• Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Senin, Mei 19, 2025
Kabariku
Advertisement
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
    • Kabinet
    • Pemerintahan
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
    • Kabinet
    • Pemerintahan
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
Tidak ada hasil
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
Home Seni Budaya

Monolog Nyai Apun Gencay Tampil Memukau: Ritual Kesadaran dari Sejarah Cianjur

Subhan Ihsan oleh Subhan Ihsan
26 April 2025
di Seni Budaya
A A
0
ShareSendShare ShareShare

Kabariku, Cianjur – Suara rintik hujan malam itu terdengar seperti bisikan masa lalu. Panggung terbuka di ALOHA Chill & Dine, Cianjur, perlahan menjadi altar kesaksian. Di hadapan ratusan penonton yang larut dalam suasana remang dan rembesan cahaya, seorang perempuan berkebaya merah berdiri sendiri, namun suaranya menggema seolah mewakili ratusan nyai yang hilang dari catatan sejarah.

“Kesaksian Nyai Apun Gencay”, sebuah monolog yang diadaptasi dari novel Cinta, Kopi, dan Kekuasaan karya Saep Lukman, bukan sekadar pementasan. Ia adalah penggalian ingatan yang menyayat sekaligus menghidupkan, menyuarakan kembali tokoh-tokoh perempuan yang selama ini tercecer dalam lembaran sejarah kolonial.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Wina Rezky Agustina, dosen Universitas Suryakancana Cianjur dan lulusan pasca sarjana program studi penciptaan dan pengkajian seni ISBI Bandung, memainkan peran Apun Gencay dengan kedalaman rasa yang penuh eksotik dan menghunjam. Tubuhnya bergerak dalam ritme emosi, suaranya bergetar menahan perih, sesekali membuncah dalam keberanian.

RelatedPosts

Bikin Bangga, Puisi “Aku” Karya Chairil Anwar Dipampang di Stasiun Kereta Bawah Tanah Seoul Korea Selatan

Diskusi Publik “Ngopi Senja” Membahas Jakarta: Menelusuri Akar, Merajut Masa Depan

Rencana Lanjutkan Riset Gunung Padang, Ini Tanggapan Penggiat Alam dan Seni Budaya

Di balik naskah yang ditulis dengan cermat oleh Wida Waridah, dan disutradarai dengan penuh heroik oleh Rachman Sabur, monolog ini menjelma sebagai ritual kesadaran. Bukan hanya seni, tapi perlawanan. Bukan sekadar panggung, tapi altar pengakuan.

Rachman Sabur adalah sutradara kawakan pendiri Teater Payung Hitam yang sejak 1982 konsisten menggali bahasa tubuh, napas, dan simbol sebagai bahasa teater perlawanan. Lahir di Bandung, 12 September 1957, Rachman dikenal lewat karya-karya eksperimental seperti Kaspar dan Merah Bolong Putih Doblong Hitam, serta kiprahnya di panggung internasional.

Baca Juga  Ingin Mendapatkan Dana Indonesiana bagi Pengembangan Budaya? Berikut Ini Persyaratannya

Setelah pensiun dari ISBI Bandung, Rachman tetap aktif berkarya. Dalam perayaan 43 tahun Payung Hitam, ia menulis dan menyutradarai Monolog “Wawancara dengan Mulyono”, sebuah satire absurd tentang identitas dan kuasa. Kini, ia menggarap Monolog “Kesaksian Nyai Apun Gencay”, menafsirkan menjadi ruang tubuh dan sejarah perempuan dalam bayang kolonialisme.

Mengundang Apresiasi

Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Ir. Hj. Metty Triantika, MT, yang hadir malam itu menyampaikan apresiasinya, bahwa pementasan ini bukan sekadar hiburan. “Pementasan monolog Kesaksian Nyai Apun Gencay bukan hanya membangkitkan kembali jejak sejarah Cianjur, tapi juga menyentuh ruang-ruang batin yang lama terabaikan,” ujarnya.

“Kami di DPRD Kabupaten Cianjur menyambut hangat inisiatif ini sebagai langkah penting dalam merawat ingatan, sekaligus menyuarakan kembali peran perempuan dalam arus besar perubahan sosial dan budaya.” sebut Metty.

Menurutnya, Apun Gencay adalah lambang keteguhan, cinta, dan keberanian yang melintasi zaman. “Melalui panggung ini, kita diajak merenungi bahwa sejarah tak hanya ditulis oleh mereka yang berkuasa, tetapi juga oleh perempuan yang berani mencintai dan bertahan,” ungkapnya.

