KABARIKU – Budayawan Betawi Ridwan Saidi akhirnya meminta maaf terkait ucapannya di channel youtube Macan Idealis soal Ciamis, galuh dan prasasti.
Mengutip Kompas TV, Jumat (14/2/2020), Babe Ridwan menyatakan, ia hanya berusaha merekonstruksi sejarah, bukan mencari sensasi sejarah. Ia pun meminta maaf karena telah mengutip kamus Armenia dari abad sembilan untuk menjelaskan arti kata galuh.
“Kalau misalnya yang saya katakan tidak berkenan terutama dalam konteks ini masyarakat Ciamis tidak berkenan dengan kerajaan Galuh saya minta maaf yang sebesar-besarnya saya tidak mencari sensasi sejarah saya merekonstruksi sejarah,” katanya.
Ridwan Saidi pun menyatakan sudah berkomunikasi dengan sejumlah budayawan Ciamis dan siap bertemu untuk meluruskan kesalahpahaman ini.
“Saya akan datang, tergantung diundangnya kapan,” jelasnya.
Berpenampilan nyentrik seadanya dengan rambut gondrong putih dan berkopiah, sosok Ridwan Saidi kerap menjadi bintang di Indonesia Lawyer Club (ILC) TVOne. Terkadang kata-katanya pedas, terkadang pula halus bijak berperi.
Sebelum kegaduhan ini terjadi, sebenarnya banyak warga Ciamis yang menyukai si Babe. Selain penampilannya sederhana, dalam umurnya yang sudah sangat senior ternyata si Babe juga tetap tampil energik. Tak heran jika banyak juga yang bertanya, apa sih resep sehat ala Babe Ridwan.
Ridwan Saidi memang sosok cukup hebat. Pergaulannya bukan cuma tataran nasional, tapi juga dunia. Tahun 1993, ia menjadi peserta Muktamar Rakyat Islam se-Dunia di Irak. Setahun kemudian, penulis puluhan buku ini juga menjadi peserta Babylonian Cultural Festival, masih di Irak.
Lahir di Jakarta 2 Juli 1942, Ridwan Saidi sejatinya dulu adalah politisi PPP. Dua periode Ridwan Saidi menjadi anggota DPR RI, yakni 1977-1982 dan 1982- 1987. Pada periode itu, Babe Ridwan Saidi dikenal pula sebagai penulis yang produktif. Tulisan-tulisannya tersebar di Tempo, Kompas dan media lainnya.
Ridwan Saidi sempat kuliah di Unpad, namun tak tamat. Ia kemudian ikut testing ke Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia. Dan lulus.
Ia pun aktif di berbagai organisasi, di antaranya Kepala Staf Batalion Soeprapto Resimen Mahasiswa Arief Rahman Hakim, 1966. Sekretaris Jendral Persatuan Mahasiswa Islam Asia Tenggara, 1973-1975. Ketua Umum PB HMI, 1974-1976.
Tahun 2013, ia mendirikan Yayasan Renaissance yang bergerak dalam bidang pelestarian budaya dan penerbitan. (Ref)