riset dan Inovasi, BRIN Gandeng Kementerian, Pemda, hingga Danantara

12 November 2025
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, saat berbicara dalam sebuah forum (Foto: Humas Kemkomdigi)

Wamenkomdigi Tekankan Tata Kelola Beretika dalam Pemanfaatan AI

5 November 2025
Post Selanjutnya

Realisasi Investasi Triwulan III Hingga September 2021 Naik 3,7 Persen Mencapai Rp 216,7 Triliun

Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia Gelar Renungan Hari Sumpah Pemuda ke 93

Discussion about this post

KabarTerbaru

Relawan Jokowi-Gibran Gelar Doa Bersama dan Galang Donasi untuk Bencana Sumatera

6 Desember 2025
Direktur Haidar Alwi Institute, Sandri Rumanama (doc.Istimewa)

Sandri Rumanama Sebut Respons Cepat Polri Tangani Banjir Sumatera Mendapat Apresiasi Publik

6 Desember 2025
Diskusi Publik “Darurat Kedaulatan dan Darurat Bencana Lingkungan di Indonesia” yang digelar Poros Jakarta Raya di Kedai Tempo, Jakarta. (5/12/2025).

Stop Serakahnomic! Poros Jakarta Raya Serukan Ekonomi Berkeadilan

6 Desember 2025
Presiden Prabowo Subianto memberikan sambutan dalam acara Doa Untuk Bangsa dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-61 Partai Golongan Karya (Golkar) yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, pada Jumat (05/12/2025)

Presiden Prabowo: Indonesia Bangsa Kuat, Pemerintah Bergerak Cepat Tangani Bencana

6 Desember 2025
Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra, Sugiono

Gerindra Copot Ketua DPC Aceh Selatan: Pergi Umrah Usai Nyatakan Tak Mampu Tangani Darurat Bencana

6 Desember 2025
Atlet cabang olahraga panahan Diananda Choirunisa dan atlet cabang olahraga angkat besi Rizki Juniansyah pada acara Pelepasan Kontingen Indonesia Menuju SEA Games Ke-33 Thailand Tahun 2025 di Istana Negara, Jakarta, pada Jumat, 5 Desember 2025

Menuju SEA Games 2025, Kontingen Indonesia: Siap Berlaga Harumkan Nama Bangsa

5 Desember 2025
Presiden Prabowo Subianto berangkatkan Kontingen Indonesia menuju SEA Games Ke-33 Thailand Tahun 2025 di Istana Negara, Jakarta, pada Jumat, 5 Desember 2025

Presiden Prabowo Lepas Kontingen SEA Games Thailand 2025: “Bangsa Menunggu Prestasimu”

5 Desember 2025
DPR menyiapkan revisi UU Kehutanan dan akan membahasnya setelah penanganan bencana di Sumatera rampung, (Ist)

DPR Siapkan Revisi UU Kehutanan, Pembahasan Dimulai Usai Penanganan Bencana Sumatera

5 Desember 2025
Menteri Perhutanan Raja Juli Antoni usai rapat dengan Komisi IV DPR di Senayan. (Dok. Istimewa)

Menhut Raja Juli Tegaskan Tak Keluarkan Izin Penebangan Hutan Sepanjang Menjabat

5 Desember 2025

Kabar Terpopuler

  • Jenderal (Purn) Try Sutrisno, Wakil Presiden RI 1993-1998

    Mengenal Tujuh  Anak Try Sutrisno: Dari Jenderal, Dosen, hingga Psikolog di Amerika Serikat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jarang Terungkap, Inilah Orang Tua dan Tiga Saudara Kandung Menlu Sugiono Beserta Pekerjaannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Luhut Buka Suara Soal Polemik Bandara IMIP: “Keputusan Diambil Secara Resmi dan Sesuai Aturan”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Update Data Korban Bencana Tapanuli Tengah: 20 Kecamatan Terdampak, Ratusan Keluarga Belum Terevakuasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laporan Deolipa Yumara ke Bareskrim Dinilai Salah Alamat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gus Ulil Tolak Wacana Zero Mining: “Pandangan Itu Keliru dan Goblok”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Epy Kusnandar Preman Pensiun Berpulang: Dari Vonis Tumor Otak hingga Usia 61

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Kabariku

Kabariku adalah media online yang menyajikan berita-berita dan informasi yang beragam serta mendalam. Kabariku hadir memberi manfaat lebih

Kabariku.com Terverifikasi Faktual Dewan Pers dan telah mendapatkan Sertifikat dengan nomor: 1400/DP-Verifikasi/K/VIII/2025

Kabariku

SOROTMERAHPUTIH.COM BERITAGEOTHERMAL.COM

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2025 Kabariku.com

Tidak ada hasil
View All Result
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Internasional
  • Catatan Komisaris
  • Kabar Istana
  • Kabar Kabinet
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Lainnya
    • Artikel
    • Kabar Peristiwa
    • Pendidikan
    • Teknologi
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Pariwisata
    • Bisnis
    • Profile
    • Pembangunan

© 2025 Kabariku.com