“Semoga karya ini menjadi cahaya bagi generasi muda, terutama para perempuan, untuk terus melangkah dengan kesadaran akan akar dan martabatnya.” harap politisi perempuan dari Partai Golkar itu.

Tak ketinggalan, sebelumnya apresiasi juga datang dari Bupati Cianjur, dr. Mohammad Wahyu Ferdian, dalam pernyataan tertulis resminya. “Monolog ini bukan sekadar seni—ia adalah ajakan reflektif dan revolusioner. Sebuah panggung kecil yang menyuarakan kebesaran jiwa, keberanian mencintai, dan kekuatan bertahan,” ujar Wahyu.

Kehadiran karya seperti ini, kata dia, menegaskan bahwa generasi muda bukan hanya pewaris budaya, tetapi juga pelanjut narasi. Narasi yang tak hanya soal masa lalu, tapi juga keberanian menyuarakan kisah yang tertimbun.

Baca Juga  Disperkim Cianjur Beri Solusi untuk Rumah Warga yang Terdampak Bencana Hidrometeorologi

Terpisah penulis novel Cinta, Kopi, dan Kekuasaan: Kesaksian Nyai Apun Gencay, Saep Lukman, tak dapat menyembunyikan rasa haru dan bangganya.
“Saya sangat tersentuh,” ucapnya.

“Lebih dari 144 halaman novel ini berhasil dijelmakan dalam satu tubuh, satu suara, dan satu malam. Terima kasih kepada Babeh Rachman Sabur, Teh Wida Waridah, Wina Rezky Agustina, Rizki Ferry Ramdani dan Maudi Buana Putra serta Dean Angga Pramudja, Anfa Alifani Utami serta seluruh pihak yang terlibat. Ini lebih dari pertunjukan semoga menjadi ruang bagi ekspresi dan diskursus sejarah,” katanya.

Monolog Kesaksian Nyai Apun Gencay itu kemudian ditutup dengan gegap gempita penampilan Bentang Herang, sebuah pertunjukan tari karya koreografer muda Anfa Alifanny Utami,. Tarian ini menjadi elegi dan afirmasi, menyapu malam dengan gestur tenang namun penuh daya—mengikat narasi Apun Gencay dalam gerak tari tradisi dan kontemporer yang jernih dan menggetarkan.

Pementasan Monolog Apun Gencay merupakan bagian dari program budaya CIANJUR 1834, yang digagas oleh Yayasan Kebudayaan Lokatmala Indonesia (Lokatmala Foundation). Sebuah gerakan yang mereka sebut sebagai upaya “membumikan kembali sejarah lokal”—agar kisah-kisah seperti Apun Gencay tak hanya hidup dalam arsip, tetapi juga dalam benak publik masa kini.

Malam itu, penonton tidak hanya sekadar diajak menyimak pertunjukan berkualitas. Pertunjukan ini juga dengan berani turut menuliskan ulang sejarah. Dan seperti rintik hujan yang jatuh perlahan ke tanah, suara Apun Gencay kembali menyuburkan kesadaran, bahwa sejarah bukan hanya milik para pemenang semata, tetapi juga milik para perempuan yang berani mencintai, mengabdi, dan bertahan.***

Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com

Tags: CianjurKesaksian Nyai Apun GencayMonologPementasan MonologSaep LukmanSejarah Cianjur
ShareSendShareSharePinTweet
ADVERTISEMENT
Post Sebelumnya

Otorita IKN dan IDN Global akan Gelar Kongres Diaspora Indonesia ke-8 di IKN

Post Selanjutnya

Kebut Izin Pertambangan Rakyat Solusi Genjot Penerimaan Negara

RelatedPosts

Puisi "Aku" karya Chairil Anwar kini menghiasi stasiun kereta bawah tanah di Seoul, Korea Selatan

Bikin Bangga, Puisi “Aku” Karya Chairil Anwar Dipampang di Stasiun Kereta Bawah Tanah Seoul Korea Selatan

9 Maret 2025
Diskusi publik “Ngopi Senja” dengan tema “Kebudayaan Jakarta: Dari Kampung ke Ibukota – Menelusuri Akar, Merajut Masa Depan” di Perpustakaan HB Jassin, Taman Ismail Marzuki. (Kabariku/Bembeng)

Diskusi Publik “Ngopi Senja” Membahas Jakarta: Menelusuri Akar, Merajut Masa Depan

22 Februari 2025

Rencana Lanjutkan Riset Gunung Padang, Ini Tanggapan Penggiat Alam dan Seni Budaya

11 Januari 2025

Pemkab Garut Apresiasi Resital Team Angklung Sangpendidik Kabupaten Garut

31 Desember 2024

700 Peserta Ramaikan Pasanggiri Pencak Silat Sinar Pusaka Putra di Garut

18 Oktober 2024

Menyongsong Kementerian Kebudayaan, ABRA Kawal Janji Politik Pemerintahan Terpilih Prabowo – Gibran

16 September 2024
Post Selanjutnya
Haidar Alwi

Kebut Izin Pertambangan Rakyat Solusi Genjot Penerimaan Negara

Ketua Umum Pergerakan Pemuda Sumatera Selatan (Pemuda Sriwijaya), Yayan Efendi Septiadi bersama Wakil Ketua DPR RI, Prof. Dr. Ir. H. Sufmi Dasco Ahmad, SH., MH.

Pemuda Sumsel Apresiasi Prof. Dasco: Sigap Tanggapi Masalah Daerah, dari Banjir hingga Kantor Bupati

Discussion about this post

KabarTerbaru

Warga Punclut Siap Dirikan Koperasi untuk Perkuat Perjuangan Reforma Agraria

18 Mei 2025
Rekrutmen Anggota Dewan Energi Nasional

Kementerian ESDM Buka Rekrutmen Anggota Dewan Energi Nasional, Simak Persyaratannya…

18 Mei 2025
Anggota MPR RI Didik Haryadi (kedua dari kiri) menggelar Seminar Kebangsaan dan Sosialisasi 4 Pilar Berbangsa dan Bernegara di SMA Negeri 3 Boyolali, Minggu, 18 Mei 2025.

Anggota MPR Didik Haryadi Gelar Seminar Kebangsaan: Ingatkan Generasi Muda Bahaya Pinjol

18 Mei 2025
Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka/Kemenpora

Dipermasalahkan AS, QRIS Malah Bertaring di Kancah Global, Siap Digunakan di Jepang dan Korea Selatan

18 Mei 2025
Dewan Kesenian Cianjur

Dewan Kesenian Cianjur Dukung Pelestarian Budaya Maenpo pada Giat Sunda Camp 2025

18 Mei 2025

Belasan Pesilat dari Eropa Ikuti Sunda Camp Semiloka dan Workshop Maenpo Cianjur

18 Mei 2025
Sekretaris Jenderal DPP PROJO, Handoko

PROJO: Stop Framing Jahat terhadap Budi Arie dalam Kasus Judi Online

18 Mei 2025
Presiden Prabowo Subianto meresmikan produksi perdana Lapangan Minyak Forel dan Terubuk yang berlokasi di Kepulauan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, pada Jumat, 16 Mei 2025

Presiden Prabowo Resmikan Produksi Minyak Forel dan Terubuk, Dukung Swasembada Energi Nasional

18 Mei 2025
CREATOR: gd-jpeg v1.0 (using IJG JPEG v62), default quality

500 Ribu Ojol Gelar Aksi 20 Mei: Matikan Aplikasi dan Berunjuk Rasa, Jakarta Siap-siap Macet Total

17 Mei 2025

Kabar Terpopuler

  • Wakil Bupati Garut Putri Karlina menuju pelantikan didampingi Maula Akbar, anggota DPRD Provinsi Jabar yang juga putra sulung Gubernur Jabar Dedi Mulyadi/ Dok. Putri Karlina

    Romansa di Panggung Politik: Jejak Cinta Wabup Garut Putri Karlina dan Maula Akbar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengungkap Sosok Rizal Fadillah, Wakil Ketua TPUA Asal Bandung yang Menggeruduk UGM dan Rumah Jokowi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kejaksaan Agung Dalami Keterangan 8 Saksi Kasus Korupsi Minyak Mentah Pertamina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belasan Pesilat dari Eropa Ikuti Sunda Camp Semiloka dan Workshop Maenpo Cianjur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bu Guru Salsa yang Viral karena Video Syur, Kini Bahagia Dinikahi Duda PNS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KPK Periksa Lima Saksi Dugaan Korupsi Kredit LPEI, Termasuk Mantan Direktur dan Staf Keuangan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Golkar Tanggapi Sindiran Megawati soal Ijazah Jokowi: Tunggu Saja proses Hukum…

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Aposter Antikorupsi KPK
Kabariku

Kabariku adalah media online yang menyajikan berita-berita dan informasi yang beragam serta mendalam. Kabariku hadir memberi manfaat lebih

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2024 Kabariku - partner by Sorot Merah Putih.

Tidak ada hasil
View All Result
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
    • Kabinet
    • Pemerintahan
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra

© 2024 Kabariku - partner by Sorot Merah Putih.